Humaniora

Pers Berperan Penting Sosialisasikan Program Ketahanan Pangan Sekaligus Mengkritisi

Keputusan Kongres PWI Pertama di Solo, wartawan berkewajiban menjaga kedaulatan bangsa. Ketahanan Pangan menjadi program andalan Presiden Prabowo. Ini tugas historis PWI harus cawe-cawe dalam kepentingan bangsa.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
08 Februari 2025
Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun (Dok. PWI)

SETIAP tahun pada 9 Februari diperingati Hari Pers Nasional (HPN). Tahun ini HPN dirayakan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan mengusung tema Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa. 

 

Tema HPN 2025 itu mau menegaskan peran strategis pers dalam mendukung ketahanan pangan sebagai aspek fundamental bagi kemandirian dan kesejahteraan nasional.

 

Dalam menyambut HPN 2025, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menyelenggarakan Seminar Nasional Pers Mendorong Terwujudnya Ketahanan Pangan Nusantara dengan tema  Kalsel Gerbang Logistik Kalimantan, Jumat (7/2). 

 

Dalam sambutannya, Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun menekankan peran penting pers dalam menyosialisasikan program pemerintah tentang ketahanan pangan. Alasannya, publik belum seluruhnya memahami apa sebenarnya ketahanan pangan. 

 

"Tugas pers membantu menginfokan dan mengedukasi program ini. Apa dan bagaimana ketahanan pangan ini berjalan dengan baik," ujarnya. 

 

Namun, sambungnya, peran pers juga bisa mengkritisi program ketahanan pangan.

 

Peran strategis pers dalam menyampaikan informasi, mengedukasi masyarakat dan melakukan kontrol sosial, mengkritisi untuk mewujudkan program ketahanan pangan nasional.

 

Apalagi, tambahnya, program ketahanan pangan di era pemerintahan Prabowo-Gibran merupakan program baru yang masih kontroversi di tengah masyarakat. Publik, misalnya masih menyoroti peran tentara dalam program tersebut.

 

Oleh karena itu, PWI berpendapat hendaknya Presiden Prabowo dan semua pemangku kepentingan memanfaatkan ‘panggung’ yang disediakan HPN 2025 untuk menyampaikan program ketahanan pangan secara tuntas kepada insan pers.

 

Menurut Hendry, program ini meliputi banyak aspek, mulai penyiapan lahan, benih, pupuk hingga isu yang terkait dengan lingkungan dan perbaikan.

 

"Ketahanan pangan tak hanya menyangkut Kementerian Pertanian. Bukan hanya tugas pemerintah pusat. Di sinilah peran pers dibutuhkan, memainkan fungsinya secara aktif,"tambahnya.

 

Diharapkan dengan sosialisasi yang baik, publik dapat memahami, menggerakkan masyarakat termasuk pers menyukseskan program tersebut.

 

 

Selain itu, Pers menurutnya, tempat forum dialog bersama pemerintah dan para pemangku kepentingan yang terlibat dalam program ini, termasuk kalangan akademisi dari kampus. 

 

Kampus merupakan gudang pusat penelitian yang harus mendapat dukungan untuk publikasi. PWI Pusat melakukan kerja sama dengan beberapa kampus di Jakarta untuk memberikan semangat. 

 

"Dengan kolaborasi dan menggalang kekuatan bersama untuk mewujudkan program ketahanan pangan yang baik, maka Indonesia bisa berdikari, berdiri di kaki sendiri," tegas Hendry Ch Bangun. 

 

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Sejarah Hari Pers Nasional

 

Lebih lanjut, ia menarik sejarah ke belakang pada Kongres PWI pertama di Solo tahun 1946 yang menjadi rujukan kenapa pers mengurus ketahanan pangan.

 

“Keputusan Kongres PWI Pertama yakni wartawan berkewajiban menjaga kedaulatan bangsa. Ketahanan Pangan menjadi salah satu program andalan Presiden Prabowo Subianto. Ini tugas historis yang dibebankan para pendahulu bahwa PWI harus cawe-cawe dalam kepentingan bangsa,” tuturnya.

 

Seminar Nasional Ketahanan Pangan Nusantara ini menghadirkan narasumber dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, diwakilkan Direktur Serealia, Abdul Roni Angkat. 

 

Baca juga: Peringati HPN 2024, Menteri Siti dan Wartawan Tanam Mangrove di Angke, Jakarta Utara

 

Kemudian Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan, Imam Subarkah; Kepala Pusat Kajian Ketahanan Pangan Universitas Lambung Mangkurat, H Muhammad Fauzi Makki, dan perwakilan media dari Ketua Dewan Redaksi Duta TV, Fathurahman.

 

Ketum PWI Pusat membuka Seminar Nasional yang diawali dengan penampilan Tari Tradisional Radap Rahayu dari Banjarmasin. 

 

Seminar dihadiri sekitar 300 peserta dari wartawan berbagai daerah seperti Kalsel, Aceh, Sumatera Utara (Sumut),  Kalimantan Timur (Kaltim), Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Utara (Kaltara) yang telah tiba di Banjarmasin,  akademisi, mahasiswa, umum, serta Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI). 

 

Baca juga: Puluhan Wartawan, Mahasiswa, dan Siswa Ikuti Pelatihan Pedoman Pemberitaan Ramah Anak

 

Setelah membuka Seminar Nasional Ketahanan Pangan ini, Ketua Umum PWI Pusat memberikan plakat kepada seluruh narasumber yang telah mendukung rangkaian kegiatan HPN 2025 Banjarmasin, Kalsel. Penyerahan plakat ini didampingi oleh Ketua PWI Kalimantan Selatan Zainal Helmie. 

 

Menurut rencana, Puncak perayaan HPN 2025 akan dihadiri Presiden Prabowo Subianto, Minggu (9/2). (SG-1)