Soko Bisnis

Mengatasi Tantangan UMKM: Pendampingan One-on-One Sebagai Kunci Kesuksesan Bisnis

Solusi terbaik untuk UMKM bukanlah sekadar workshop atau pendampingan umum, melainkan pendampingan yang lebih spesifik dan terarah secara satu per satu.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
03 Maret 2025

CEO Jago UMKM & Funtrip Indonesian Cultural Experiences, Sahla Sabilla, MBA, (Ist/Dok.Pri)

SOKOGURU: UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang cukup kompleks. 

UMKM saat ini menghadapi sejumlah tantangan besar, seperti terbatasnya akses pembiayaan, kurangnya pemanfaatan teknologi, keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), kesulitan dalam pemasaran dan menjangkau pasar, serta birokrasi dan regulasi yang kompleks.

Kepada Deri Dahuri dari Sokoguru.id, Minggu (2/3/2025),CEO Jago UMKM & Funtrip Indonesian Cultural Experiences, Sahla Sabilla, MBA, atau yang akrab disapa Billa, menyatakan bahwa permasalahan yang dihadapi UMKM sebenarnya lebih dalam dari sekadar isu eksternal.

Baca juga: Menteri UMKM: Mahasiswa Kunci Penggerak Wirausaha Muda dan Digitalisasi UMKM Indonesia

"Masalah utama bukan hanya tentang apa yang terlihat di luar, tetapi bagaimana agar bisnis terus maju. Banyak UMKM yang terjebak dalam penyelesaian masalah yang setengah hati dan akhirnya stagnan," ujar Billa.

Pelaku UMKM Perlu Mindset Bisnis yang Kuat

Sebagai seorang konsultan bisnis, Billa mengungkapkan bahwa banyak pelaku UMKM yang bingung tentang langkah apa yang perlu diambil untuk mengembangkan bisnis mereka. 

"Bagaikan seseorang yang sakit, pelaku UMKM sering kali tidak tahu obatnya," jelas Billa.

Menurut Billa, dunia bisnis terus berkembang, dan pelaku UMKM perlu memiliki mindset yang sesuai dengan perkembangan zaman untuk bisa bersaing.

"Usaha atau bisnis itu harus berkembang, bukan sekadar mencari penjualan. Dibutuhkan pembelajaran yang berkelanjutan agar bisnis tetap tumbuh," papar Billa yang juga.

Mindset yang kuat dan konsisten sangat diperlukan oleh pelaku UMKM, dan ini tidak hanya bisa dibentuk melalui workshop atau pelatihan, tetapi juga dari lingkungan dan berbagai aspek yang memengaruhi wirausaha mereka.

Baca juga: Dukung Pelaku UMKM, 36 Tenant Kantin Kemendag Raih Sertifikat Halal

Menurut Billa, salah satu masalah utama yang dihadapi pelaku UMKM adalah kurangnya pendampingan yang intensif. 

"Banyak program pemerintah atau inkubator yang memberikan akses ilmu, tetapi pelaku UMKM sering kali berjalan sendirian tanpa tim yang cukup untuk menyerap ilmu tersebut secara maksimal," ungkap Billa.

Perlu Pendampingan UMKM secara On-On-One

Untuk mengatasi hal tersebut, Billa menekankan pentingnya pendampingan one-on-one yang lebih personal dan fokus.

"Solusi terbaik untuk UMKM bukanlah sekadar workshop atau pendampingan umum, melainkan pendampingan yang lebih spesifik dan terarah secara satu per satu," jelasnya. 

Pendekatan ini memungkinkan UMKM untuk memperoleh bimbingan yang lebih jelas dan langsung terhadap permasalahan yang dihadapi.

Billa menambahkan bahwa tujuan pendampingan harus disesuaikan dengan kebutuhan—apakah untuk fokus pada kuantitas atau kualitas. 

"Jika tujuannya adalah kuantitas, kita bisa memilih workshop yang lebih murah, tetapi output-nya seringkali tidak maksimal,” jelasnya. 

“Sebaliknya, jika fokus pada kualitas, maka pendekatan one-on-one dengan konsultan bisnis adalah kunci untuk hasil yang optimal," kata Billa.

Baca juga: UMKM Animers Craft Sukses Tembus Pasar Global Berkat Dukungan BRI UMKM Expo(RT)

Ia juga menjelaskan bahwa UMKM harus diberikan pendampingan yang mendalam sesuai dengan masalah yang dihadapi. 

"Misalnya, jika masalahnya di bidang pemasaran, kita harus fokus pada penyelesaian masalah pemasaran tersebut terlebih dahulu. Setelah itu, baru berlanjut ke masalah operasional dan lainnya," paparnya.

Perlu Pendampingan Terkait Pengelolaan Pembiayaan

Pentingnya pendampingan berkelanjutan ini juga terkait dengan pengelolaan pembiayaan yang efektif. 

Billa menyebutkan bahwa UMKM sering kali tidak tahu bagaimana menggunakan dana yang diberikan dengan tepat. 

"Dana yang diberikan bukanlah bantuan gratis. Uang tersebut harus digunakan untuk membawa UMKM ke level yang lebih tinggi,” papar Billa. 

“Jika tidak dikelola dengan bijak, pembiayaan malah bisa berisiko dan membuat UMKM kesulitan menyelesaikan utang," jelasnya.

Sebagai solusi, Billa menekankan pentingnya pendampingan yang tepat dan pengelolaan dana yang bijaksana agar dapat membawa dampak positif dan berkelanjutan bagi UMKM

"Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat memastikan bahwa dana yang diberikan dapat diputar kembali untuk pengembangan bisnis dan membantu UMKM berkembang dengan lebih baik," tegas Billa.

Dengan pemahaman dan strategi yang tepat, UMKM bisa menghadapi tantangan bisnis dengan lebih percaya diri, serta membangun fondasi yang kuat untuk keberhasilan jangka panjang. (SG-2)