SokoBerita

Sinergi Kemendag dan Google Indonesia Perkuat UMKM BISA Ekspor Lewat Gemini Academy

Gemini Academy adalah program pelatihan berbasis AI yang dirancang Google untuk membantu pelaku UMKM meningkatkan daya saing dengan memanfaatkan teknologi.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
24 Mei 2025
<p>Menteri Perdagangan Budi Santoso menjadi pembicara pada sesi 'Ask to Busan' dalam program Gemini Academy di Kampus UGM Yogyakarta, Jumat, 23 Mei 2025. (Dok. Kemendag)</p>

Menteri Perdagangan Budi Santoso menjadi pembicara pada sesi 'Ask to Busan' dalam program Gemini Academy di Kampus UGM Yogyakarta, Jumat, 23 Mei 2025. (Dok. Kemendag)

SOKOGURU, SLEMAN- Sebanyak 1.000 peserta mengikuti  Program Gemini Academy di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gajah Mada (FMIPA UGM) Yogyakarta, Jumat, 23 Mei 2025.

Para Peserta terdiri dari mahasiswa, pelaku UMKM, serta pemerintah mengikuti acara yang mengusung tema From Local to Global Mastering Digital Export with Gemini itu secara daring maupun luring.

Menurut Menteri Perdagangan Budi Santoso yang menjadi pembicara sesi Ask to Busan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengambil langkah inovatif untuk berkolaborasi strategis dengan Google Indonesia melalui Gemini Academy. 

Baca juga: Mendag Busan: Sarung Tangan Kerja asal Sleman Tembus Pasar AS, Bukti Produk Lokal Berdaya Saing Global

“Kehadiran  Gemini Academy di Yogyakarta untuk mendukung pengusaha UMKM menjadi eksportir. Inisiatif ini bertujuan mengangkat daya saing  UMKM Indonesia di kancah global, sekaligus mengoptimalkan Program UMKM Berani Inovasi Siap Adaptasi (BISA) Ekspor,” ujarnya dalam keterangan resmi Kemendag. 

Lebih lanjut, Mendag Busan, sapaan akrab Budi Santoso, mengatakan, Program itu bertujuan memberikan pelatihan pengusaha UMKM di Yogyakarta dan sekitarnya melalui pelatihan interaktif, studi kasus, serta pendampingan untuk memahami dan menerapkan teknologi kecerdasan buatan (AI).

“Kolaborasi Kemendag dan Google Indonesia melalui Gemini Academy diharapkan dapat meningkatkan daya saing UMKM Indonesia di pasar global dengan memanfaatkan teknologi artifisial intelegensia (AI),” ungkapnya.

Baca juga: Di Hadapan Wisudawan STIE Widya Wiwaha, Mendag Busan Ajak Generasi Muda Jadi Wirausahawan

Melalui Gemini Academy, sambung Menteri Busan, UMKM dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami tren pasar, menganalisis data secara cepat, serta menyusun strategi ekspor yang lebih efektif.

Acara Ask to Busan dikemas dengan dialog interaktif antara Mendag Busan dan peserta dan panelis. Dalam sesi itu, Mendag menjawab sejumlah pertanyaan dari para peserta terkait kiat UMKM dalam menembus pasar ekspor. 

Mendag Busan juga menyampaikan program prioritas kementeriannya dalam mendukung UMKM untuk menembus pasar ekspor. 

Baca juga: IFEX 2026 Diluncurkan, Kemendag dan HIMKI Dorong Ekspor Furnitur dan Kerajinan Indonesia

Selain itu, ia menjelaskan tentang program pendampingan penjajakan kerja sama bisnis (business matching) yang bertujuan membantu UMKM menjalin kemitraan dengan pelaku usaha di luar negeri. Melalui inisiatif ini, UMKM dapat meningkatkan daya saing dan memperluas jangkauan pasar global.

Hadir dalam acara tersebut Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. Wening Udasmoro dan Government Affairs and Public Policy Manager Google Indonesia Isya Hanum Kresnadi. 

Negara pertama di dunia

Pada kesempatan yang sama, Isya Hanum dari Google Indonesia menyampaikan, Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang 

Salah seorang peserta Gemini Academy bertanya kepada Mendag Busan. (Dok. Kemendag)

memiliki program pelatihan Gemini Academy khusus untuk UMKM. Kemendag merupakan mitra pertama Google dari sisi pemerintah dalam pelaksanaan program ini. 

“Kami sangat bangga meluncurkan Gemini Academy di Indonesia. Indonesia adalah negara pertama di dunia yang memiliki program pelatihan Gemini Academy khusus untuk UMKM, dan Kemendag merupakan mitra pertama kami dari sektor pemerintahan di Indonesia. Kami berharap, program ini membantu bisnis menjadi lebih produktif, efisien, dan menjangkau lebih banyak pelanggan di seluruh negeri maupun dunia,” ujarnya.

Sementara itu, Ferika, mahasiswi jurusan manajemen yang hadir sebagai peserta, mengungkapkan, Gemini Academy memberinya wawasan tentang dunia bisnis, khususnya bagi UMKM berorientasi ekspor. 

Program itu, menurutnya, sangat relevan dengan perkembangan teknologi saat ini dan dapat diterapkan oleh pelaku UMKM. 

Ia berharap pelatihan serupa dapat dilakukan secara masif dan menjangkau wilayah Indonesia yang lebih luas, terutama daerah dengan tingkat literasi kecerdasan buatan yang masih rendah.

 

Penandatanganan kerja sama

Pelatihan Gemini Academy di UGM dirangkai dengan penandatanganan kerja sama Kemendag, Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, serta Universitas Negeri Yogyakarta. 

Kerja sama itu merupakan bentuk komitmen bersama dalam mendukung transformasi digital dan perluasan pasar UMKM Indonesia. Penandatanganan dokumen kerja sama dilakukan Direktur Jenderal PEN Fajarini Puntodewi, Direktur Utama GIK Alfatika Aunuriella Dini, serta Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Prof. Sumaryanto. Penandatanganan disaksikan Mendag Busan.

“Melalui perjanjian kerja sama ini, Kemendag siap bersinergi dengan universitas untuk mengembangkan kapasitas sumber daya manusia bagi pelaku UMKM berorientasi ekspor,” imbuhnya.

Gemini Academy adalah program pelatihan berbasis AI yang dirancang Google untuk membantu pelaku usaha, terutama UMKM, dengan memanfaatkan teknologi seperti machine learning,analisis data, dan pemasaran.

Acara Gemini Academy menghadirkan tiga pembicara berpengalaman di bidang ekspor, yaitu pemilik Puthic.id Nissa Khoirina, CTO Sheo Home Living Reza Monoarfa, serta Eksportir dan Key Opinion Leader TEI 2025 Dewi Harlas. 

Para narasumber berbagi wawasan dan pengalaman dalam membangun usaha yang berorientasi ekspor serta cara memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan pasar internasional.

Program Gemini Academy menjadi sangat relevan mengingat besarnya potensi UMKM Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pada 2024, jumlah UMKM di Indonesia mencapai lebih dari 65 juta unit usaha. 

Usaha-usaha ini tersebar di berbagai sektor seperti perdagangan, manufaktur, pertanian, jasa, kuliner, fesyen, kerajinan tangan, hingga teknologi digital. 

Dari jumlah tersebut, sebanyak 37,79% atau sekitar 24,56 juta UMKM telah memasuki pasar niaga elektronik. Dari jumlah UMKM Indonesia tersebut juga, sebanyak 15,7% atau sekitar 10,3 juta UMKM telah ekspor ke pasar global. 

Turut hadir Perwakilan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi; Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V DIY, serta dinas bidang perdagangan Provinsi DI Yogyakarta. 

Hadir pula 500 pelaku UMKM dari sektor furnitur, kriya fesyen, kosmetik, serta makanan dan minuman. 

Mendampingi Mendag Busan yakni Sekretaris Jenderal Kemendag Isy Karim, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Fajarini Puntodewi, dan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Iqbal Shoffan Shofwan. (SG-1)