SOKOGURU, LUMAJANG- Setelah beras, Indonesia akan fokus pada tebu untuk meraih swasembada gula. Di harapkankan dalam tiga tahun atau paling lambat dalam lima tahun ke depan sudah tercapai swasembada gula.
Hal itu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat acara panen dan tanam tebu yang dilaksanakan di Kebun Lumajang 3 AFD, Desa Banter Barat, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Selasa, 10 Juni 2025.
“Alhamdulillah pangan kita sudah cukup. Stok kita tertinggi selama merdeka yaitu 4 juta ton. Jadi sekarang kita mulai melihat komoditas perkebunan yaitu tebu, kopi, kakao, karet dan lain sebagainya. Kita fokus tebu, semoga 2 hingga 3 tahun, paling lambat 4 atau 5 tahun, Indonesia bisa mulai meraih swasembada gula,” katanya, dalam keterangan resmi Kementan, Rabu, 11 Juni.
Baca juga: Produksi Gula dari Merauke Sebagai Proyek Strategis Nasional dalam Mengurangi Beban Impor
Lebih lanjut, ia membeberkan strategi kunci pemerintah dalam mencapai swasembada gula nasional. Strategi-strategi itu, kata Amran, difokuskan pada peningkatan produktivitas, efisiensi budi daya, pemberdayaan petani secara berkelanjutan dan peningkatan pendapatan petani tebu.
Berikut enam strategi kunci yang akan dilakukan oleh pemerintah secara komprehensif dalam mewujudkan swasembada gula nasional:
- Melakukan penguatan penyuluhan kepada petani
- Memperbaiki sistem pengelolaan perkebunan tebu
- Menyediakan sarana produksi, termasuk memberikan kemudahan akses pupuk
- Irigasi
- Pengelolaan tanah
- Harga harus menguntungkan petani.
“Kalau semua itu diberesin, swasembada jadi kenyataan,” jelas Mentan Amran.
Ia juga mengungkapkan pelaksanaan keenam strategi tersebut membutuhkan kerja sama lintas sektor, baik pemerintah pusat, daerah, BUMN, maupun swasta.
Baca juga: Dukung Swasembada Gula, Kemenkop dan LPDB Perkuat Ekosistem Petani Tebu di Jatim
“Alhamdulillah, kita bekerja keras dan bergandengan tangan. Ini tidak bisa diselesaikan sendiri. Ini adalah PR kita bersama. Termasuk ada Pak Plt. Gubernur, ada juga PTPN. Kita kolaborasi, pasti bisa,” imbuhnya.
Mentan Amran juga bertekad untuk meningkatkan produktivitas gula nasional yang saat ini masih di kisaran 4 ton per hektar. Seperti diketahui, data menunjukkan produksi gula per hektar sempat menembus angka 14 ton, yakni terjadi pada era 1930-an.
“Ini berarti harus ada yang dibenahi. Doakan mudah-mudahan minimal produksi gula kita bisa seperti jaman dulu lagi, minimal 14 ton lah produksinya,” ujar Mentan Amran dengan optimis.
Baca juga: Kementan: Program Kebun Benih Datar dan Bongkar Ratoon Tingkatkan Panen Tebu
Selain itu, melihat tren produksi saat ini, Mentan Amran juga optimis kebutuhan gula konsumsi dalam negeri mampu tercukupi sepenuhnya paling lambat di tahun 2026.
“Kita penuhi dulu gula konsumsi. Kalau tadi Pak Dirut bilang, paling lambat tahun depan gula konsumsi sudah beres. Tapi jangan hanya gula konsumsi. Kita kejar juga gula industri. Kalau ini berhasil, kita bisa menghemat devisa hingga Rp40 triliun,” tukas Amran.
Peraturan Presiden No. 40 Tahun 2023 menargetkan swasembada gula konsumsi tercapai pada 2028, dan swasembada gula industri serta bioetanol pada 2030.
Saat ini, produksi gula nasional pada 2024 tercatat 2,46 juta ton, naik 8,57 persen dari 2023. Namun, kebutuhan nasional mencapai 8,1 juta ton, sehingga masih perlu tambahan 5,6 juta ton untuk mencapai swasembada.
Dalam acara panen dan tanam perdana tebu di Kabupaten Lumajang, turut hadir jajaran Eselon I Kementerian Pertanian, Plt. Gubernur Jawa Timur, Bupati Lumajang , Holding PTPN III serta Forkopimda Jawa Timur. (SG-1)