Soko Berita

Tantangan Penyaluran KUR 2025: Menjaga Kualitas dan Inklusi di Tengah Target Ambisius

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp300 triliun pada tahun 2025, berfokus pada sektor-sektor produktif dan perluasan akses pembiayaan bagi UMKM

By Kurnia Nur Hidayatullah  | Sokoguru.Id
06 Mei 2025
<p>Ilustrasi penyaluran KUR 2025 di salah satu Bank penyedia layanan KUR. Foto: Pinterest/wordpress.</p>

Ilustrasi penyaluran KUR 2025 di salah satu Bank penyedia layanan KUR. Foto: Pinterest/wordpress.

SOKOGURU - Pemerintah Indonesia menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp300 triliun pada tahun 2025, dengan fokus pada sektor-sektor produktif dan perluasan akses pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Namun, pencapaian target ini dihadapkan pada berbagai tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan efektivitas dan keberlanjutan program KUR.

1. Kualitas Penyaluran dan Risiko Kredit

Meskipun penyaluran KUR meningkat, menjaga kualitas kredit tetap menjadi prioritas.

Pemerintah menekankan pentingnya menjaga rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) di bawah 5% untuk memastikan keberlanjutan program.

Hal ini memerlukan penilaian kredit yang cermat dan pendampingan kepada debitur agar mampu mengelola usaha dengan baik. 

2. Infrastruktur dan Aksesibilitas di Daerah

Penyaluran KUR di daerah menghadapi tantangan infrastruktur dan aksesibilitas.

Beberapa wilayah, terutama di daerah terpencil, masih mengalami keterbatasan infrastruktur yang menghambat akses UMKM terhadap layanan keuangan.

Pemerintah perlu memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah dan lembaga keuangan untuk memperluas jangkauan KUR.

Baca Juga:

3. Literasi Keuangan dan Kapasitas UMKM

Tingkat literasi keuangan yang rendah di kalangan pelaku UMKM menjadi hambatan dalam pemanfaatan KUR secara optimal.

Pemerintah perlu meningkatkan program edukasi dan pendampingan agar UMKM memahami mekanisme pembiayaan, pengelolaan keuangan, dan kewajiban kredit.

4. Ketidakpastian Ekonomi Global

Dinamika ekonomi global, termasuk fluktuasi harga komoditas dan ketegangan geopolitik, dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi domestik.

Ketidakpastian ini berdampak pada daya beli masyarakat dan permintaan terhadap produk UMKM, sehingga mempengaruhi kemampuan debitur dalam memenuhi kewajiban kredit. 

5. Transformasi Digital dan Inovasi Teknologi

Pemanfaatan teknologi dalam penyaluran KUR masih menghadapi tantangan, terutama dalam hal adopsi teknologi oleh UMKM dan kesiapan infrastruktur digital.

Pemerintah perlu mendorong transformasi digital melalui pelatihan, penyediaan infrastruktur, dan pengembangan platform digital yang memudahkan akses pembiayaan. 

Penyaluran KUR 2025 menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan perhatian dan strategi komprehensif dari pemerintah, lembaga keuangan, dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan mengatasi tantangan-tantangan tersebut, program KUR dapat menjadi instrumen efektif dalam mendorong pertumbuhan UMKM dan memperkuat perekonomian nasional. (*)

 

sumber: ekon.go.id, kemenkeu.go.id