Soko Berita

7 Cara Pemerintah Dorong Penerima Bansos Naik Kelas, di Antaranya Siapkan Modal Usaha dan Pelatihan

Bantuan sosial atau bansos bukan penghasilan tetap, tapi jembatan menuju kemandirian. Pemerintah dorong penerima naik kelas lewat pelatihan dan bantuan usaha.

By Pipin Lukmanul Hakim  | Julaibib Ipok Imron  | Sokoguru.Id
15 Mei 2025
<p>Mensos Saifullah Yusuf menyalurkan dana bantuan kepada seorang warga lanjut usia. Kemensos mendorong upaya penerima manfaat bansos agar naik kelas. (Foto: Kemensos).</p>

Mensos Saifullah Yusuf menyalurkan dana bantuan kepada seorang warga lanjut usia. Kemensos mendorong upaya penerima manfaat bansos agar naik kelas. (Foto: Kemensos).

SOKOGURU - Bantuan sosial taua bansos yang selalu dinanti-nanti oleh para penerima manfaat, dan kabarnya akan segera cair di bulan Mei 2025 ini. Bansos juga selama ini dipahami sebagai bentuk jaring pengaman sosial dari pemerintah untuk kelompok masyarakat miskin.

Namun sejak Mei 2025 ini, bansos bukan lagi dimaksudkan sebagai jaring pengaman sosial saja. Lebih dari itu, bansos dimaksudkan sebagai jembatan untuk kemandirian para penerimanya.

Dengan perubahan paradigma ini, diharapkan para penerima manfaat tidak terus bergantung kepada bansos tapi akan didorong agar dapat naik kelas menjadi penerima manfaat yang memiliki kemandirian dalam hal ekonomi.

Pemerintah kini mulai aktif mendorong para penerima manfaat untuk naik kelas agar tidak terus bergantung pada bansos dengan beberapa upaya yang akan dilakukan:

1. Bansos Hanya Maksimal 5 Tahun

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan, penerimaan bansos dibatasi maksimal 5 tahun. Setelah itu, penerima akan dievaluasi.

Bagi penerima manfaat yang masih produktif akan dialihkan ke program pemberdayaan, sedangkan lansia dan disabilitas tetap menjadi prioritas penerima bantuan tersebut.

2. Paradigma Baru: Bansos Itu Sementara, Berdaya Itu Selamanya

Gus Ipul mengajak masyarakat untuk mengubah pola pikir, jika bansos bukanlah solusi jangka panjang.

“Bansos itu sementara, berdaya itu selamanya,” katanya, seperti dikutip dari laman Kemensos, Kamis (15/5).

3. Target Graduasi: 10 Keluarga Mandiri per Tahun

Para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) ditugaskan mendorong minimal 10 keluarga untuk lulus dari status penerima bansos (graduasi) setiap tahunnya. Ini menjadi salah satu indikator keberhasilan program pemberdayaan.

4. Seremoni Wisuda untuk Penerima yang Lulus (Graduasi)

Untuk memberikan apresiasi, pemerintah akan mengadakan wisuda bagi keluarga penerima manfaat yang berhasil menjadi mandiri. Hal ini dilakukan untuk membangun rasa bangga dan kepercayaan diri bagi mereka yang berhasil naik kelas.

5. Dukungan Modal Usaha

Bagi penerima manfaat yang memutuskan untuk membangun usaha, pemerintah memberikan fasilitas seperti:

- Bantuan modal usaha

- Penciptaan pasar

- Tempat usaha

- Bahan baku

Semua difasilitasi secara gratis dengan harapan penerima manfaat lebih mudah untuk membuka usaha mandirinya.

6. Pelatihan dan Pendidikan untuk yang Ingin Bekerja

Bagi yang penerima manfaat yang ingin bekerja, disediakan berbagai pelatihan keterampilan melalui Kementerian Ketenagakerjaan.

Pelatihan ini bisa diakses secara online maupun offline, untuk meningkatkan peluang masuk ke dunia kerja.

7. Ganti Nama: Dari KPM Jadi KBM

Pemerintah juga akan mengganti istilah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) menjadi Keluarga Berdaya Mandiri (KBM). Perubahan nama ini mencerminkan pergeseran fokus dari bantuan ke pemberdayaan.

Untuk mencari tahu lebih lanjut tentang program pemberdayaan ini, anda bisa menghubungi pendamping PKH di daerahmu atau datang ke kelurahan/kantor desa terdekat. (*)