SOKOGURU, JAKARTA – Anggota Komisi VI DPR RI, Gde Sumarjaya Linggih, mengungkapkan keprihatinannya terhadap pesatnya pertumbuhan pasar digital di Indonesia yang tidak dibarengi dengan kemampuan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal, khususnya di desa-desa, untuk ikut menjadi pemain utama.
Dalam Rapat Kerja bersama Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (16/7/2025), politikus Fraksi Golkar itu menilai mayoritas pelaku usaha mikro dan kecil di daerah hanya menjadi konsumen dalam ekosistem digital, bukan produsen atau penjual aktif.
“Saya sering tanya langsung, siapa yang sudah belanja online? Hampir 80% warga desa angkat tangan,” jelas Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer.
Baca juga: UMKM Jadi Bintang di Jakarta Fair 2025, DPRD DKI Sebut Event Ini Dongkrak Ekonomi
“Tapi ketika saya tanya, siapa yang sudah jualan online? Nggak sampai 5%. Ini realita. Bukan survei lembaga mana-mana, saya sendiri yang tanya langsung,” ungkap Demer.
Mayoritas Pelaku UMKM Belum Manfaatkan Teknologi Digital
Ia menekankan bahwa potensi pasar domestik Indonesia sangat besar. Namun, sayangnya, pelaku UMKM desa belum mampu memanfaatkan perkembangan teknologi digital untuk memperluas pangsa pasar mereka.
“Jangan sampai kita hanya jadi target pasar saja. UMKM kita harus naik kelas, jangan hanya jadi konsumen platform asing,” tegasnya.
Baca juga: UMKM Kreatif asal Jakarta, Craftote Sukses Ekspor Kerajinan ke Jepang dan Kanada
Menurutnya, dominannya perilaku konsumtif masyarakat desa di ranah digital tanpa dibarengi keterampilan jualan online, akan membuat Indonesia terus menjadi pasar abadi bagi produk asing.
Negara Besar Justru Proteksi Industri Lokalnya
Sementara itu, negara-negara lain saat ini mulai gencar menerapkan proteksi untuk mendukung industri lokal mereka.
“Negara-negara lain sekarang proteksi semua. Amerika saja bicara state interest, keluar dari WTO, pasang barrier di mana-mana. Kalau kita hanya jadi pasar, lama-lama kita kalah,” ujarnya.
Baca juga: UMKM Klaster Binaan Hadirkan Salak Pondoh di Bazaar UMKM BRILiaN
Ia mendorong Kementerian Perdagangan dan kementerian terkait lainnya agar menjadikan literasi digital dan pelatihan pemasaran daring sebagai program prioritas untuk UMKM desa.
“Kalau tidak dimulai sekarang, kita hanya akan terus jadi pasar, devisa kita keluar, sementara pelaku usaha kecil kita tidak berkembang,” ucapnya.
Momentum Digitalisasi Bangun Ekonomi Akar Rumput
Demer menegaskan, Indonesia harus memanfaatkan momentum digitalisasi untuk membangun ketahanan ekonomi dari akar rumput.
Dorongan terhadap UMKM desa untuk aktif menjadi produsen dan pelaku digital marketing sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekonomi nasional.
“Kalau kita hanya senang jadi pasar, senang belanja, tapi tidak jadi produsen, itu bahaya. UMKM desa harus kita dorong supaya tidak hanya ikut-ikutan beli online, tapi juga jual online,” tutup legislator asal Bali tersebut. (*)