SOKOGURU, ACEH - Martabak Aceh adalah salah satu kuliner khas yang patut dicoba saat berkunjung ke Serambi Mekkah.
Sekilas, makanan ini terlihat seperti telur dadar biasa, tetapi ada perbedaan unik yang menjadikannya istimewa.
Kulit martabak yang digunakan adalah roti canai tipis, yang kemudian dibungkus dengan kocokan telur dan beragam isian.
Salah satu tempat terbaik untuk mencicipi hidangan ini adalah di warung Martabak Teungku Mus, yang sudah melegenda di Simpang 3, Pidie.
Warung ini dikenal sebagai salah satu tempat makan malam favorit warga sekitar.
Setiap harinya, kedai mulai beroperasi dari pukul 17.00 hingga 23.00 WIB, melayani pelanggan yang ingin menikmati martabak dengan cita rasa khas Aceh.
Proses pembuatannya pun menarik untuk disimak, mulai dari pembuatan adonan, persiapan sayuran, hingga proses memasaknya di atas baja panas.
Martabak Aceh Teungku Mus menggunakan bahan utama berupa telur segar, yang kemudian dikombinasikan dengan berbagai isian tambahan.
Kulit canai yang telah ditipiskan akan dilipat membentuk segi empat, lalu diisi dengan adonan telur dadar dan berbagai bahan lainnya.
Keunikan martabak ini terletak pada penggunaan sayur yang melimpah, sehingga memberikan rasa yang lebih segar dan tekstur yang berbeda dibanding martabak lainnya.
Sejak pertama kali berdiri pada tahun 1986, warung ini telah menjadi bagian dari sejarah kuliner Aceh.
Pemiliknya, yang sudah mulai berjualan sejak masih duduk di bangku SD, meneruskan usaha keluarga yang dirintis oleh sang ayah.
Dulu, dalam sehari hanya terjual sekitar 20 porsi martabak, tetapi kini jumlahnya bisa meningkat drastis, terutama saat malam hari.
Saat jam sibuk, pelanggan datang silih berganti, membuat suasana warung semakin ramai.
Pada sore hari, sekali memasak bisa menghasilkan enam hingga delapan porsi martabak, sementara saat malam bisa mencapai 20 hingga 24 porsi dalam satu ronde.
Inilah yang membuat Martabak Teungku Mus menjadi salah satu kuliner yang paling diburu oleh warga sekitar maupun wisatawan.
Salah satu varian yang cukup langka namun masih tersedia di warung ini adalah martabak Aceh dengan isian kentang.
Versi ini semakin sulit ditemukan di tempat lain, tetapi di sini masih bisa dinikmati dengan cita rasa yang autentik.
Tekstur kulitnya yang lembut berpadu sempurna dengan isian yang kaya akan sayuran, membuatnya semakin spesial.
Proses pembuatan martabak ini pun cukup unik. Setelah adonan kulit canai diistirahatkan selama 30 menit agar lebih lentur, adonan kemudian dicetak bulat-bulat sesuai porsi.
Setiap cetakan diberi lapisan margarin agar tidak saling menempel. Setelah itu, barulah martabak mulai dimasak di atas wajan baja panas hingga matang sempurna.
Untuk menambah cita rasa, martabak ini biasanya disajikan dengan acar bawang yang memberikan sensasi segar dan sedikit asam.
Kombinasi ini menciptakan rasa yang seimbang antara gurih, renyah, dan segar dalam setiap gigitan.
Malam hari menjadi waktu puncak bagi warung ini. Sejak selepas Magrib hingga pukul 21.00 WIB, pelanggan terus berdatangan, baik untuk makan di tempat maupun dibawa pulang.
Suasana ramai dan aroma harum martabak yang sedang dimasak menambah daya tarik tersendiri bagi siapa pun yang melintas.
Bagi yang ingin merasakan kelezatan martabak Aceh yang autentik, warung ini adalah destinasi yang wajib dikunjungi.
Selain menikmati makanan khas, pengunjung juga bisa melihat langsung proses pembuatannya yang masih menggunakan metode tradisional, menjaga cita rasa yang telah diwariskan sejak puluhan tahun lalu.
Kuliner seperti ini tidak hanya menggugah selera, tetapi juga menjadi bagian dari sejarah dan budaya lokal yang terus hidup.
Usaha kuliner seperti warung Martabak Teungku Mus juga berperan penting dalam mendukung pertumbuhan UMKM di Aceh.
Keberadaan mereka menjadi bukti bahwa makanan tradisional tetap memiliki tempat di hati masyarakat dan mampu bertahan di tengah perkembangan zaman.
Jadi, jika berkunjung ke Aceh, jangan lupa mampir ke Martabak Teungku Mus di Simpang 3 Pidie.
Nikmati kelezatan martabak khas yang kaya rasa dan penuh nostalgia. Selamat mencoba! (*)
Sumber: Youtube Muhammad Hanif Hasballah