SOKOGURU: Setiap tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), momen penting yang menandai lahirnya kesadaran kolektif untuk bersatu sebagai bangsa.
Tapi tahukah Anda, bahwa semangat ini berakar dari sekelompok pemuda cendekia di awal abad ke-20 yang mendobrak zaman kolonial dengan satu senjata: ilmu pengetahuan dan organisasi?Lahirnya Boedi Oetomo: Awal Sebuah Era
Tepat pada 20 Mei 1908, organisasi Boedi Oetomo didirikan oleh Dr. Soetomo dan mahasiswa STOVIA lainnya di Batavia.
Baca juga: Peringati Harkitnas ke-116, DKI Jakarta Diharapkan Jadi 'Leader' Kota Global
Berbeda dengan perlawanan fisik yang selama ini dilakukan rakyat di berbagai daerah, Boedi Oetomo memperjuangkan kebangkitan melalui pendidikan, kebudayaan, dan organisasi modern. Inilah titik balik ketika perlawanan terhadap penjajahan mulai terstruktur dan berpikir ke arah kebangsaan.
Boedi Oetomo adalah tonggak pertama bangkitnya kesadaran nasional bahwa bangsa ini harus bersatu melawan penjajahan, tidak lagi dengan semangat kedaerahan, tapi dengan visi Indonesia merdeka.
Mengapa 20 Mei Ditetapkan Sebagai Hari Kebangkitan Nasional?
Presiden Soekarno menetapkan 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional pada tahun 1948, di tengah ancaman perpecahan pasca Agresi Militer Belanda I.
Tujuannya jelas: mengingatkan seluruh rakyat bahwa persatuan dan semangat kebangsaan jauh lebih kuat dari perbedaan.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Sejarah Hari Pers Nasional
Harkitnas bukan sekadar seremoni, tapi pengingat bahwa masa depan bangsa dibangun lewat pendidikan, kesadaran kolektif, dan kerja sama lintas suku, agama, dan golongan.
Kebangkitan Dulu dan Sekarang: Apa Bedanya?
Dulu, kebangkitan nasional berarti melawan penjajah dengan pikiran dan organisasi. Sekarang, kebangkitan nasional adalah tentang melawan kemiskinan, keterbelakangan, korupsi, hingga hoaks digital.
Kita tidak lagi menghadapi senjata kolonial, tapi tantangan globalisasi, disrupsi teknologi, dan ketimpangan sosial.
Generasi muda kini menjadi garda depan kebangkitan baru. Mereka membangun startup, memajukan UMKM digital, menyuarakan perubahan lewat media sosial, dan membawa semangat gotong royong ke dunia global.
Baca juga: Ikon Sejarah Gedung Merdeka dan Museum KAA di Bandung akan Direnovasi
Kebangkitan Ekonomi dan Digital: Warisan yang Hidup
Kebangkitan nasional hari ini juga tercermin dalam sektor ekonomi. Program hilirisasi industri, ekspor produk lokal, dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menunjukkan bahwa semangat Boedi Oetomo kini hidup dalam bentuk kemandirian ekonomi.
Di sisi lain, kebangkitan digital turut memicu gelombang baru perubahan sosial dan budaya. Indonesia kini bukan hanya pasar digital terbesar di Asia Tenggara, tapi juga salah satu pelopor teknologi finansial, logistik digital, dan ekonomi kreatif.
Bangkit, Bersatu, dan Melaju Maju
Hari Kebangkitan Nasional adalah ajakan untuk menengok masa lalu demi menata masa depan.
Dari aula kecil STOVIA ke jagat dunia maya, semangat kebangkitan bangsa terus menyala. Kini saatnya kita bertanya pada diri sendiri: apa kontribusi kita untuk Indonesia hari ini? (*)