DALAM rangka memperingati Hari Penanaman Pohon di Indonesia, Bio Farma bersama Komunitas Pecinta Alam Yayasan Wanadri, Kelompok Masyarakat Pesisir, dan karyawan Bio Farma mengadakan kegiatan penanaman pohon mangrove di Pantai Pondok Bali, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Acara ini melibatkan 100 karyawan Bio Farma yang terlibat aktif dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan, yang bertujuan mendukung pelestarian lingkungan dan ekosistem pesisir.
Bio Farma menyediakan 3.500 bibit mangrove jenis Rhizopora mucronata atau bakau kurap untuk ditanam di kawasan pesisir.
Baca juga: Gubernur Jatim Khofifah Apresiasi Inovasi Hilirisasi Petani Mangrove di Daerahnya
VP TJSL, EHS, Aset, dan Umum Bio Farma, Tjut Vina Irviyanti, menyatakan komitmen perusahaan dalam menjaga keseimbangan lingkungan demi keberlanjutan masyarakat pesisir.
“Melalui berbagai inisiatif hijau dan program konservasi, Bio Farma berkomitmen menjaga keberlanjutan lingkungan pesisir dan mendukung mitigasi perubahan iklim serta konservasi biodiversitas,” jelas Tjut Vina.
Baca juga: Pemkot Surabaya dan NGO Bersinergi Jaga Kelestarian Mangrove
Sekretaris Camat Legonkulon, Agus Sunjaya, menyampaikan apresiasinya terhadap program Bio Farma yang telah memberikan dampak positif bagi masyarakat di Desa Mayangan.
Agus berharap inisiatif seperti ini dapat terus berjalan dan memberikan manfaat bagi warga sekitar serta lingkungan mereka.
Tidak hanya menanam mangrove, Bio Farma juga menginisiasi pembangunan infrastruktur seperti jembatan dan mesin desalinasi untuk penyulingan air, serta memberikan bantuan pengolahan sampah plastik.
Upaya ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi lingkungan pesisir, sekaligus meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat setempat.
Baca juga: Di Tengah Kenaikan Harga Pangan, Bio Farma Gelar Pasar Sembako Murah di Bogor
Data Dinas Kehutanan Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan luas hutan mangrove di Kabupaten Subang mencapai 7.345 hektare, namun upaya rehabilitasi mangrove rakyat masih sangat minim, hanya 2,5 hektare sepanjang tahun 2013-2017.
Bahkan, penelitian menunjukkan penurunan luas hutan mangrove di Kabupaten Subang dari 62,80% pada tahun 2005 menjadi 20,03% pada tahun 2015 akibat abrasi dan perluasan area tambak.
Mangrove memiliki peran strategis dalam melindungi garis pantai dari abrasi dan mengurangi dampak gelombang air laut, bahkan mampu menghadapi terjangan angin, badai, dan tsunami.
Baca juga: PNM Peduli Tanam Ribuan Pohon Mangrove dan Terumbu Karang di Kalimantan
Selain berfungsi secara ekologis, hutan mangrove juga memiliki manfaat ekonomi bagi masyarakat pesisir, seperti tambak, produksi arang, bahan makanan dan obat, hingga potensi sebagai destinasi wisata.
Inisiatif Bio Farma ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam pelestarian ekosistem pesisir serta membawa dampak positif bagi keseimbangan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di kawasan Pantai Pondok Bali dan sekitarnya. (SG-2)