Soko Kreatif

Pemerintah Luncurkan Merek Kolektif Provinsi Bali unBALIvable

Merek kolektif unBALIvable adalah hasil dari Project Penguatan Kekayaan Intelektual atau IP Branding Project yang diinisiasi oleh Kemenparekraf/Baparekraf bersama Kemenkumham, Pemerintah Provinsi Bali, dan World Intellectual Property Organization (WIPO).

 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
20 April 2024
Sejumlah merek kolektif yang tergabung  unBALIvable meliputi UMKM lokal Bali di bidang spa dan kerajinan tangan. (Dok. Kemenparekraf)

GUNA meningkatkan daya saing, kualitas, dan keberlanjutan produk serta jasa pariwisata dan ekonomi kreatif Bali, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) meluncurkan unBALIvable sebagai merek kolektif Provinsi Bali.

 

Peluncuran dilakukan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, Jumat (19/4).

 

Merek kolektif unBALIvable adalah hasil dari Project Penguatan Kekayaan Intelektual atau IP Branding Project yang diinisiasi oleh Kemenparekraf/Baparekraf bersama Kemenkumham, Pemerintah Provinsi Bali, dan World Intellectual Property Organization (WIPO).

 

Baca juga: Event ASITA Run 2024 Diharapkan Target 1,25 Miliar Pergerakan Wisatawan Tercapai

 

"Karena Bali ini merupakan destinasi nomor satu dari pariwisata Indonesia, maka kita harus lengkapi dengan produk-produk spa dan juga kerajinan di Bali yang unBALIvable," katanya dalam sambutannya pada acara penutupan (closing ceremony) IP Branding Project Bali, di Ballroom Pulmeria Padma Legian Bali,” seperti dikutip kemenparekraf.go.id, Sabtu (20/4). 

 

Adapun sejumlah merek kolektif yang tergabung meliputi UMKM lokal Bali di bidang spa dan kerajinan tangan di antaranya Organic Spa, Calm Spa, Roepa Jewellry, The Bless Shop, Bali Spa & Wellness, Maheswari Bali, Sekar Bali Jewelry, Wenten Art, Fresh Spa, MK Ceramic, Krisna Silver, EthneeQ, Woodsantara, LookASwarna, dan Machastore.

 

Pelaku UMKM tersebut telah memperoleh serangkaian training dan mentoring dari para ahli mengenai legalitas, manajemen kekayaan intelektual, branding, dan desain melalui pilot project penguatan kekayaan intelektual (IP) yang telah berlangsung selama 11 bulan. 

 

Baca juga: Sadhguru: Bali Membawa Ketenangan dan Semangat untuk Pemulihan Jasmani-Rohani

 

Kemudian sukses mengantarkan 13 peserta mendaftarkan merek usaha dan 2 bisnis yang mendombrak akses ke pasar internasional. Ada pula 3 perusahaan yang rencananya mendaftarkan desain industri karena memiliki keunikan dan 3 pelaku usaha yang mendaftarkan merek dagangnya melalui sistem Madrid.

 

"Hasil project itu kita serahkan kepada Pemprov Bali. Kita harapkan langsung berdampak terhadap nilai ekspor dan juga kualitas dari produk-produk para pelaku UMKM. Tentunya seiring dengan pulihnya ekonomi Bali maka hal ini akan membuka peluang usaha dan lapangan pekerjaan yang luas," imbuh Sandiaga.

 

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, menyampaikan, komitmennya untuk terus berupaya menguatkan kelembagaan mengenai kekayaan intelektual sebagai tindak lanjut agar program ini dapat berkelanjutan. Karena sangat bermanfaat bagi pengembangan produk pariwisata dan ekonomi kreatif di Provinsi Bali.

 

"Karena kita tahu dengan pendaftaran kekayaan intelektual kita bisa mendapatkan added value dari produk-produk kita. Karena ini bermanfaat, mari kita lanjutkan," katanya.

 

Hadir mendampingi Menparekraf, Deputi Bidang Ekonomi Digital Dan Produk Kreatif Neil El Himam; Direktur Aplikasi, Permainan, Televisi, dan Radio Iman Santosa; Direktur Pengembangan SDM Ekraf Fahmy Akmal; Plh. Sekretaris Deputi Bidang Ekonomi Digital Dan Produk Kreatif Saulina Marbun.

 

Turut hadir pula Director of Program Performance & Budget Division, WIPO Maya Catharina Bancher; Direktur Kerja Sama dan Edukasi Kemenkumham Yasmon; dan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjokorda Bagus Pemayun. (SG-1)