DI sebuah sudut Jakarta Timur, seorang perempuan bernama Neneng menorehkan kisah suksesnya dari usaha kecil yang dimulai dari kue kering hingga berjualan baju secara kredit.
Kisah ini dimulai pada tahun 2012 ketika Neneng pertama kali memulai usahanya.
"Awalnya saya memulai usaha berjualan kue kering pada 2012. Kue tersebut saya jual dengan sistem pre-order,” ungkap Neneng mengawali ceritanya.
Baca juga: Ikuti Program Pendidikan Kecakapan Kerja, Kini Elyza Berpenghasilan Tetap
“Dari usaha jualan kue kering itu, terkumpul modal usaha baru, kemudian saya manfaatkan untuk berjualan baju secara kredit ke orang-orang. Namun, usaha saya sempat anjlok akibat pandemi Covid-19," kata Neneng.
Pandemi Covid-19 memaksa Neneng menghentikan sementara usahanya karena minimnya modal.
Namun, peluang baru muncul ketika ia diperkenalkan dengan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dari PT PNM oleh seorang teman pada tahun 2021.
Program ini menawarkan pinjaman modal bagi perempuan prasejahtera pelaku UMKM.
Kembali Bangkit dengan Pinjaman Mekaar
"Saya kemudian mencoba pinjam modal ke PNM Mekaar sekitar tahun 2021-2022. Saya dapat pinjaman sekitar Rp6 juta,” ucap Neneng sebagaimana dikutip situs BRI, Selasa (25/6).
“Modal tersebut saya manfaatkan untuk menjalankan usaha jualan baju, karena pikir saya saat itu makanan sudah banyak pesaingnya," jelasnya.
Baca juga: Esther Wewei: Kisah Sukses di Balik Brand Sepatu KHK by Khakikakiku
Setelah usahanya kembali berbuah manis, Neneng memanfaatkan keuntungan untuk menghidupkan kembali usaha kue keringnya. Lewat merek 'Nastar Jadoel Emak Nye Ociit', ia mulai menerima banyak pesanan kue kering.
Ragam Produk dan Strategi Pemasaran
Produk kue kering yang dijual Neneng beragam, mulai dari nastar dalam kemasan toples 500 gram seharga Rp60 ribu, sagu keju Rp55 ribu, putih salju Rp60 ribu, hingga biji ketapang Rp40 ribu dalam kemasan 600 gram.
Tak hanya itu, Neneng juga menjual peyek dalam kemasan toples 5 liter seharga Rp40 ribu.
Menariknya, Neneng juga menerima pesanan dimsum dari mahasiswa di sekitar tempat usahanya.
Semua produk dijual dengan sistem pre-order melalui WhatsApp, memanfaatkan kemudahan teknologi untuk menjangkau pelanggan.
Baca juga: Dapat Kucuran KUR BRI, Trimandiri Farm Sukses Kembangkan Peternakan Kambing
Untuk baju, Neneng mengaku dagangannya cepat laku. Ia biasanya mengambil pakaian dari pasar atau toko besar, lalu memasarkannya dengan sistem kredit tempo sebulan.
Harga yang bersaing dan keuntungan yang tidak terlalu besar membuat banyak orang tertarik membeli baju dari Neneng.
Keberhasilan dan Dampak Ekonomi
“Setelah bergabung dengan PNM Mekaar, saya tak hanya mendapatkan pinjaman modal usaha, tetapi juga kenal dengan anggota PNM Mekaar lainnya,” terang Neneng.
“Lewat kelompok atau komunitas seperti ini, saya jadi bisa memperluas pemasaran dan membuat pembeli saya jadi bertambah,” ujarnya.
“Bahkan, banyak juga ibu-ibu anggota PNM Mekaar yang ikut memesan kue kering hingga baju ke saya," tambah Neneng.
Dengan pendapatan yang semakin meningkat, kini Neneng bisa meraih omzet usaha di atas Rp5 juta per bulan.
Keberhasilan ini berdampak besar pada perekonomian keluarganya, memungkinkan Neneng untuk menyekolahkan anaknya tanpa kendala biaya.
Komitmen BRI, PNM, dan Pegadaian dalam Pemberdayaan Ekonomi
Direktur Bisnis Mikro BRI mengungkapkan komitmen BRI, PNM, dan Pegadaian dalam mengembangkan ekonomi di tingkat grassroot melalui Holding Ultra Mikro (UMi).
Baca juga: Anggy Risandy: Dari Impian Jadi Musisi Hingga Sukses Berbisnis Hardcase Musik
Sejak dibentuk pada September 2021, total kredit yang disalurkan kepada pelaku usaha mikro dan ultra mikro per Kuartal I-2024 mencapai Rp 622,6 triliun, melibatkan 36,8 juta nasabah.
"Untuk pemberdayaan itu ternyata tidak cukup dikasih kredit. Yang paling penting itu dua hal: dikasih kredit dan didampingi, dan yang kedua mereka juga harus diajari menabung," tegasnya.
Kisah Neneng adalah bukti nyata bagaimana program pinjaman modal dan pendampingan dari PNM Mekaar dapat mengubah kehidupan pelaku UMKM, mengangkat ekonomi keluarga, dan memberikan harapan baru bagi banyak orang di tengah tantangan yang ada. (SG-2)