SokoTekno

ITB Gandeng Industri Kembangkan Kendaraan Otonom AVA, Buktikan Indonesia Bisa Jadi Produsen Teknologi

AVA ditargetkan bisa digunakan di kawasan industri dan bandara. Indonesia diharapkan jadi produsen teknologi kendaraan otonom yang bersaing di pasar global.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
01 Oktober 2025
<p>Kendaraan otonom Autonomous Vehicle Adaptive/AI (AVA) bertenaga listrik karya inovatif  Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung (FTI-ITB) yang dikembangkan melalui kolaborasi antara riset kampus dan industri. (Dok. ITB) </p>

<p> </p>

Kendaraan otonom Autonomous Vehicle Adaptive/AI (AVA) bertenaga listrik karya inovatif  Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung (FTI-ITB) yang dikembangkan melalui kolaborasi antara riset kampus dan industri. (Dok. ITB) 

 

SOKOGURU, BANDUNG- Berangkat dari pemikiran akan kebutuhan menghadirkan kendaraan otonom yang efisien, hemat biaya, dan sesuai dengan kondisi Indonesia, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung (FTI-ITB) tengah mengembangkan kendaraan otonom Autonomous Vehicle Adaptive/AI (AVA).

Inovasi tersebut dilakukan dengan menggandeng mitra industri nasional PT Sibernetika, PT TESA, dan PT AVS.

Demikian disampaikan dosen FTI ITB, sekaligus peneliti utama proyek AVA, Augie Widyotriatmo, S.T., M.T., Ph.D, dalam keterangan ITB, yang dikutip itb.ac.id, Selasa, 30 September 2025.

Baca juga: Mahasiswa ITB Juara I Pertamina Energynovation Ideas Competition, Ajang Lahirnya Solusi Energi Nyata

“AVA adalah upaya kami untuk menghadirkan kendaraan otonom buatan dalam negeri yang aman, efisien, dan adaptif. Kami ingin membuktikan bahwa Indonesia bisa menjadi produsen teknologi, bukan sekadar pengguna,” ujarnya.

Teknologi Kamera Adaptif dan AI

Menurut Augie, AVA menonjol berkat pendekatan teknologi yang berbeda dari kebanyakan kendaraan otonom global. Jika produk lain bergantung pada sensor mahal seperti LIDAR, AVA menggunakan sistem kamera adaptif yang dipadukan dengan algoritma kecerdasan buatan (AI). 

Baca juga: Tim Mahasiswa ITB Raih Prestasi, Perkenalkan Inovasi Migas dari Limbah Cangkang Telur dan Sekam Padi

Strategi itu, sambungnya, membuat biaya produksi lebih rendah, namun tetap mumpuni untuk menghadapi kondisi lapangan di Indonesia.

“Dengan pendekatan berbasis kamera adaptif dan computer vision, kami bisa menghadirkan solusi yang lebih ekonomis sekaligus efektif. Teknologi ini dirancang agar benar-benar sesuai dengan kebutuhan infrastruktur dan lingkungan di Indonesia,” imbuh Augie.

Kolaborasi Kampus dan Industri

Pengembangan AVA melibatkan kolaborasi erat antara ITB dengan mitra strategis. ITB berfokus pada riset dan inovasi teknologi, PT Sibernetika mengembangkan sistem integrasi dan perangkat lunak, PT TESA mendukung manufaktur, sementara PT AVS berperan dalam sistem kendali rendah dan human-machine interface (HMI).

Baca juga: Kolaborasi ITB dan USTP Perkuat Inovasi dan Riset Indonesia- Filipina

“Kami menggabungkan keunggulan masing-masing pihak. Kolaborasi ini menciptakan ekosistem inovasi yang lengkap, mulai dari riset di laboratorium hingga produk siap digunakan di industri,” jelasnya lagi.

 

Uji Coba Prototipe

Lebih lanjut, Augie menjelaskan, Prototipe AVA telah menunjukkan hasil uji coba yang menjanjikan. Kendaraan itu mampu bergerak mandiri, mengenali rintangan, dan menjaga lintasan dengan stabil. 

Sistem keamanan juga didukung oleh kontrol redundant dan pengawasan berlapis, menjadikannya andal untuk beroperasi di kawasan terbatas seperti bandara dan kawasan industri.

“Hasil uji coba menunjukkan AVA sudah mampu bergerak mandiri dengan stabil, sekaligus menjaga aspek keselamatan melalui sistem pengawasan berlapis,” tuturnya.

Visi Jangka Panjang

AVA diproyeksikan menjadi kendaraan otonom buatan Indonesia yang bisa diterapkan secara luas. Dalam jangka pendek, AVA akan beroperasi sebagai prototipe di bandara dan kawasan industri. 

Sedangkan untuk jangka menengah diarahkan pada produksi terbatas, dan jangka panjang ditargetkan ekspansi ke pasar internasional.

“Target kami jelas yakni dalam waktu dekat AVA bisa digunakan di kawasan industri dan bandara. Ke depan, kami ingin Indonesia menjadi produsen teknologi kendaraan otonom yang dapat bersaing di pasar global,” tutup Augie. (SG-1)