SokoBisnis

UMKM Asal Kebumen Ekspor Perdana Produk Kerajinan Serat Alam ke Amerika Serikat

PT AgrominaFiber memberdayakan lebih dari 300 perajin lokal di berbagai desa di Kebumen yang berdampak langsung pada peningkatan ekonomi masyarakat dan daerah.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
17 September 2025
<p>Kementerian Perdagangan melepas ekspor perdana serat alam hasil produksi PT AgrominaFiber Java Indonesia, UMKM asal Kebumen, Jawa Tengah,  ke Amerika Serikat, Selasa, 16 September 2025 secara daring. (Dok. Kemendag)</p>

<p> </p>

Kementerian Perdagangan melepas ekspor perdana serat alam hasil produksi PT AgrominaFiber Java Indonesia, UMKM asal Kebumen, Jawa Tengah,  ke Amerika Serikat, Selasa, 16 September 2025 secara daring. (Dok. Kemendag)

 

SOKOGURU, KEBUMEN-  Sebanyak enam kontainer berisi 9.000 produk kerajinan serat alam ramah lingkungan berbahan pelepah pisang dan eceng gondok milik UMKM PT AgrominaFiber Java Indonesia diekspor ke Amerika Serikat (AS). 

Ekspor senilai USD57.200 atau setara Rp937 juta itu merupakan yang pertama kali bagi UMKM asal Kebumen, Jawa Tengah itu menembus pasar AS. Sebelumnya, PT AgrominaFiber Java Indonesia telah berhasil ekspor ke Dubai, Belgia, Nigeria, dan Cile.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Fajarini Puntodewi, menyampaikan hal itu saat melepas ekspor perdana produk tersebut pada Selasa, 16 September 2025 secara daring.

Baca juga: Mendag Busan Lepas Ekspor Komponen Alat Sensor Senilai USD15 Juta ke Singapura, Jerman, Inggris, dan Tiongkok

“Keberhasilan PT AgrominaFiber membuktikan kemampuan UMKM Indonesia dalam menghasilkan produk kerajinan keranjang unik, kokoh, dan bernilai estetika tinggi yang berdaya saing global,” ujarnya, dalam keterangan Kemendag. 

Capaian itu, sambung, Puntodewi, menunjukkan Kebumen pun, bisa menghadirkan karya lokal yang kompetitif, berkelanjutan, dan diminati pasar dunia.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, ekspor perdana itu berawal dari partisipasi PT AgrominaFiber pada Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 yang kemudian berlanjut menjadi transaksi nyata. 

Baca juga: Mendag Lepas Ekspor Produk Kerajinan Kabupaten Sleman Senilai USD127.070

Keberhasilan ekspor perdana ini juga hasil dukungan Yayasan Pertamina sebagai pembina UMKM bagi PT AgrominaFiber serta berbagai pihak lainnya. 

“Pemerintah akan terus mendampingi langkah UMKM agar menjadi bagian penting rantai pasok global,” tambah Puntodewi.

Hadir langsung pada pelepasan ekspor tersebut  Bupati Kebumen Lilis Nuryani dan Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Deden Muhammad Fajar Shiddiq.

Baca juga: Mendag Budi Lepas Ekspor ke-8 Adonan Roti UMKM Asal Klaten ke Uni Emirat Arab

Deden turut mengapresiasi capaian ekspor perdana itu. Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi berbagai pihak. 

“Ekspor perdana ini bukti kerja bersama pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha. Kami siap mendampingi UMKM lainnya dalam menjaga kualitas dan memperluas pasar, khususnya di AS yang potensial,” imbuhnya.

Sementara itu, Lilis mengungkapkan, ekspor perdana PT AgrominaFiber Java Indonesia telah membuka peluang kerja yang luas bagi masyarakat. “Kami bangga Kebumen dapat menjadi basis produksi ekspor yang mengangkat potensi lokal sekaligus memberikan lapangan kerja bagi masyarakat,” ujarnya.

Selanjutnya, UMKM tersebut menargetkan perluasan pasar ke negara lain dan pengembangan produk baru agar semakin kompetitif di pasar global. PT AgrominaFiber memberdayakan lebih dari 300 perajin lokal di berbagai desa di Kebumen, menciptakan rantai nilai yang berdampak langsung pada peningkatan pendapatan masyarakat dan ekonomi daerah. 

Dalam proses produksinya, UMKM tersebut mengedepankan prinsip ramah lingkungan. Bahan baku yang digunakan berasal dari limbah organik seperti pelepah pisang dan enceng gondok yang dilengkapi pewarna alami serta sistem pengolahan limbah cair yang terukur. Langkah ini tidak hanya mendukung kelestarian lingkungan, tetapi juga memenuhi standar keberlanjutan yang kini menjadi syarat utama bagi banyak pembeli internasional.

Pada kesempatan yang sama, Direktur PT AgrominaFiber Java Indonesia, Rudi Hermawan, mengungkapkan, keunikan produk kerajinan Kebumen terletak pada tekstur dan warna alaminya yang diminati pasar global. 

Ia menyebut, partisipasi perusahaan dalam pameran internasional seperti TEI menjadi pintu masuk penting hingga akhirnya mampu menembus pasar AS.

“Dengan dukungan TEI, ekspor perdana kami ke AS dapat terwujud. Ke depan, kami menargetkan adanya pesanan ulang (repeat order), perluasan pasar baru, sekaligus pegembangan produk inovatif seperti keranjang dengan desain terbaru dan topi anyaman,” jelas Rudi.

 

Strategi Kemendag Dorong Ekspor

Permintaan dunia terhadap produk kerajinan Indonesia menunjukkan kinerja positif. Jika dibandingkan dengan periode Januari-Juni 2024, ekspor produk kerajinan nasional pada Januari- Juni 2025 tumbuh 7,39% dengan capaian sebesar USD 253,72 juta. 

Tren itu menjadi sinyal kuat bagi para pelaku UMKM agar semakin agresif memperluas pangsa pasar di mancanegara.

Di sisi lain, pasar global untuk produk dekorasi rumah berbahan serat alam juga terus berkembang. Pada 2024, nilai perdagangan dunia untuk produk serat alam di sektor ini tercatat lebih dari USD6 miliar dengan pertumbuhan rata-rata hampir 3% per tahun. 

Pertumbuhan itu bahkan lebih tinggi di beberapa negara tujuan utama, seperti AS dan Uni Eropa, seiring meningkatnya kesadaran konsumen terhadap produk ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Dalam sambutannya, Puntodewi juga memaparkan strategi Kemendag dalam menembus pasar global, menjaga momentum ekspor, dan memanfaatkan peluang pasar yang terus berkembang. 

Ia menyebut, Kemendag menyiapkan tiga strategi utama, yaitu pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, serta peningkatan kapasitas melalui program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor).

“Dengan dukungan promosi dan jejaring global yang terus kami perkuat, kami optimistis produk kerajinan serat alam Indonesia akan semakin diminati pasar dunia,” tutupnya.

Sepanjang Januari–Agustus 2025, Kemendag telah memfasilitasi 462 kegiatan penjajakan kerja sama bisnis (business matching) dengan 33 negara mitra. 

Rangkaian kegiatan itu mencakup 312 sesi presentasi peluang bisnis (pitching) dan 150 sesi temu bisnis. Total nilai transaksi yang berhasil dicatatkan mencapai USD90,90 juta. 

Dari jumlah itu, USD32,95 juta berupa potensi transaksi dan USD55,95 juta berupa pesanan pembelian (purchase order) (SG-1)