Soko Berita

Susu Masuk Program Pangan Nasional, FAO Sebut Konsumsi Susu Orang Indonesia Masih Rendah

Peringati Hari Susu Nusantara, Bapanas/NFA mengatakan untuk pengadaan susu di dalam negeri diupayakan ada keseimbangan antara produksi lokal dan susu impor.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
16 Juni 2025
<p>Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan bersama Menteri Perdagangan Budi Santoso  dan Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi menghadiri peringatan Hari Susu Nusantara 2025 yang berlangsung di Jakarta, pada Minggu, 15 Juni 2025. (Dok. Bapanas/NFA)</p>

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan bersama Menteri Perdagangan Budi Santoso  dan Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi menghadiri peringatan Hari Susu Nusantara 2025 yang berlangsung di Jakarta, pada Minggu, 15 Juni 2025. (Dok. Bapanas/NFA)

SOKOGURU, JAKARTA–  Produksi susu segar secara nasional, menurut  data Badan Pusat Statistik (BPS), telah mengalami eskalasi, meskipun secara perlahan. 

Hal itu terlihat dari peningkatan produksi susu segar nasional pada 2024 sekitar 0,95% (menjadi 808,3 ribu ton), dibandingkan pada 10 tahun sebelumnya (2014)  berada di angka 800,7 ribu ton.

Sementara tingkat konsumsi susu per kapita di Indonesia berada di angka 16,27 kilogram (kg) per kapita per tahun pada 2020. Masih cukup jauh dari ambang batas konsumsi susu yang rendah suatu negara dari The Food and Agriculture Organization (FAO) yang menetapkan di 30 kg per kapita per tahun.

Baca juga: Susu Peternak Lokal Jadi Andalan Program Makan Bergizi Gratis di Kota Cimahi, Jabar

Kendati demikian, berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2024, tingkat partisipasi konsumsi susu rumah tangga Indonesia mulai memperlihatkan geliat akselarasi yang menanjak. 

Misalnya terhadap tingkat partisipasi konsumsi susu cair pabrik. Pada Maret 2023 berada di 8,71% dan meningkat pada Maret 2024 menjadi 9,60%.

Demikian disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA), Arief Prasetyo Adi, selepas menghadiri peringatan Hari Susu Nusantara di Jakarta pada Minggu, 15 Juni 2025. 

Turut hadir Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan yang membuka acara tersebut dan Menteri Perdagangan, Budi Santoso. "Peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi susu turut dilakukan oleh Bapanas. Dulu kita semua mengenal 4 Sehat 5 Sempurna. Nah pemerintah saat ini punya kampanye Isi Piringku dan Bapanas mengemasnya dengan kampanye pola konsumsi Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA)," jelas Arief  dalam keterangan resmi Bapans/NFA, Senin, 16 Juni.

Baca juga: Mentan Ajak Ribuan Siswa, Peternak, dan Pelaku Industri Minum Susu Bersama

Jadi, lanjutnya, dalam B2SA itu harus seimbang dan beragam. Karbohidrat tidak mesti dari nasi, karena ada singkong, ubi, sorgum. Protein ada hewani dan nabati. 

“Nah, susu salah satu sumber protein yang baik. Jadi jangan kebanyakan karbohidrat, kebanyakan gula, kebanyakan minyak. Dan tambahan satu lagi, habiskan. Jadi tidak boleh food waste," imbuh Arief.

Potensi konsumsi susu nasional masyarakat Indonesia cukup besar dengan jumlah penduduk yang mencapai 280 juta. Tentunya kebutuhan konsumsi tersebut patutnya dipenuhi oleh produksi susu dalam negeri. 

Baca juga: Komisi IV DPR Dorong Regulasi untuk Lindungi Peternak Susu Lokal

Hal ini pun termasuk concern Presiden Prabowo Subianto. Pada peringatan Hari Susu Nusantara itu, Arief juga menekankan arah kebijakan Indonesia tersebut. 

Menurutnya, pemerintah saat ini sedang berupaya menyeimbangkan antara pengadaan luar negeri dan produksi dalam negeri guna menyuplai kebutuhan susu Indonesia.

"Hari ini kan kita lagi campaign tentang susu. Tadi Bapak Menko Pangan sampaikan susu ini menjadi salah satu program pangan yang terus dikerjakan. Pemerintah sudah menyiapkan untuk investasi masuk buat peternakan susu sapi, pabrik susu, dan lainnya. Jadi kita berupaya mem-balance importasi dan produksi susu dalam negeri," terang Arief.

“Komitmen pemerintahan Bapak Presiden Prabowo kan swasembada pangan, artinya semuanya bersumber dari produksi dalam negeri. Nah ini yang kita upayakan supaya produksi susu dalam negeri, karena potensi pasar kita besar, penduduk Indonesia lebih 280 juta. Jadi market-nya ada di Indonesia, kalau masuk ke Indonesia, dibuat di Indonesia, kan tentunya akan lebih bagus," ungkap dia.

 

Jangan ada anak yang kurang gizi

Sementara itu, dalam sambutan pembukaan peringatan 'Hari Susu Nusantara' hari ini, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mempertegas visi Pemerintah Indonesia dalam komando Presiden Prabowo Subianto yang menaruh perhatian serius terhadap pembangunan pangan. 

Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, mengatakan, Presiden tidak ingin sampai ada masyarakat Indonesia yang kekurangan gizi.

"Program pokok Bapak Presiden itu soal pangan. Pangan dalam artian luas. Ada karbohidrat, ada protein, tentu termasuk susu yang sangat penting. Ini tentu tidak bisa pemerintah sendiri, tapi kita mesti bersama-sama. (Bersama) swasta dan masyarakat," paparnya

Presiden, sambungnya,  tidak ingin ada orang Indonesia yang kurang gizi yang dampaknya menjadi tidak cerdas, tidak kuat di era persaingan yang begitu luas sekarang ini. 

“Maka program pokok itu pangan. Kalau pangan sudah, itu (artinya) kita sudah meletakkan fondasi yang kokoh, yang kuat, karena tidak ada negara yang bisa maju, hebat, kalau pangannya kurang," sambungnya.

Menko Zulhas pun memberi contoh saat ini masyarakat di beberapa kota besar di Asia, seperti di Seoul atau Beijing. Menurutnya, tinggi badan masyarakat di sana sudah mulai menyamai tinggi masyarakat Eropa. Faktornya tidak lain berasal dari konsumsi pangan yang baik oleh masyarakatnya. Itu yang sedang dikejar Indonesia saat ini.

Adapun dalam peringatan 'Hari Susu Nusantara' itu, pemerintah menggaungkan pentingnya konsumsi susu demi generasi emas yang berkualitas. Dengan semangat kolaborasi, Hari Susu Nusantara 2025 diharapkan mampu menjadi titik balik bagi industri persusuan nasional, sekaligus mendorong masyarakat untuk menjadikan susu sebagai bagian dari pola konsumsinya sehari-hari. 

Menko Zulhas juga menyampaikan persoalan gizi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi membutuhkan sinergi dan kerja sama dari seluruh elemen termasuk swasta, masyarakat, dan pelaku industri susu.

Pada kesempatan yang sama Mendag Busan mengajak masyarakat rutin mengonsumsi susu guna mencukupi kebutuhan gizi demi mewujudkan Indonesia yang lebih sehat.

Acara tersebut turut dimeriahkan dengan kegiatan jalan sehat serta gelar wicara (talkshow).

Pada kesempatan tersebut, Mendag Busan didampingi Sekretaris Jenderal Kemendag, Isy Karim. (SG-1)