MEMASUKI hari kedua pameran Inacraft ke-25 di Jakarta International Convention Center (JIIC) Senayan, Jakarta, mulai pukul 10.00 hingga 21.00 WIB, Kamis (6/2), pengunjung boleh berpartisipasi dalam cara Mbatik Anniversary 25’th Inacraft di foyer Main Lobby.
Setiap pengunjung boleh menorehkan warna alam pada kain yang sudah dibatik sepanjang 25 meter dengan malam (lilin) panas atau menggambarkan motif perjalanan 25 tahun Inacraft.
“Inacraft ingin menjadikan momentum spesial ini secara khusus memperingati 25 tahun perjalanannya dalam mendukung industri kerajinan Indonesia dengan menyoroti pentingnya inovasi berkelanjutan serta kolaborasi lintas komunitas untuk mendukung perkembangan dunia kerajinan dan budaya,” ujar Direktur Mediatama Event Umi Noor Wijiati.
Baca juga: Resmi dibuka, Inacraft ke-25 Targetkan Penjualan Rp100 Miliar
Menurutnya, pihaknya ingin Inacraft bukan hanya sebuah pameran, tetapi juga sebagai sarana edukasi dan sosialisasi sehingga semua yang terlibat baik peserta maupun pengunjung mendapatkan nilai manfaat lebih.
Sebelumnya pada pembukaan Rabu (5/2) sejumlah menteri dan pejabat pemerintah daerah yang hadir sudah menorehkan motif pada kain tersebut.
Selain itu, pada pukul 12.30-13.00, pengunjung juga bisa menikmati pertunjukan budaya yang dipersembahkan stan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta berupa tarian Tari Hanuraga dan Tari Parang
Baca juga: Inacraft 2025 Digelar 5-9 Februari, Usung Konsep 'Sustainability and Collaboration'
Kemudian pada petang harinya pukul 15.00-15.30, ditampilkan dua tarian lagi yakni tarian Klana Topeng dan Tari Golong Giling. Kemudian dilanjutkan dengan demo membatik di stan pura Pakualaman, DI Yogyakarta.
Sementara untuk para usahawan UMKM peserta pameran yang sudah mendaftar bisa mengikuti acara Inacraft forum maupun business matching.
Demo membatik menggunakan malam dari sawit di depan stan Batik Laweyan. (Dok. Sokoguru/Rosmery)
10 zoning area
Untuk meningkatkan kenyamanan berbelanja serta memudahkan pengunjung, lanjut Umi Noor, Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) melakukan kurasi peserta pameran melalui pembagian zona berdasarkan jenis produk (zoning product).
Baca juga: Diluncurkan, Malam Batik Berkelanjutan Berbasis Sawit Pengganti Lilin Minyak Bumi
Terdapat 10 zoning area dimulai dari area Main Lobby yang menampilkan ikon Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Inacraft winning products, household & housewares, gift & decorative items, footwear, bags, travel goods, toys & games.
Bila pengunjung datang ke Cendrawasih Hall dan Hall A akan menemukan stan-stan batik, tenun, songket, jewelry, dan aksesoris. Pada Assembly Hall, Plenary Hall, dan Lobby Hall B dipadati oleh berbagai multi produk serta berbagai kerajinan dari Kementerian dan Dinas/BUMN.
Beralih ke Hall B, stan-stan dipenuhi oleh produk fashion, muslim fashion, dan bordir. Pada area Promenade terdapat batik, tenun, songket, dan ecoprint.
Di Lobby Hall A, diisi oleh beberapa produk premium dari peserta individu dan fasilitas dari para sponsor serta official partner yang telah bekerjasama.
Selanjutnya terdapat area F&B yaitu Talam (Kuliner Nusantara) yang berada di area Mezzanine dan Hall B, zona ini menyuguhkan aneka makanan dan minuman cita rasa khas Indonesia yang bisa dinikmati oleh pengunjung.
Tari Kelana Topeng. (Dok. Sokoguru/Puji)
“Inacraft juga mendapatkan dukungan dan peran serta internasional dari World Craft Council (WCC) dan ASEAN Handicraft Promotion & Development Association (AHPADA) pada International Pavilion di Assembly Hall,” imbuhnya. (Ros/SG-1)