Ekonomi

UMKM Klaster Binaan Hadirkan Salak Pondoh di Bazaar UMKM BRILiaN

Dengan hasil panen setiap dua minggu yang mencapai 1 hingga 1,5 ton, kelompok tani Jaya Lestari mampu meraih omzet hingga Rp30 juta per bulan.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
29 Oktober 2024
UMKM Jaya Lestari menghadirkan salak pondoh Bazaar UMKM BRILiaN di Kantor Pusat BRI, Jakarta, baru-baru ini. (Dok.BRI)

BERBAGAI usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI ikut serta dalam Bazaar UMKM BRILiaN di Kantor Pusat BRI, Jakarta, baru-baru ini. 

 

Acara ini menjadi panggung bagi UMKM binaan BRI untuk memperkenalkan produk unggulan mereka sekaligus meningkatkan kapasitas bisnis dan penjualan.

 

Salah satu peserta adalah Kelompok Tani Jaya Lestari dari Desa Kutambaru, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. 

 

Baca juga: BRI Dorong UMKM Lokal ‘Go Global’ dan Hadir di Ajang ‘Amazing Indonesia’, Jeddah

 

Kelompok ini memboyong salak pondoh sebagai produk andalan mereka. 

 

Wulan, salah satu anggotanya, mengungkapkan bahwa salak pondoh menjadi produk unggulan desa, yang tidak hanya mengangkat ekonomi lokal, tetapi juga menciptakan lapangan kerja.

 

"Di desa kami sejak 2005, mayoritas warga mulai menanam salak, dan kini hampir seluruh kampung menjadi petani salak," ujar Wulan. 

 

Baca juga: Berdayakan UMKM, BRI Sukses Dukung ‘Jelajah Kuliner Indonesia 2024’ di Sarinah, Jakarta

 

Ia menambahkan, salak pondoh dari Desa Kutambaru terkenal manis, dan kini permintaannya meluas hingga ke luar daerah dan ekspor ke Malaysia dan Thailand.

 

Salak pondoh dari kelompok ini dijual seharga Rp15.000- Rp18.000 per kilogram. 

 

Omzet Capai Rp30 Juta Per Bulan

 

Dengan hasil panen setiap dua minggu yang mencapai 1 hingga 1,5 ton, kelompok ini mampu meraih omzet hingga Rp30 juta per bulan.

 

Wulan juga bercerita tentang perjalanan kelompoknya yang mengenal BRI pada 2010 melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). 

 

Sejak itu, bantuan modal dari BRI terus mendukung mereka dalam mengembangkan usaha. 

 

BRI pun tak hanya memberikan akses permodalan tetapi juga pendampingan dan penyuluhan, yang mendorong pertumbuhan UMKM.

 

Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, menjelaskan bahwa klaster usaha seperti Jaya Lestari merupakan upaya pemberdayaan yang menggabungkan UMKM dalam satu wilayah berdasarkan kesamaan usaha dan  mendorong kolaborasi di antara anggotanya. 

 

Baca juga: BRI Lanjutkan Komitmen Bangun Desa dengan Program Desa BRILiaN 2024

 

Hingga September 2024, BRI telah membina lebih dari 33.800 klaster usaha melalui program “Klasterku Hidupku” dan memberikan pelatihan serta bantuan fasilitas produksi.

 

Dengan dukungan BRI yang berkelanjutan, Wulan berharap para petani salak semakin mudah mendapatkan akses modal, membantu mereka meningkatkan kapasitas produksi dan kesejahteraan masyarakat. (SG-2)