Ekonomi

Batik Jumputan Yogyarta Perluas Pemasaran dengan Manfaatkan Aplikasi

Yang membuat Batik Jumputan Ibu Sejahtera begitu istimewa adalah motif jumputan latar ringkel, yang memadukan teknik tradisional jumputan dengan teknik pewarnaan khas batik. 

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
02 September 2024
Batik Jumputan Ibu Sejahtera tak hanya menjadi simbol kreativitas, tetapi juga bukti bahwa Yogyakarta adalah kota yang mandiri, kreatif, dan berdaya saing tinggi. (Ist/Pemkot Yogyakarta)

DI sebuah gang kecil di Jalan Soga No. 33, Yogyakarta, terdapat sebuah tempat yang penuh dengan kreativitas dan semangat kemandirian. 

 

Sentra Batik dan Jumputan "Batik Jumputan Ibu Sejahtera," yang berdiri sejak tahun 2011, telah menjadi saksi bagaimana sekelompok ibu rumah tangga mengubah waktu luang mereka menjadi sebuah usaha yang menghidupi banyak orang.

 

Bermula dari inisiatif 21 ibu rumah tangga yang ingin mengisi waktu luang dengan kegiatan positif, kini kelompok ini masih berdiri kokoh dengan 18 anggota aktif. 

 

Baca juga: Layak Diapresiasi, Tokopedia dan ShopTokopedia Bantu UMKM Batik Jadi Kreator Konten

 

“Awalnya kita 21 orang, tapi sekarang tinggal 18 orang yang aktif membuat batik. Modal kita saat itu hanya 4 juta, alhamdulillah bisa bertahan sampai sekarang,” kenang Marina, salah satu anggota kelompok ini, saat ditemui di acara Business Matching 2024 di Hotel Jambuluwuk, Yogyakarta, baru-baru ini..

 

Yang membuat Batik Jumputan Ibu Sejahtera begitu istimewa adalah motif jumputan latar ringkel, yang memadukan teknik tradisional jumputan dengan teknik pewarnaan khas batik. 

 

Teknik jumputan sendiri adalah proses memberikan motif pada kain dengan cara mengikat kain dan mencelupkannya dalam larutan warna. 

 

Baca juga: Batik Gonggong: Simbol Kreativitas dan Identitas Kepri yang Mendunia

 

Sementara teknik latar ringkel melibatkan jahit cubit (smock) untuk menciptakan efek perintangan warna yang menghasilkan motif unik dan memikat.

 

“Motif yang khas dari kami itu jumputan latar ringkel. Kami memilih itu karena kalau dilihat di pasaran, masih sedikit yang memadukan dua teknik itu. Hasilnya juga lebih cantik, kain tidak terkesan kosong,” ujar Marina. 

 

Hasil kombinasi ini tak hanya memperkaya estetika batik, tetapi juga berhasil meraup omzet lebih dari Rp 200 juta menjadi bukti bahwa usaha ini bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga sebuah kekuatan ekonomi yang patut diperhitungkan.

 

Batik Jumputan Ibu Sejahtera telah berkembang menjadi lebih dari sekadar produsen kain batik. 

 

Mereka juga membuka pelatihan membatik untuk berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

 

Dengan harga yang terjangkau, pelatihan ini menarik minat banyak orang, termasuk tamu dari luar daerah seperti Kendari. 

 

Baca juga: Kurangi Limbah Industri, Kemenperin Dorong IKM Batik Gunakan Pewarna Alam

 

“Misalnya, kemarin kami menerima tamu dari Kendari, mereka ingin belajar membuat batik jumputan,” kata Marina. 

 

“Mereka menginginkan sebesar taplak meja itu kami beri harga Rp 70.000, sementara kalau kain yang berukuran 2 meter itu bisa mencapai Rp 300.000 lebih,” jelas Marina.

 

Pemerintah Kota Yogyakarta, melalui Dinas Perindustrian, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (PKU) Kota Yogyakarta, turut mendukung perkembangan industrik kecil dan menengah (IKM) seperti Batik Jumputan Ibu Sejahtera. 

 

Tri Karyadi, Kepala Dinas PKU Kota Yogyakarta, menegaskan komitmen pemerintah untuk mengedepankan potensi lokal. 

 

“Kami mendampingi pelaku UKM dan IKM di Kota Yogyakarta, pembinaannya tidak hanya memasarkan produk secara online tapi didampingi mulai dari membuat konten pemasaran hingga bisa memasarkan melalui aplikasi mobile shopping-nya,” kata Tri Karyadi dalam keterangan persnya. 

 

Dengan dukungan yang kuat dan semangat kemandirian yang tak pernah pudar, Batik Jumputan Ibu Sejahtera tak hanya menjadi simbol kreativitas, tetapi juga bukti bahwa Yogyakarta adalah kota yang mandiri, kreatif, dan berdaya saing tinggi. 

 

Sentra ini adalah contoh nyata bagaimana inovasi dan kebersamaan bisa menciptakan sesuatu yang indah dan berkelanjutan, membawa harapan bagi masa depan yang lebih cerah bagi para perempuan Yogyakarta. (SG-2)