INDONESIA tengah menghadapi tantangan serius dalam dunia kesehatan, dengan apa yang disebut sebagai "Triple Burden Disease" atau tiga beban penyakit.
Kondisi ini meliputi masih tingginya kasus penyakit menular, meningkatnya penyakit tidak menular (non-communicable disease), serta munculnya penyakit baru yang mengancam masyarakat.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap bahwa antara 1 Januari 2017 hingga 2020/2022, jumlah kematian di Indonesia mencapai 8,07 juta kasus.
Baca juga: Pemprov Jabar Gandeng Unpad dalam Menangani Masalah Sampah, Stunting, dan Kemiskinan
Dari jumlah tersebut, 7,03 juta kasus disebabkan oleh penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, dan diabetes.
Menurut dr. Gamal Albinsaid, Anggota DPR RI, penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan data WHO, stroke mencatatkan angka kematian sebesar 131,8 per 100 ribu penduduk, diikuti oleh penyakit jantung iskemik (95,68) dan diabetes (40,78).
"Di tahun 2023, BPJS Kesehatan mencatat jantung sebagai penyakit dengan biaya tertinggi, mencapai Rp10,28 triliun, disusul oleh kanker dengan Rp3,54 triliun, dan stroke dengan Rp2,55 triliun," ujar dr. Gamal dari Fraksi PKS.
Selain itu, stunting—gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis—juga menjadi perhatian utama. Berdasarkan data SKI 2023, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,5 persen, dengan target penurunan menjadi 14 persen pada 2024.
Baca juga: Bandung Siap Lakukan Survei Gizi, Fokus Percepat Penurunan Stunting
Namun, pencapaian ini masih menghadapi tantangan, terutama dengan lebih dari 11,8 juta keluarga berisiko stunting menurut BKKBN.
Angka Penurunan Stunting Berjalan Lambat
Meski anggaran untuk penanganan stunting mencapai Rp30 triliun pada 2023, penurunan prevalensi stunting masih lambat.
"Di tahun 2021, angka stunting turun 1,7 persen, dan hanya turun 0,1 persen pada 2023," jelas dr. Gamal.
Indonesia, Peringkat Lima Dunia Kasus Diabetes
Tak hanya malnutrisi, overnutrisi juga menjadi perhatian. Indonesia kini berada di peringkat kelima dunia untuk kasus diabetes terbanyak, dengan 19,5 juta orang terkena diabetes pada 2021.
Kasus diabetes di Indonesia meningkat drastis sebesar 166,94 persen dalam 10 tahun terakhir dan diperkirakan akan mencapai 28,6 juta kasus pada 2045.
Baca juga: Kasus Diabetes Anak Naik 70 Persen, DPR Minta Pemerintah Segera Ambil Tindakan
Masalah kesehatan ini menggambarkan tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam upaya menciptakan masyarakat yang lebih sehat.
Dengan meningkatnya angka penyakit tidak menular dan masalah stunting yang masih menghantui, diperlukan tindakan lebih lanjut untuk menurunkan risiko penyakit dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. (SG-2)