sokoguru.id—Banyak sekali brand fashion lokal yang mendesain pakaian unik untuk memberikan pengalaman berbeda bagi pemakainya. Salah satu brand asal Bandung yang satu ini juga memperkenalkan keunikan lain bagi industri fashion tanah air.
Kalau mendengar kata baju ‘teknik’, bayangan kita langsung mengarah kepada nuansa industrial wearpack yang terkesan kaku. Engineer Workwear membantah hal itu. Brand asli Bandung ini memadukan ciri khas ‘Anak Teknik’ dengan gaya yang lebih casual.
Engineer Cloth berhasil memodifikasi desain fashion teknik menjadi lebih santai dan casual. Faizal Nurkarim, founder Engineer Cloth, menjelaskan alasan dibalik modifikasi desain tersebut. “Awalnya kan baju itu jadi identitas. Misalnya kan dulu saya pake baju-baju WS Rendra disangkanya saya bukan anak teknik. Terus saya pake syal lurik Jawa, disangkanya anak seni,” ucap Faisal.
Ia kemudian berpikir, bahwa dirinya yang lekat dengan industri teknik harus memiliki identitas yang kuat agar lebih dikenal. “Jadi baju tuh identitas. Biasanya anak teknik di kampus pake baju himpunan, flannel. Makannya kita punya ide dengan modal awal dari program wirausaha kampus,” tambah Faisal.
Sebelum bisnisnya berkembang luas, brand Engineer Workwear hanya dikenal di kalangan anak-anak teknik saja. Produk yang dibuat pun hanya t-shirt bertuliskan engineering pada umumnya. Namun, seiring berjalannya waktu Engineer Workwear mengubah sasarannya untuk bisa dikenakan oleh banyak lapisan masyarakat.
“Karena (saat itu) kita mahasiswa, ya berpikir (target marketnya) ke mahasiswa. Nah lama kelamaan kan jadi berpikir pekerja. Jadi berubah, yang tadinya ‘Engineer Cloth’ menjadi ‘Engineer Workwear’ menjadi baju khusus kerja,” utasnya.
Pergeseran makna brand tersebut bukanlah tanpa maksud. Ia ingin mengubah spektrum yang tadinya sempit, menjadi lebih luas lagi tak hanya sebagai baju bagi anak Teknik mesin saja. Bisa juga dipakai untuk anak Teknik lain dan lebih penting bisa digunakan oleh para pekerja di lini sektor lain.
“Dulu kan kita pake baju ‘mechanical engineering’, ‘civil engineering’ nah lama-lama kan kita juga meninggalkan itu. Jadi demandnya itu justru bener-bener baju kerja yang bisa dipake di kantor. Ada pun pakaian untuk kerja di lapangan. Kan yang kerja di lapangan gak cuman anak teknik tapi ada juga anak event organizer, wartawan, dan lain-lain. Bahkan yang kerja di konstruksi pun gak semuanya anak teknik.”
Ide itu tercetus dan menciptakan satu desain eksklusif bagi Engineer Workwear, dari yang sebelumnya brand apparel menjadi brand gear yang kokoh. Tetapi tetap tidak meninggalkan identitas dan tetap ‘eye-catching’.
Berawal dari brand yang mulanya hanya sebagai identitas anak teknik, kini ‘Enginner Workwear’ telah menjadi satu brand ternama sebagai ciri khas tersendiri di kalangan fashion industrial. “Jadi yang dulu ‘Engineer’ sebagai identitas, nah sekarang jadi brand.”
Hingga saat ini, Engineer Workwear sudah melintang di berbagai perusahaan sebagai salah satu yang menggunakan pakaian kerja dari brand mereka. Ia mengaku mendapatkan banyak konsumen dari hampir seluruh Indonesia. Salah satunya dari Pertamina, hingga perusahaan tambang.
Perluasan pasar pun ia lakukan murni di media sosial. Sehingga menjadi jembatan antara brand industrial clothing tersebut dengan sasaran-sasaran yang layak dan tepat. Karena perubahan sasaran pasar bagi Engineer Workwear, otomatis mengubah spektrum konsumen secara keseluruhan.
Tak hanya melalui media sosial, Engineer Workwear pun berhasil sukses di berbagai festival clothing yang diadakan di internal daerah juga di luar daerah. Faisal juga mengatakan bahwa bisnisnya kini sudah menembus omzet per bulan dengan rata-rata sekitar Rp500 juta.