SOKOGURU: Ramadan atau Ramadhan adalah momen penuh berkah, namun bagi beberapa usaha mikro, kecil, dan menengah )(UMKM) kuliner, bulan suci ini justru menjadi ujian besar yang berujung pada kegagalan usaha.
Meski Ramadan sering kali membawa peluang bagi bisnis kuliner untuk meraih keuntungan besar, tak sedikit pengusaha yang merasa kesulitan dan akhirnya gulung tikar.
Apa yang menyebabkan UMKM kuliner ini gagal bertahan? Berikut beberapa alasan yang perlu diperhatikan.
1.Persiapan yang Kurang Matang
Banyak pelaku UMKM kuliner yang terjun ke pasar Ramadan tanpa persiapan yang matang.
Menjalankan bisnis kuliner saat Ramadan memerlukan pemahaman lebih tentang perilaku konsumen, tren makanan, serta waktu operasional yang tepat.
Baca juga: Tips Cerdas Kelola Keuangan UMKM Selama Ramadan agar Tetap Laris dan Sehat Finansial
Tanpa analisis pasar yang baik, mereka sering kali menawarkan produk yang tidak sesuai dengan selera konsumen atau bahkan kehabisan stok bahan baku karena tidak melakukan perencanaan yang tepat.
2. Persaingan yang Sengit
Meskipun permintaan terhadap makanan buka puasa dan sahur meningkat, persaingan di pasar kuliner Ramadan juga sangat ketat.
Setiap tahun, banyak pelaku usaha baru yang membuka lapak di bulan Ramadan, membuat persaingan semakin ketat.
Tanpa diferensiasi produk yang jelas atau strategi pemasaran yang jitu, UMKM kuliner akan kesulitan menarik pelanggan di tengah banyaknya pilihan yang ada.
3. Kurangnya Modal untuk Memenuhi Permintaan Pasar
Tantangan terbesar bagi UMKM kuliner di bulan Ramadan adalah pengelolaan modal. Meski permintaan meningkat, banyak pelaku UMKM yang kesulitan memenuhi permintaan pasar karena keterbatasan modal.
Baca juga: Inilah Tips Sukses Membangun Usaha Kuliner
Bahan baku yang harus dibeli dalam jumlah besar dan biaya operasional yang tinggi selama bulan Ramadan sering kali menyebabkan modal terkuras.
Akibatnya, usaha kuliner tidak dapat bertahan lama atau bahkan gagal di tengah jalan.
4. Pengelolaan SDM yang Tidak Optimal
Selama bulan Ramadan, banyak UMKM kuliner yang membutuhkan tenaga kerja tambahan untuk mengelola peningkatan volume pesanan, namun tidak semua pelaku UMKM dapat mengelola SDM dengan baik.
Tenaga kerja yang tidak terlatih, jam kerja yang tidak efisien, atau bahkan ketidaksesuaian shift kerja dengan pola puasa bisa berdampak pada kualitas layanan dan produk yang diberikan kepada pelanggan.
5. Kurangnya Strategi Pemasaran yang Efektif
Di era digital saat ini, pemasaran yang tepat sangat penting untuk menarik perhatian konsumen, terlebih di bulan Ramadan yang serba sibuk.
UMKM kuliner yang tidak memanfaatkan media sosial atau platform online untuk mempromosikan produk mereka cenderung kesulitan untuk bersaing.
Tanpa strategi pemasaran yang jelas dan terarah, produk mereka akan tenggelam di antara banyaknya pilihan yang ada di pasar.
6. Tidak Memperhatikan Kualitas dan Inovasi Produk
Selama Ramadan, konsumen cenderung mencari variasi produk yang berbeda dari biasanya. UMKM kuliner yang tidak berinovasi dengan menu baru atau tidak menjaga konsistensi rasa dan kualitas produk sering kali gagal menarik minat pelanggan.
Oleh karena itu, penting bagi UMKM untuk menjaga kualitas dan mengembangkan produk yang sesuai dengan selera pasar selama Ramadan.
7. Manajemen Keuangan yang Lemah
Salah satu penyebab utama kegagalan UMKM kuliner selama Ramadan adalah manajemen keuangan yang tidak terkelola dengan baik.
Banyak pelaku usaha yang tidak memperhitungkan pengeluaran dengan cermat, sehingga mereka kesulitan memenuhi kebutuhan modal kerja atau bahkan tidak mampu menutup kerugian yang terjadi setelah Ramadan selesai.
Manajemen keuangan yang buruk dapat membuat usaha terjebak dalam hutang dan kesulitan mengatur keuangan di luar Ramadan.
Meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, bukan berarti UMKM kuliner tidak bisa sukses selama Ramadan.
Kunci utama adalah persiapan yang matang, pengelolaan yang baik, serta inovasi produk dan pemasaran yang tepat.
Baca juga: Inilah Tips Agar Tidak Terjerat Pinjaman Online (Pinjol)
Pelaku UMKM kuliner perlu mengantisipasi berbagai faktor tersebut agar usaha mereka tidak gagal dan bisa meraih keuntungan maksimal di bulan yang penuh berkah ini.
Dengan strategi yang tepat, bukan tidak mungkin UMKM kuliner bisa meraih kesuksesan dan berkembang pesat bahkan setelah Ramadan berakhir! (SG-2)