Humaniora

Sembilan Peneliti BRIN Masuk Daftar Ilmuwan Top Dunia, DPR Beri Apresiasi

Pencapaian ini diakui oleh banyak pihak, termasuk DPR RI, sebagai bukti bahwa penelitian Indonesia mulai mendapat pengakuan di panggung global.

By Kang Deri  | Sokoguru.Id
28 September 2024
Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Kadir Karding. (Ist/DPR RI)

PRESTASI membanggakan datang dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), di mana sembilan peneliti Indonesia berhasil masuk dalam daftar Top 2% Ilmuwan Dunia versi Stanford University. 

 

Pencapaian ini diakui oleh banyak pihak, termasuk DPR RI, sebagai bukti bahwa penelitian Indonesia mulai mendapat pengakuan di panggung global.

 

Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Kadir Karding menyatakan apresiasinya atas prestasi ini. 

 

Baca juga: Rangkul BRIN, BPJPH Gelar Survei Kepuasan Layanan Sertifikasi Halal 2024

 

"Capaian ini menunjukkan bahwa riset para ilmuwan BRIN memiliki dampak besar dan diakui secara global. Ini merupakan pencapaian luar biasa bagi Indonesia," ujar Karding dalam keterangan persnya, Kamis (26/9).

 

Lebih lanjut, Karding berharap prestasi ini bisa menjadi motivasi bagi para peneliti lainnya di Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas penelitian. 

 

"Keberhasilan ini mencerminkan ekosistem riset yang baik di BRIN, dan kita harus terus mendorong inovasi agar semakin banyak ilmuwan Indonesia yang mencapai prestasi serupa," katanya.

 

Daftar World Ranking Scientist yang dirilis oleh Stanford University dan dipublikasikan oleh Elsevier pada 16 September 2024 ini disusun berdasarkan sistem metrik berbasis dampak ilmiah, meliputi jumlah publikasi, sitasi, dan pengaruh jangka panjang dari karya-karya ilmiah. 

 

Dari 150 ilmuwan Indonesia yang masuk, sembilan di antaranya adalah peneliti BRIN yang diakui dalam bidang seperti Geokimia, Biologi Laut, Kecerdasan Buatan, dan Kedokteran.

 

Baca juga: BRIN Hadirkan Buku Tentang UMKM Memasuki Era Digital dan Menuju Digitalisasi

 

Karding juga menekankan bahwa prestasi ini harus dibarengi dengan peningkatan fasilitas dan dukungan bagi peneliti di Indonesia. 

 

"SDM Indonesia jelas mampu bersaing di kancah internasional. Pemerintah perlu mendukung ini dengan peningkatan fasilitas riset dan alokasi dana yang lebih besar," jelasnya.

 

Karding menyoroti pentingnya pengembangan di bidang riset teknologi baru seperti Kecerdasan Buatan (AI), Internet of Things (IoT), serta teknologi hijau. 

 

Ia juga menekankan perlunya perhatian lebih pada riset kesehatan, khususnya dalam menghadapi tantangan global seperti penyakit menular dan penyakit kronis. 

 

Baca juga: Peringati Hari Maritim Nasional, BRIN- Monash University Gelar Forum Jalur Rempah

 

"Penelitian di bidang kesehatan bisa sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengatasi tantangan kesehatan dunia," tambahnya.

 

Ia juga mengingatkan bahwa inovasi di bidang riset adalah kunci untuk kemajuan masyarakat Indonesia. 

 

"Riset yang fokus pada keberlanjutan, konservasi, dan teknologi ramah lingkungan sangat dibutuhkan untuk menjaga alam dan mendukung pembangunan berkelanjutan," tuturnya.

 

Dengan meningkatnya dukungan terhadap riset, Karding berharap pemerintah bisa membuka peluang kolaborasi dengan institusi internasional. 

 

Ini akan membantu ilmuwan Indonesia mendapatkan akses ke sumber daya dan teknologi global, sehingga hasil riset mereka bisa semakin berdampak.

 

Untuk itu, Karding mendorong pemerintah untuk menyederhanakan birokrasi dalam pengajuan dana riset. 

 

"Kami mendesak pemerintah untuk meningkatkan anggaran riset agar kita bisa bersaing dengan negara maju dan mendorong ilmuwan kita menghasilkan penelitian berkualitas," pungkasnya.

 

Sembilan ilmuwan BRIN yang masuk daftar Top 2% Ilmuwan Dunia adalah:

 

1. Prof. Dr. Danny Hilman Natawidjaja** - Riset Kebencanaan.

 

2. Dr. Ratih Pangestuti - Teknologi dan Proses Pangan.

  

3. Prof. Muhammad Reza Cordova - Oseanografi.

  

4. Dr. rer. nat. Andri Frediansyah - Teknologi dan Proses Pangan.

  

5. Prof. Ahmad Najib Burhani - Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora.

 

6. Rezzy Eko Caraka, S.SI., M.Sc(RE)., Ph.D - Sains Data dan Informasi.  

 

7. dr. Zulvikar Syambani Ulhak, Ph.D. - Kedokteran Preklinis dan Klinis.

  

8. Muhammad Adly Rahandi Lubis, S.Hut., Ph.D. - Biomassa dan Bioproduk.

  

9. Dr. Agung Dwi Laksono - Kesehatan Masyarakat  

 

Dengan semakin banyaknya peneliti Indonesia yang diakui dunia, masa depan riset di Tanah Air tampaknya semakin cerah. (SG-2)