SokoBisnis

Neraca Perdagangan RI Januari-Juli 2025 Konsisten Tinggi, Surplus Kumulatif Capai USD23,65 Miliar

Surplus nonmigas Januari-Juli 2025 sebagian besar disumbang oleh perdagangan dengan sejumlah negara mitra utama, antara lain, AS, disusul India dan Filipina.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
03 September 2025
<p>Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan, Rabu, 3 September 2025, neraca perdagangan Indonesia selama Januari—Juli 2025 menunjukkan kinerja menggembirakan dengan surplus kumulatif mencapai USD23,65 miliar. (Dok. Kemendag)</p>

Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan, Rabu, 3 September 2025, neraca perdagangan Indonesia selama Januari—Juli 2025 menunjukkan kinerja menggembirakan dengan surplus kumulatif mencapai USD23,65 miliar. (Dok. Kemendag)

SOKOGURU, JAKARTA- Neraca perdagangan Indonesia selama Januari hingga Juli 2025 menunjukkan kinerja menggembirakan dengan surplus kumulatif mencapai USD23,65 miliar. 

Nilai itu meningkat signifikan dibandingkan Januari hingga Juli 2024 yang sebesar USD16,25 miliar.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan hal itu di Jakarta, dalam keterangan resmi Kementerian Perdagangan (Kemendag), Rabu, 3 September 2025.

“Surplus pada Januari-Juli 2025 terutama didorong oleh meningkatnya surplus nonmigas menjadi USD 34,06 miliar dibanding Januari-Juli 2024 yang tercatat senilai USD28,49 miliar,” ujarnya. 

Baca juga: Surplus Neraca Perdagangan RI Semester I 2025 Capai USD19,48 Miliar, Naik Signifikan Dibanding Tahun Lalu

Surplus nonmigas Januari-Juli 2025 itu, sambung Mendag, sebagian besar disumbang oleh perdagangan dengan sejumlah negara mitra utama, antara lain, Amerika Serikat (AS) sebesar USD 12,13 miliar, disusul India USD 8,13 miliar dan Filipina USD 5,07 miliar.

Sementara itu, secara bulanan, tercatat surplus USD4,17 miliar pada perdagangan periode Juli 2025. Bila dibandingkan dengan surplus pada Juni 2025 yang sebesar USD4,10 miliar, terlihat surplus neraca perdagangan Indonesia konsisten mencatatkan nilai yang tinggi (MoM).

“Khusus perdagangan periode Juli 2025, Indonesia mencatatkan surplus yang tetap tinggi sebesar USD 4,17 miliar. Capaian ini menandai keberlanjutan tren surplus selama 63 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” imbuhnya.

Baca juga: BPS: Ekspor naik 2,58%, Neraca perdagangan RI pada Februari 2025 Surplus USD3,12 miliar

Peningkatan ekspor 

Mendag Busan, sapaan akrab Budi Santoso, menyampaikan, secara kumulatif, total ekspor Indonesia pada pada Januar-Juli 2025 sebesar USD160,16 miliar atau tumbuh 8,03% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (CtC). 

Peningkatan ekspor itu turut ditopang pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 9,55% menjadi USD152,20 miliar (CtC).

Sektor industri pengolahan mendominasi ekspor nonmigas dengan kontribusi 84,19%, disusul pertambangan dan lainnya 13,21% dan pertanian 2,60%. Ekspor pertanian naik 43,62% yang berasal dari peningkatan ekspor komoditas kopi, kelapa, dan buah pinang. Ekspor industri pengolahan juga naik 17,40%, namun sektor pertambangan dan lainnya turun 25,65 persen (CtC).

Baca juga: Mendag: Neraca Perdagangan Indonesia Juli 2024 Tetap Surplus Meski Turun

Tiga komoditas nonmigas utama dengan pertumbuhan ekspor tertinggi, yakni kakao dan olahannya (HS 18) yang meroket hingga 108,39%; kopi, teh, dan rempah-rempah (HS 09) 69,93%; serta aluminium dan barang daripadanya (HS 76) 68,57%,imbuh Mendag Busan.

Jika dilihat dari negara tujuannya, lanjutnya, Tiongkok, AS, dan India masih menjadi pasar utama ekspor nonmigas dengan nilai total USD 63,22 miliar atau 41,53% dari total ekspor nonmigas nasional pada Januari-Juli 2025. Sementara itu, negara tujuan ekspor dengan lonjakan tertinggi secara kumulatif, antara lain, Swiss 147,12%, Mesir 48,31%, Thailand 40,81%, Bangladesh 39,13%, dan Brasil 37,55%. 

Berdasarkan kawasannya, ekspor ke Asia Tengah mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 81,22%, diikuti Afrika Barat 67,16% dan Afrika Timur 53,42%. 

Sementara itu, khusus periode Juli 2025, ekspor Indonesia mencapai USD24,75 miliar atau naik 5,60% dibanding Juni 2025 (MoM). Jika dibandingkan dengan Juli 2024, ada pertumbuhan 9,86% yang terutama didorong kenaikan ekspor nonmigas 12,83% meskipun ekspor migas turun 34,13% (YoY).

Tiga komoditas nonmigas utama dengan pertumbuhan ekspor tertinggi pada Juli 2025, yakni mesin dan peralatan mekanis (HS 84) yang naik 53,80 persen, kakao dan olahannya (HS 18) 37,87%, serta kayu dan barang dari kayu (HS 44) 29,11%.

“Peningkatan ekspor kakao dan olahannya adalah terutama untuk produk lemak kakao dan bubuk kakao. Hal ini terjadi sebagai dampak tren permintaan global yang tinggi,” terang Mendag Busan.

 

Kinerja Impor 

Secara kumulatif, impor Indonesia pada Januari-Juli 2025 mencapai USD136,51 miliar atau tumbuh 3,41% (CtC). Peningkatan ini didorong oleh impor nonmigas yang naik 6,97% menjadi USD 118,13 miliar dibanding Januari-Juli 2024.

Struktur impor Januari-Juli 2025 masih didominasi bahan baku atau penolong dengan pangsa 71,00%, diikuti barang modal 20,05% dan barang konsumsi 8,94%. 

Dibanding Januari-Juli Juli 2024, terjadi kenaikan impor barang modal sebesar 20,56% dan impor bahan baku atau penolong sebesar 0,15% (CtC), sedangkan impor barang konsumsi turun 2,47%.

“Beberapa penyebab kenaikan impor barang modal adalah naiknya impor central processing unit (CPU), mobil listrik, peralatan navigasi kapal, perangkat penerima sinyal, dan ponsel pintar,” tambah Mendag Busan.

Untuk produk bahan baku atau penolong, lonjakan impor tertinggi adalah pada emas batangan, biji kakao, senyawa kimia untuk cakram elektronik, sulfur, dan naphtha

Di sisi lain, impor barang konsumsi turun terutama untuk bahan bakar diesel, pendingin ruangan, bawang putih, krimer nonsusu (non-dairy creamer), dan buah pir.

Sementara itu, komoditas impor nonmigas dengan peningkatan tertinggi, antara lain, kakao dan olahannya (HS 18) yang naik sebesar 148,22%; logam mulia, perhiasan atau permata (HS 71) 87,67%; serta garam, belerang, batu, dan semen (HS 25) 69,16% (CtC).

Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia pada Januar-Juli 2025 didominasi Tiongkok, Jepang, dan AS dengan kontribusi gabungan mencapai 52,65% terhadap total impor nonmigas. 

Di sisi lain, negara asal impor dengan kenaikan tertinggi adalah Ekuador dengan 135,25%, Uni Emirat Arab 79,10%, dan Kanada 33,43%.

Khusus periode Juli 2025, kinerja impor Indonesia tercatat sebesar USD 20,58 miliar. 

Nilai tersebut naik 6,43% dibanding Juni 2025 (MoM), tetapi menurun 5,86% dibanding Juli 2024 (YoY). Nilai impor Juli 2025 terdiri atas sektor migas sebesar USD 2,51 miliar dan nonmigas sebesar USD 18,06 miliar. (SG-1)