Ekonomi

Pinduoduo Inc, Raksasa E-Commerce China di Balik Kesuksesan Aplikasi 'Temu'

Pinduoduo didirikan pada tahun 2015 oleh Colin Huang, seorang insinyur perangkat lunak dan pengusaha yang memiliki visi besar untuk mengubah cara orang berbelanja. 

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
06 September 2024
Colin Huang, seorang insinyur perangkat lunak, founder Pinduoduo.Inc yang juga pengembang aplikasi e-commerce "Temu". (Ist/ckgsb.edu.cn) 

PINDUODUO Inc., salah satu perusahaan e-commerce terbesar di China, berada di balik kesuksesan aplikasi belanja populer, Temu

 

Sejak diluncurkan pada September 2022, Temu dengan cepat menjadi salah satu platform belanja daring yang paling banyak diunduh, mendominasi pasar Amerika Serikat (AS) dan kini melebarkan sayapnya ke Indonesia. 

 

Namun, jauh sebelum kehadiran Temu, Pinduoduo sudah dikenal sebagai pemain besar dalam industri e-commerce di China.

 

Baca juga: Menteri Teten Khawatir Kehadiran Aplikasi ‘Temu’ asal China Hambat Perkembangan UMKM

 

Awal Mula Pinduoduo

 

Pinduoduo didirikan pada tahun 2015 oleh Colin Huang, seorang insinyur perangkat lunak dan pengusaha yang memiliki visi besar untuk mengubah cara orang berbelanja. 

 

Berawal dari fokus pada sektor pertanian, platform ini membantu petani di China menjual hasil panen mereka secara online

 

Inisiatif tersebut bertujuan memotong rantai distribusi yang panjang, sehingga produk bisa sampai ke konsumen dengan harga yang lebih murah.

 

Dalam waktu singkat, Pinduoduo mengalami pertumbuhan pesat, menarik jutaan pengguna di seluruh China. 

 

Platform ini menawarkan diskon besar-besaran dan promosi menarik, membuatnya menjadi alternatif yang lebih terjangkau jika dibandingkan dengan pesaingnya seperti Alibaba dan JD.com.

 

Baca juga: Ancam Produk UMKM, Kemendag Larang Aplikasi Temu dari China Beroperasi di Indonesia

 

Ekspansi Internasional dengan Temu

 

Melihat keberhasilannya di pasar domestik, Pinduoduo memperluas jangkauannya ke tingkat internasional dengan meluncurkan Temu. 

 

Aplikasi ini berbasis di Boston, Amerika Serikat, dan mengadopsi model e-commerce yang serupa dengan Pinduoduo: menawarkan berbagai macam produk dengan harga sangat kompetitif. 

 

Temu menyuplai barang-barang langsung dari 25 pabrik di China, yang memotong rantai distribusi dan membuat harga produk lebih efisien.

 

Temu menawarkan beragam kategori produk, mulai dari elektronik, peralatan rumah tangga, pakaian, hingga mainan. Popularitas aplikasi ini meroket, terutama di kalangan pengguna media sosial seperti TikTok. 

 

Tagar #temu telah ditonton lebih dari 300 juta kali di platform tersebut. Selain itu, Temu semakin dikenal luas setelah memanfaatkan iklan Super Bowl pada awal 2023 dengan slogan khasnya, "berbelanja seperti miliarder."

 

Baca juga: Menolak Aplikasi Asing Demi Selamatkan UMKM Lokal

 

Tantangan dan Kontroversi

 

Meski sukses besar, Pinduoduo dan Temu bukan tanpa kontroversi. 

 

Pada tahun 2018, Pinduoduo menghadapi tantangan serius ketika platformnya mendapat sorotan karena menjual produk yang melanggar kebijakan terkait konten pornografi dan kekerasan. 

 

Perusahaan segera menanggapi dengan menutup toko-toko bermasalah dan menghapus iklan yang melanggar aturan.

 

Di tahun 2019, Pinduoduo juga menjadi korban serangan peretas yang mencuri voucher senilai puluhan juta Yuan dengan memanfaatkan celah dalam sistem perusahaan. 

 

Namun, hal ini tidak menghentikan pertumbuhan Pinduoduo. 

 

Pada tahun 2021, perusahaan mencatatkan nilai barang dagangan kotor (GMV) sebesar RMB 2,44 triliun (US$383 miliar), angka yang luar biasa untuk perusahaan yang baru berusia beberapa tahun.

 

Pinduoduo bahkan meluncurkan inisiatif untuk mendukung petani selama pandemi Covid-19 dengan memungkinkan mereka menjual hasil panen secara online. 

 

Langkah ini mencakup peluncuran Duo Duo Maicai, layanan pesan antar bahan makanan yang diambil di lokasi tertentu.

 

Strategi Promosi yang Agresif

 

Pinduoduo dan Temu dikenal dengan strategi promosi yang agresif. Mereka sering menawarkan diskon hingga 70%-90%, membuatnya lebih menarik bagi konsumen yang menginginkan barang murah berkualitas. 

 

Strategi ini membantu Pinduoduo tumbuh menjadi salah satu raksasa e-commerce di dunia.

 

Namun, keberhasilan Temu juga menimbulkan kekhawatiran di negara-negara di mana ia beroperasi, termasuk Indonesia. 

 

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki, mewaspadai ekspansi Temu yang dianggap dapat mengganggu pasar lokal dan berdampak negatif pada UMKM. 

 

Dengan produk impor yang dijual lebih murah, UMKM Indonesia berisiko kesulitan bersaing di tengah gempuran produk luar negeri.

 

Masa Depan Pinduoduo dan Temu

 

Sebagai perusahaan induk Temu, Pinduoduo terus menunjukkan ambisi besarnya dalam menguasai pasar e-commerce global. 

 

Dengan dukungan PDD Holdings Inc., yang juga menaungi platform tersebut, Temu siap bersaing dengan raksasa e-commerce lainnya. 

 

Baca juga: Hadapi Serbuan Produk Impor, Kemenkop UKM Dorong Pameran Produk UMKM Lokal

 

Ekspansi mereka ke pasar internasional, termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa Pinduoduo tidak berhenti berinovasi dan terus mencari peluang baru di industri e-commerce global.

 

Dengan pendekatan agresif dan inovatif, Pinduoduo Inc. dan Temu tampaknya akan terus menjadi pemain kunci dalam dunia e-commerce global. 

 

Namun, seiring dengan kesuksesannya, mereka juga harus siap menghadapi tantangan dari regulator dan pasar lokal yang ingin melindungi industri domestik. (SG-2)