DALAM upaya menata kota yang semakin bersih dan berkelanjutan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengambil langkah signifikan dengan meresmikan pembangunan Sarana Pengolahan Sampah Mandiri di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, melakukan groundbreaking proyek Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang diharapkan bisa menangani masalah sampah di pasar yang menjadi pusat ekonomi utama di Jakarta tersebut.
Pasar Induk Kramat Jati, sebagai pasar besar yang melayani berbagai kebutuhan pangan, menghasilkan sekitar 100 ton sampah setiap harinya.
Baca juga: Bandung Menuju Kota Bebas Sampah, Pj Wali Kota Koswara Ajak Semua Pihak Bersinergi
Sampah-sampah ini, bila tidak dikelola dengan baik, bisa menjadi sumber permasalahan lingkungan serius.
Menyadari hal ini, Heru menegaskan komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk secara bertahap mengatasi masalah sampah, salah satunya melalui pembangunan TPS 3R ini.
"Melalui TPS 3R ini, sampah-sampah dari Pasar Induk Kramat Jati akan diolah menjadi bahan bakar jumputan padat (BPJP), yang kemudian akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN," jelas Heru dalam sambutannya pada Kamis (10/10).
Heru berharap bahwa proyek ini bukan hanya langkah praktis dalam penanganan sampah, tetapi juga menjadi percontohan bagi pasar-pasar lain di Jakarta.
Meskipun TPS 3R segera rampung, ia tetap mengingatkan para pedagang dan masyarakat di sekitar pasar untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Baca juga: Sekda Jabar Minta Tangani Masalah Tumpukan Sampah di Pasar Induk Caringin, Kota Bandung
Pemberdayaan Masyarakat dan Dampak Ekonomi
Salah satu aspek menarik dari proyek TPS 3R ini adalah pemberdayaan masyarakat sekitar.
Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Agus Himawan Widiyanto, menyatakan bahwa proyek ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.
Masyarakat akan dilibatkan langsung dalam pengoperasian TPS 3R ini, memberikan mereka peluang ekonomi baru sekaligus memajukan budaya pengelolaan sampah yang mandiri.
Selain itu, area pengolahan sampah ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang mendukung komunitas sekitar.
Mushola, posyandu, dan balai warga disediakan sebagai bagian dari upaya untuk menjadikan proyek ini lebih dari sekadar tempat pengolahan sampah.
Proyek ini juga memperhatikan aspek lingkungan dengan pembangunan 25 titik sumber resapan air untuk mencegah genangan serta penghijauan di sekitar bangunan TPS 3R.
Baca juga: Cegah 'Overload' TPPAS Sarimukti, Pemda Jabar Gagas Gerakan Bandung Raya Kurangi Sampah
"Proyek ini diharapkan selesai pada Juli 2025, dengan kapasitas pengolahan sampah mencapai 120 ton per hari," ungkap Agus.
Dengan pasar-pasar di bawah naungan Perumda Pasar Jaya yang menghasilkan sekitar 500 ton sampah setiap harinya, solusi modern seperti TPS 3R ini menjadi sangat penting.
Program ini selaras dengan upaya pemerintah mengurangi beban sampah Jakarta yang mencapai 7.700 ton per hari.
Pasar Induk Kramat Jati: Dari Sampah Menjadi Energi
Inovasi TPS 3R ini membawa harapan baru bagi pengelolaan sampah di Jakarta.
Dengan teknologi yang mampu mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif untuk pembangkit listrik, proyek ini tak hanya mengurangi beban sampah di Jakarta.
Proyek ini juga memberikan solusi energi yang lebih ramah lingkungan.
Ke depan, Pasar Induk Kramat Jati diharapkan tidak hanya dikenal sebagai pusat distribusi pangan, tetapi juga sebagai pasar percontohan dalam pengelolaan sampah yang modern dan berkelanjutan.
Langkah-langkah inovatif seperti ini membawa Jakarta semakin dekat menuju kota yang lebih hijau, bersih, dan teratur.
Baca juga: Pemprov Jabar Gandeng Unpad dalam Menangani Masalah Sampah, Stunting, dan Kemiskinan
Dengan adanya proyek ini, Jakarta menunjukkan komitmennya dalam menghadapi masalah lingkungan dengan solusi yang konkret dan berkelanjutan.
Masyarakat dan pemerintah kini bergandengan tangan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk generasi mendatang. (SG-2)