SOKOGURU, Pandeglang- Para istri nelayan dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kampung Hunian Tetap (Huntap), Desa Sumberjaya, Kabupaten Pandeglang, Banten didorong dapat memanfaatkan hasil perikanan yang berkelanjutan.
Untuk itu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menggelar pelatihan terkait pengolahan hasil perikanan, beberapa waktu lalu.
Kegiatan itu bertujuan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan para istri nelayan dalam mengolah hasil laut menjadi produk bernilai jual tinggi.
Demikian disampaikan Senior General Manager Social Responsibility Telkom, Hery Susanto, dalam keterangan resmi Kementerian BUMN, Selasa (8/4).
“Melalui program pemberdayaan ini, Telkom berupaya mendorong perubahan nyata dalam kehidupan para istri nelayan yang terdampak tsunami.Mereka tidak hanya mampu bangkit secara ekonomi, tetapi juga lebih mandiri dan berdaya dalam mengelola usaha berbasis hasil laut,” jelasnya.
Baca juga: Telkom Dorong UMKM Kuasai Inovasi Digital untuk Tingkatkan Omzet dan Naik Kelas
Menurut Hery, kegiatan pelatihan itu tidak hanya menghidupkan kembali ekonomi lokal, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan keluarga nelayan secara keseluruhan.
Pelatihan tersebut, sambungnya, juga menjadi bentuk nyata kontribusi Telkom terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan ke-9 yakni membangun infrastruktur yang tangguh, mendorong industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, serta meningkatkan inovasi.
“Harapannya, pelatihan itu tidak hanya melahirkan pelaku usaha baru yang mandiri, tetapi juga membuka jalan bagi produk lokal agar bisa menembus pasar global,” imbuh Hery.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, saat ini para peserta (20 orang) sedang mempratikkan apa yang telah diperoleh selama pelatihan yang berlangsung pada 25–26 Februari 2025 lalu.
Baca juga: Lewat Telkom Solution, Market Enterprise Business di Indonesia Dapatkan Solusi Digital Inovatif
Ikan segar yang sebelumnya hanya dijual dalam bentuk mentah, misalnya, kini dapat diolah menjadi berbagai produk menarik seperti abon dan dendeng ikan tenggiri, teri balado, hingga sambal cumi.
Produk-produk itu diharapkan mampu menjadi oleh-oleh khas dari Ujung Kulon, sekaligus membuka peluang baru bagi pelaku usaha lokal.
Kampung Huntap sendiri merupakan salah satu lokasi relokasi bagi para korban tsunami Selat Sunda pada 2018 silam, yang disebabkan oleh letusan Gunung Anak Krakatau.
Bencana itu menyebabkan kerusakan parah di wilayah pesisir Banten, memaksa ribuan warga mengungsi dan kehilangan mata pencaharian, termasuk para nelayan yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga.
Sebagian besar warga di kampung tersebut masih menggantungkan hidup dari hasil laut.
Namun, ketergantungan pada penjualan ikan segar yang fluktuatif karena kondisi alam membuat penghasilan mereka tidak menentu.
Baca juga: Pelaku UMKM yang Kesulitan Gunakan AI Buat Kembangkan Bisnis, Telkom Hadirkan Solusi Lewat Indibiz
Inilah yang mendorong Telkom menghadirkan solusi berupa pelatihan dan pemberdayaan ekonomi.
"Dulu, kami hanya bergantung pada penjualan hasil tangkapan suami. Sekarang, kami bisa mengolahnya sendiri menjadi produk yang bernilai lebih tinggi," ujar Siti Sadiah, salah satu istri nelayan peserta pelatihan.
Setelah bencana tsunami, banyak keluarga kehilangan sumber nafkah. Namun berkat pelatihan ini, para perempuan di komunitas tersebut bangkit dan mampu membangun kembali ekonomi keluarga. (SG-1)