INVESTASI senilai Rp11 triliun yang digelontorkan produsen kendaraan listrik terbesar Tiongkok (Cina), BYD ke Provinsi Jawa Barat (Jabar) diproyeksikan menciptakan lebih dari 8.700 lapangan kerja pada 2025 saat pabrik mulai beroperasi.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar, Nining Yulistiani dalam sambutannya pada 6th West Java Investment Summit (WJIS) 2024 di Trans Convention Centre, Bandung, Kamis (19/9).
“Investasi tersebut telah memperkuat Jabar menjadi destinasi utama untuk industri baterai kendaraan listrik, yang menjadi pilar penting dalam mendukung produksi kendaraan listrik di Indonesia,” ujarnya.
Baca juga: Tawarkan 170 Potensi Investasi, West Java Investment Summit Resmi Dibuka
Tak hanya berfokus pada sektor itu, imbuh Nining, Jabar juga diproyeksikan menjadi pusat bagi sejumlah besar data center, menjadikan sektor informasi dan komunikasi sebagai salah satu sektor dengan investasi asing terbesar.
"Kami berkomitmen untuk memenuhi standar keberlanjutan yang sejalan dengan tujuan COP28 dan G20, serta menyediakan energi hijau melalui potensi energi angin, panas bumi, dan tenaga surya,” tambahnya.
Nining mengaku investasi yang dilakukan pun tak melupakan sisi inklusivitasnya. Tenaga kerja lokal dan Usaha Kecil Menengah (UKM) ikut dilibatkan sebagai rantai pasok dari industri besar.
Baca juga: BI: Posisi Kewajiban Neto Investasi Internasional Indonesia Triwulan II 2024 Menurun
“Kami berfokus pada ekosistem investasi yang inklusif dan berkelanjutan, yang tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal,” jelasnya lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Promosi Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Saribua Siahaan, memaparkan, untuk menarik banyak investasi ke Jawa Barat, reformasi regulasi sangat penting untuk dilakukan.
Melalui penerapan Omnibus Law dan penggunaan Online Single Submission (OSS) proses perizinan dipercepat serta memastikan transparansi proses bisnis dan penyederhanaan birokrasi bagi investor.
Baca juga: BI dan Kementerian Investasi/BKPM Perkuat Kerja Sama dalam Layanan Perizinan
"Jawa Barat memiliki daya tarik kuat di sektor industri hijau dan teknologi tinggi, terutama dalam pengembangan kendaraan listrik dan baterai," jelasnya.
Lebih lanjut, Saribua menjelaskan hilirisasi industri, terutama di sektor manufaktur dan pertanian, merupakan prioritas bagi pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat dan perekonomian.
“Inisiatif ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing Jawa Barat, tetapi juga berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat lokal,” pungkasnya. (Fajar Ramadan/SG-1)