SokoBerita

Hadapi Cuaca Ekstrem, ASDP Perketat Kesiapsiagaan Demi Amankan Layanan Nataru 2026

Di lintasan Merak–Bakauheni, ASDP siagakan 28 kapal untuk operasi normal dan ditingkatkan menjadi 33 kapal pada puncak arus melalui koordinasi dengan KSOP.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
11 Desember 2025
<p>ASDP perketat kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem untuk menjamin keamanan layanan penyeberangan Nataru 2026, lengkap dengan koordinasi, fasilitas, dan pengaturan arus kendaraan. (Dok. ASDP)</p>

ASDP perketat kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem untuk menjamin keamanan layanan penyeberangan Nataru 2026, lengkap dengan koordinasi, fasilitas, dan pengaturan arus kendaraan. (Dok. ASDP)

SOKOGURU, JAKARTA- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)  memprediksi puncak musim hujan di wilayah barat Indonesia terjadi lebih awal, yaitu pada November hingga Desember 2025.

Untuk itu, PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) semakin memfokuskan perhatian pada aspek keselamatan, terutama memasuki periode Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026, saat potensi cuaca ekstrem diperkirakan berlangsung selama puncak musim hujan.

Hal itu disampaikan ​​Direktur Utama ASDP, Heru Widodo, dalam keterangan resmi Kementerian BUMN, Kamis, 11 Desember 2025.

Baca juga: ASDP Seberangkan 429.995 Orang dan 111.217 Kendaraan Selama Libur Waisak, Empat Pelabuhan Ramai

Menurutnya, langkah antisipatif disiapkan agar seluruh layanan penyeberangan tetap aman dan terkendali, dengan perhatian utama pada rute Merak–Bakauheni yang menjadi jalur krusial.

BMKG memprediksi dari wilayah barat Indonesia, puncak musim hujan akan bergeser ke wilayah selatan dan timur pada Januari–Februari 2026.

Di sekitar Pelabuhan Merak, arus permukaan sejak awal November menunjukkan peningkatan antara 32–103 sentimeter per detik, kondisi yang menuntut kewaspadaan ekstra dalam pengelolaan operasi penyeberangan.

Baca juga: ASDP Sukses Kawal Penyeberangan di Jalur Utama Selama Long Weekend Paskah 2025

Dinamika cuaca, lanjut Heru,  tidak boleh mengurangi standar keselamatan yang telah ditetapkan. Ia menegaskan setiap langkah operasional harus selalu mengutamakan prinsip kehati-hatian dan perlindungan terhadap pengguna layanan.

“Cuaca ekstrem tidak bisa kita kendalikan, tetapi kesiapsiagaan bisa dan harus kita siapkan. Keselamatan adalah prioritas utama, dan itu menjadi dasar dalam setiap pengambilan keputusan operasional ASDP,” imbuhnya.

Sebagai bagian dari mitigasi risiko, ASDP memperkuat kesiapan di empat cabang utama, yakni di Merak, Bakauheni, Ketapang, dan Gilimanuk.

Baca juga: ASDP Imbau Pemudik Pesan Tiket Ferry Jauh Hari Lewat Ferizy dan Datang Lebih Awal ke Pelabuhan

Upaya itu mencakup penyediaan tugboat pendukung, peningkatan kesiapan armada dan fasilitas pelabuhan, serta optimalisasi sistem komunikasi dan informasi.

Koordinasi intensif dengan BMKG juga dilakukan untuk pemantauan cuaca secara berkala, sementara kolaborasi dengan regulator seperti Syahbandar dan BPTD diprioritaskan terutama terkait keputusan buka–tutup pelabuhan.

“Kecepatan informasi dan ketepatan koordinasi menjadi kunci keselamatan di tengah cuaca yang dinamis. Karena itu, kami memastikan seluruh pihak bergerak dalam satu komando,” tambahnya.

 

Prioritas Utama

Pendapat senada disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen)Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Aan Suhanan. Ia menegaskan keselamatan merupakan prioritas yang harus dijaga oleh seluruh pihak di sektor transportasi.

“Kondisi cuaca tidak bisa kita hindari dan kendalikan. Oleh karena itu, kesiapsiagaan dengan mengutamakan keselamatan menjadi hal yang mutlak,” tegasnya.

Selain aspek keselamatan, sambung Aan, pemerintah juga memperkuat manajemen arus kendaraan.

Pengaturan pelabuhan berdasarkan golongan kendaraan diterapkan di sisi Jawa melalui Pelabuhan Merak, Ciwandan, BBJ Bojonegara, serta Krakatau Bandar Samudera, sementara di sisi Sumatra melalui Pelabuhan Bakauheni, Panjang, Wika Beton, dan BBJ Muara Pilu.

Penerapan delaying system turut diberlakukan untuk mengatur kedatangan kendaraan dan mencegah kepadatan.

Dari segi operasional, ASDP menyiapkan buffer zone di Rest Area KM 43, KM 68, hingga area Pelabuhan Indah Kiat sebagai ruang penampungan tambahan.

Di lintasan Merak–Bakauheni, 28 kapal disiagakan untuk operasi normal dan jumlah ini ditingkatkan menjadi 33 kapal pada puncak arus melalui koordinasi dengan KSOP.

Peningkatan fasilitas juga dilakukan secara simultan. Pelabuhan Merak menyediakan tiga posko kesehatan, 31 gerbang tol, 217 CCTV, dan 131 toilet.

Sementara itu, Pelabuhan Bakauheni menambah dukungannya dengan dua posko kesehatan, 92 toilet, 167 CCTV, serta 27 loket dan vending machine.

Kesiapan it mendapat perhatian langsung dari Kepala Korlantas Polri, Irjen Pol. Agus Suryonugroho, saat melakukan peninjauan di Pelabuhan Merak.

“Saya mengapresiasi kerja sama dan kolaborasi yang terus dibangun ASDP. Kehadiran dan kesiapan ini penting untuk memastikan masyarakat dapat melakukan perjalanan dengan aman,” ujarnya.

Lebih lanjut, Heru mengatakan, pihaknya mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap kondisi cuaca, mengikuti arahan petugas baik di pelabuhan maupun di atas kapal, dan tidak memaksakan perjalanan apabila kondisi tidak memungkinkan.

“Keselamatan adalah tanggung jawab bersama. ASDP akan terus memastikan setiap penyeberangan berlangsung aman, tertib, dan mengedepankan perlindungan pengguna jasa,” pungkasnya. (SG-1)