SokoBisnis

Permudah Perdagangan ASEAN-India, Indonesia Dorong Penyelesaian Reviu AITIGA 2025

Indonesia tegaskan komitmen bersama ASEAN untuk menjaga perdagangan terbuka, adil, dan berbasis aturan. Upaya itu demi stabilitas pertumbuhan di kawasan.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
29 September 2025
<p>Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti menghadiri Pertemuan AEM-India Consultation yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat, 26 September 2025. (Dok. Kemendag).</p>

Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti menghadiri Pertemuan AEM-India Consultation yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat, 26 September 2025. (Dok. Kemendag).

SOKOGURU, KUALA LUMPUR- Indonesia menyambut baik kemajuan reviu ASEAN- India Trade in Goods Agreement (AITIGA) dan mendorong penyelesaiannya pada akhir 2025. 

Penyelesaian itu menjadi langkah penting untuk menjadikan AITIGA lebih ramah pengguna, sederhana, dan fasilitatif bagi dunia usaha. Dengan demikian dapat menciptakan perdagangan yang lebih inklusif dan menguntungkan bagi semua pihak.

Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri mengatakan hal itu saat menghadiri Konsultasi ke-22 Menteri Ekonomi ASEAN-India (The 22nd ASEAN Economic Ministers/AEM-India Consultations) dengan pelaku usaha yang tergabung dalam Dewan Bisnis ASEAN-India (ASEAN-India Business Council/AIBC), Jumat, 26 September 2025. 

Baca juga: Hadiri Pertemuan AEM ke-57 di Kuala Lumpur, Wamendag Roro Bahas Tantangan Ekonomi di ASEAN

Dalam pertemuan itu, sambungnya, Indonesia mendorong penyelesaian perundingan reviu ASEAN- India Trade in Goods Agreement (AITIGA) pada akhir 2025. Indonesia juga mendukung penyempurnaan perjanjian AITIGA yang lebih sederhana, mudah digunakan, dan makin mendukung fasilitasi perdagangan. 

“Langkah ini diharapkan dapat membuka akses pasar yang lebih luas, serta meningkatkan pemanfaatan perjanjian AITIGA oleh pelaku usaha di ASEAN dan India,” ujar Wamendag Roro, dalam keterangan resmi Kemendag, Minggu, 28 September 2025..

Konsultasi tersebut dilaksanakan dalam rangkaian pertemuan ASEAN Economic Ministers (AEM) ke-57 pada 22-26 September 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Baca juga: Wamendag Roro Bertemu Direktur Eksekutif ITC Tekankan Sinergisitas Pengembangan UMKM Indonesia

Dalam kesempatan itu, Wamendag Roro menyatakan bahwa Indonesia juga menyoroti pentingnya penyusunan lini masa dan rencana kerja (timeline dan work plan) yang jelas serta realistis, termasuk penyelesaian tiap bab perundingan secara bertahap. 

Selain itu, Indonesia mengajak para pemangku kepentingan terkait untuk menggelar lebih banyak pertemuan antar-sesi guna menyelesaikan perundingan secara substansial pada akhir 2025.

Ia juga menekankan pentingnya mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas AITIGA. Saat ini, tingkat pemanfaatan tersebut masih relatif rendah, yaitu sekitar 16%–27% di sisi India dan 33%–38% di sisi ASEAN.

“Kami turut mendorong sektor swasta untuk lebih aktif menggunakan fasilitas AITIGA, baik dalam kegiatan ekspor maupun impor. Pemanfaatan yang lebih optimal akan membantu memaksimalkan manfaat perjanjian ini bagi dunia usaha dan perekonomian kawasan,” tegasnya.

Baca juga: Pertemuan Wamendag Roro dengan Sekjen EFTA Bahas Optimalisasi IE CEPA dan Peningkatan Pasar Ekspor

Indonesia, lanjut Wamendag Roro, juga menegaskan komitmen bersama ASEAN untuk menjaga perdagangan yang terbuka, adil, dan berbasis aturan. Upaya ini penting untuk menghadapi tantangan ekonomi global dan menjaga stabilitas pertumbuhan di kawasan. 

Selain itu, Indonesia juga mengajak India untuk mempertimbangkan kembali keikutsertaannya dalam Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnershi/RCEP). 

Saat ini, dokumen kerangka acuan kerja (terms of reference/TOR) dari Kelompok Kerja Ad Hoc Aksesi (Ad Hoc Accession Working Group/AWG) oleh Komite Bersama RCEP (RCEP Joint Committee/RJC) telah diadopsi, sehingga proses aksesi akan segera dimulai.

Dalam kaitan itu, ditegaskan kembali bahwa RCEP merupakan perjanjian yang terbuka dan inklusif.

“Perluasan keanggotaan RCEP juga akan memperluas peluang ekonomi, meningkatkan ketahanan rantai pasokan, serta memperkuat peran perjanjian sebagai pendorong utama pertumbuhan dan stabilitas di kawasan,” pungkas Wamendag Roro. (SG-1)