Soko Berita

Laba Melejit! Bank Emas BSI Raup Keuntungan Double Digit Berkat Inovasi Digital

Laba bersih BSI triwulan I 2025 tumbuh 10% YoY ke Rp1,88 triliun, didorong inovasi digital, bisnis emas naik 81,99%, dan fee based income tumbuh signifikan.

By Ramadhan Safrudin  | Sokoguru.Id
08 Mei 2025
<p>Ilustrasi pertumbuhan Bank Emas BSI, dengan inovasi digital sebagai pendorong utama, yang menghasilkan laba double digit pada triwulan I 2025, dan menjadikan emas sebagai pilihan investasi yang menjanjikan. Foto: freepik.cpm</p>

SOKOGURU, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membukukan laba bersih sebesar Rp1,88 triliun pada triwulan I 2025, tumbuh 10 persen secara year on year (YoY). 

Pertumbuhan laba ini didorong oleh transformasi layanan digital dan bisnis emas yang terus berkembang pesat.

Plt Direktur Utama BSI Bob T Ananta mengatakan peningkatan laba bersih itu didorong oleh kenaikan fee based income (FBI) yang signifikan.

“FBI BSI tumbuh 39,3 persen menjadi Rp1,7 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini. Komposisi fee based ratio juga naik signifikan per Maret 2025 dari 16,91 persen ke level 20,35 persen,” ujar Bob dalam paparan kinerja keuangan BSI di Jakarta, Kamis, 30 April 2025, sebagaimana dikutip sokoguru.id dari situs resmi BSI.

Bisnis Emas Jadi Motor Pertumbuhan

Pertumbuhan FBI BSI tak lepas dari strategi penguatan infrastruktur transaction banking sepanjang 2024, termasuk peluncuran BYOND by BSI, penambahan EDC, QRIS BSI, serta penetapan BSI sebagai bank emas oleh Presiden RI pada 26 Februari 2025.

Dalam kondisi ekonomi global yang menantang, emas menjadi aset safe haven dan peluang besar bagi BSI.

Bob menjelaskan, bisnis BSI Emas melalui BYOND by BSI naik signifikan, seiring tren pembelian emas oleh nasabah dan kesiapan produk emas BSI.

Hingga Maret 2025, jumlah nasabah emas BSI meningkat 28 persen menjadi 119 ribu, dengan saldo emas mencapai 621 kilogram.

Bisnis emas di BSI tumbuh 81,99 persen (YoY) ke level Rp14,33 triliun, didominasi oleh cicil emas Rp7,37 triliun (tumbuh 168,64 persen YoY) dan gadai emas Rp6,96 triliun (tumbuh 35,65 persen YoY).

Bisnis emas menyumbang 17,81 persen fee based income perusahaan.

Indikator Keuangan BSI Tetap Positif

Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho menambahkan, aset BSI per Maret 2025 mencapai Rp401 triliun, tumbuh 12 persen YoY.

Dana pihak ketiga (DPK) naik 7,4 persen ke Rp319 triliun dengan 60,96 persen di antaranya dari dana murah (CASA). Pembiayaan BSI tumbuh 16,21 persen menjadi Rp287,2 triliun.

Strategi dan Inovasi Digital

BSI terus memperkuat layanan digital, termasuk optimalisasi mobile banking, pengembangan BYOND by BSI, serta aplikasi BEWIZE untuk nasabah wholesale dan korporasi.

Selain itu, BSI menjaga efisiensi dan kehati-hatian bisnis di tengah tekanan likuiditas akibat situasi ekonomi global dan geopolitik.

Peningkatan Preferensi Keuangan Syariah

Survei tahun 2024 menunjukkan preferensi masyarakat terhadap keuangan syariah meningkat.

Kelompok universalis yang memilih bank syariah jika fasilitasnya setara dengan konvensional naik menjadi 30 persen, sedangkan kelompok konformis yang hanya memilih bank syariah naik ke 29,1 persen.

Komitmen ESG dan Bisnis Berkelanjutan

BSI juga konsisten melaksanakan pembiayaan berkelanjutan berbasis syariah dan ESG (Environment, Social, Governance).

Per Maret 2025, pembiayaan berkelanjutan BSI mencapai Rp72,6 triliun, terdiri dari green financing Rp14,6 triliun dan social financing Rp58 triliun.

 

Sumber : bankbsi.co.id