SOKOGURU - Pada pekan ini, sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mulai menerima pencairan bantuan sosial (bansos) reguler dan tambahan.
Selain itu, muncul kabar bahwa bantuan sosial berupa cadangan beras akan disalurkan sebelum Hari Raya Idul Fitri.
Namun, benarkah informasi tersebut? Simak fakta dan penjelasannya berikut ini.
Bulan Ramadan selalu menjadi momentum penting bagi penyaluran bansos.
Pemerintah melalui berbagai program memberikan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Pada minggu ini, sejumlah KPM menerima pencairan bansos reguler melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Selain itu, ada juga bantuan tambahan sebesar Rp750.000 yang masuk ke rekening penerima tertentu.
Bantuan tambahan ini dikonfirmasi sebagai bagian dari Program Indonesia Pintar (PIP) untuk jenjang pendidikan tertentu.
Penerima PIP jenjang SMP menerima Rp750.000, sementara SD mendapat Rp450.000 dan SMA Rp1.800.000.
Dana ini masuk ke rekening penerima dalam bentuk tabungan Simpanan Pelajar atau Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Di sisi lain, bantuan sosial reguler, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), juga mulai dicairkan untuk periode Januari hingga Maret 2025.
Bagi yang belum menerima, pengecekan dapat dilakukan melalui Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial (SIKS-NG) yang hanya bisa diakses oleh pendamping PKH dan operator desa atau kelurahan.
Benarkah Bantuan Beras Dicairkan Sebelum Idul Fitri?
Muncul kabar bahwa bantuan sosial berupa cadangan beras akan dicairkan menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Namun, informasi ini masih belum dapat dipastikan. Program bantuan beras sebelumnya sempat mengalami penundaan dan belum ada pengumuman resmi mengenai pencairan kembali dalam waktu dekat.
Dampak Bansos bagi Penerima
Bansos reguler dan tambahan sangat membantu KPM dalam memenuhi kebutuhan dasar, terutama di bulan Ramadan.
PKH digunakan sesuai komponennya, seperti pendidikan anak, gizi balita, serta kebutuhan lansia dan penyandang disabilitas.
Sementara BPNT wajib dibelanjakan dalam bentuk sembako seperti beras, telur, daging, sayuran, dan buah-buahan untuk menjaga asupan gizi.
Perubahan dalam Data Kepesertaan Bansos
Saat ini, pemerintah sedang melakukan survei sosial ekonomi untuk menyusun Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Sistem ini menggantikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan menggabungkan beberapa sumber data, termasuk Reksosek dan P3KE. Proses ini bertujuan memastikan penyaluran bansos lebih tepat sasaran.
Apakah Kepemilikan Kendaraan Mempengaruhi Bansos?
Sejumlah penerima bansos mempertanyakan apakah kepemilikan sepeda motor dapat memengaruhi kelayakan bantuan di tahap berikutnya.
Berdasarkan kebijakan yang ada, penerima yang memiliki kendaraan dengan spesifikasi tertentu atau berpenghasilan di atas Upah Minimum Regional (UMR) berpotensi tidak lagi menerima bansos di tahap selanjutnya.
Cara Mengecek Status Penerimaan Bansos
Bagi penerima yang belum mendapatkan bansos tahap pertama tahun ini, pengecekan dapat dilakukan melalui sistem SIKS-NG.
Jika status menunjukkan periode Januari-Maret 2025, maka pencairan masih dalam proses.
Namun, jika periode terakhir tercatat pada November-Desember, kemungkinan besar penerima sudah tidak masuk dalam daftar penerima tahun ini.
Proses Validasi dan Pencairan Bertahap
Beberapa KPM yang sebelumnya hanya menerima BPNT kini mulai mendapatkan PKH setelah validasi ulang.
Keluarga dengan anak sekolah, anak usia dini, atau lansia berusia 60 tahun ke atas yang memenuhi syarat kini masuk dalam kuota penerima PKH.
Jadwal Pencairan Bantuan Selanjutnya
Untuk pencairan tahap kedua, bansos direncanakan akan disalurkan pada periode April hingga Juni 2025.
Oleh karena itu, penerima diminta tetap memantau informasi resmi dari pemerintah dan tidak mudah percaya pada isu yang beredar tanpa konfirmasi.
Penyaluran bansos Ramadan membawa manfaat besar bagi masyarakat.
Namun, ada baiknya setiap penerima tetap mengecek statusnya secara berkala dan memastikan informasi yang diterima berasal dari sumber terpercaya. (*)
