SokoTekno

Tim Mahasiswa ITB Raih Prestasi, Perkenalkan Inovasi Migas dari Limbah Cangkang Telur dan Sekam Padi

Cangkang telur dan sekam padi miliki efektivitas sebanding dengan aditif komersial. Material itu mampu tekan biaya lumpur pengeboran secara signifikan.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
10 September 2025
<p>Tim MadMud Mendapatkan Posisi First Runner-Up dalam Mud Design Competition OGIP 2025 UPN “Veteran” Yogyakarta, Minggu, 11 Mei 2025. (Dok. Tim MadMud ITB)</p>

Tim MadMud Mendapatkan Posisi First Runner-Up dalam Mud Design Competition OGIP 2025 UPN “Veteran” Yogyakarta, Minggu, 11 Mei 2025. (Dok. Tim MadMud ITB)

SOKOGURU, BANDUNG-  Untuk menjawab tantangan industri migas saat ini, sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi mengikuti kompetisi Mud Design Competition OGIP 2025.

Dalam kegiatan yang diselenggarakan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta itu, para peserta  merancang inovasi fluida pengeboran yang ramah lingkungan dan ekonomis.

Tim mahasiswa Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menamakan diri Tim MadMud berhasil meraih first runner-up dalam ajang tersebut. 

Baca juga: Bentuk Pengelola Sampah Tingkat Kelurahan, Pemkot Bandung-IATL ITB Uji Coba di dua Kelurahan

Mereka adalah Ghifari Handzalah Suardini (12221070), M. Faza Rosyada (12221083), dan Rasel Ahmad Madinal Ilmillah (12221124).

Mereka memperkenalkan inovasi berbasis additives biodegradable dengan memanfaatkan limbah cangkang telur (egg shell) dan sekam padi (rice husk) sebagai Loss Circulation Material (LCM).
“Inovasi ini menghasilkan mud program yang ramah lingkungan, cost-effective, serta mampu mengatasi permasalahan seperti borehole stability, meminimalkan formation damage, dan mengoptimalkan well control,” ujar salah seorang anggota MadMud, Ghifari, dalam keterangan resmi ITB, Selasa, 9 September 2025.
Baca juga: Kolaborasi ITB dan USTP Perkuat Inovasi dan Riset Indonesia- Filipina
Kompetisi itu sendiri telah berlangsung 10–11 Mei 2025 di Yogyakarta. 

Lebih lanjut, Faza menjelaskan, hasil pengujian di laboratorium menunjukkan, penggunaan cangkang telur dan sekam padi memiliki efektivitas sebanding dengan aditif komersial. Bahkan, material tersebut mampu menekan biaya lumpur pengeboran secara signifikan. 

“Harga dari kedua inovasi ini jauh lebih murah dibandingkan aditif di pasaran, sehingga menjadikan program lumpur lebih efisien,” ujarnya.

Baca juga: DKST ITB Dorong Inovator Muda Tampil di Ajang 12th Lee Kuan Yew Global Business Plan Competition 2025

Sementara Rasel menambahkan, inovasi itu memiliki potensi pengembangan lebih lanjut. 

“Kami memilih ide ini berdasarkan studi literatur dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Karena itu, kami yakin penerapannya di masa depan sangat memungkinkan,” imbuhnya.

Keberhasilan tim MadMud tidak lepas dari strategi kolaboratif yang mereka terapkan. Mulai dari brainstorming, pembagian tugas, hingga evaluasi dilakukan secara terstruktur baik secara daring melalui zoom maupun pertemuan luring. 

“Komunikasi efektif dan manajemen waktu yang baik menjadi kunci keberhasilan tim kami,” kata mereka.

Bagi ketiga mahasiswa tersebut, pengalaman mengikuti kompetisi menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya dedikasi dan ketekunan.

“Kami ingin menyampaikan pesan bahwa mahasiswa tidak perlu takut untuk mencoba. Menang atau kalah adalah bagian dari proses untuk menjadi pribadi yang lebih baik,” tambah tim.

Melalui capaian ini, tim MadMud berharap inovasi yang mereka kembangkan dapat memberikan manfaat nyata bagi industri energi di Indonesia, sekaligus menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berinovasi dan berprestasi. (SG-1)