Humaniora

Bandung Siap Lakukan Survei Gizi, Fokus Percepat Penurunan Stunting

Sarah Istinajia, salah satu Enumerator SSGI Kota Bandung, mengungkapkan survei juga mencakup faktor penting lainnya seperti sanitasi, pemberian ASI eksklusif, hingga penyakit yang menyertai.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
03 Oktober 2024
Pertemuan Pemkot Bandung membahas perceoatan penurunan stuning Kota Bandung yang dilaksanakan di Balai Kota, Bandung, Rabu (2/10). (Ist/Pemkot Bandung)

SELAMA 34 hari ke depan, Kota Bandung akan menjadi lokasi utama pelaksanaan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK). 

 

Survei ini bertujuan memberikan gambaran menyeluruh terkait status gizi balita di Bandung, termasuk angka stunting, wasting, underweight, dan overweight, serta faktor-faktor yang memengaruhinya.

 

SSGI ini melibatkan 10 Enumerator yang sudah terlatih dan bertugas langsung mengukur kondisi gizi bayi, balita, hingga ibu hamil. 

 

Baca juga: Festival Iconic 2024 Hadirkan Inovasi Pengolahan Sampah dan Penurunan Stunting di Bandung

 

Sarah Istinajia, salah satu Enumerator SSGI Kota Bandung, mengungkapkan survei juga mencakup faktor penting lainnya seperti sanitasi, pemberian ASI eksklusif, hingga penyakit yang menyertai.

 

 

"Data SSGI ini sangat dibutuhkan untuk mengevaluasi sejauh mana keberhasilan upaya penurunan stunting yang sudah dilakukan secara kolaboratif," ujar Sarah.

 

Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara, menyambut baik survei ini dan menekankan pentingnya data yang valid sebagai landasan untuk rencana aksi ke depan. 

 

"Diperlukan data yang akurat agar upaya penurunan stunting bisa tepat sasaran. Harapannya, tim SSGI bisa memberikan yang terbaik untuk Kota Bandung," katanya saat menghadiri kegiatan di Balai Kota, Bandung, Rabu (2/10).

 

Koswara juga meminta tim survei untuk memberikan rekomendasi mengenai bidang-bidang yang perlu diperbaiki, khususnya dalam upaya penurunan stunting. 

 

Baca juga: Pemerintah Kota Bandung Gelar Pelatihan Teknis Penurunan Stunting

 

"Selain data penurunan angka, rekomendasi sangat penting agar kita tahu di mana saja harus meningkatkan intervensi, seperti dalam pemberian obat agar tepat sasaran," tambahnya.

 

Di sisi lain, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Asep Saeful Gufron, menegaskan dukungannya terhadap pelaksanaan survei di Bandung. 

 

"Kami siap mendukung optimalisasi survei ini dengan melibatkan posyandu dan kewilayahan, terutama untuk pemetaan pengurangan stunting," jelasnya.

 

Menurut Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari, hasil survei sebelumnya menunjukkan adanya penurunan prevalensi stunting yang signifikan. Dari 28,12% pada 2019, turun menjadi 16,3% pada 2023. 

 

Baca juga: Peringati Harganas, Pemkot Bandung Luncurkan Gerakan Zero New Stunting

 

"Target kami di tahun 2024 adalah menurunkan prevalensi stunting hingga 14%, sesuai dengan Survei Kesehatan Indonesia (SKI)," ungkap Kenny.

 

Pelaksanaan survei SSGI 2024 di Kota Bandung akan berlangsung pada Oktober hingga November, mencakup 82 blok sensus di 81 kelurahan, dengan setiap blok sensus terdiri dari 5 hingga 10 rumah tangga. 

 

Data yang diperoleh diharapkan dapat menjadi dasar penting bagi kebijakan kesehatan di Kota Bandung. (SG-2)