Pertanian

Puluhan Ribu Petani Tebus Pupuk Bersubsidi di Awal 2025

Pupuk Indonesia mencatat stok pupuk nasional pada awal 2025 mencapai 1.558.558 ton. Seluruh stok ini terdiri dari pupuk bersubsidi sebesar 1.147.453 ton dan nonsubsidi sebesar 411.105 ton.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
05 Januari 2025
Awal 2025, ribuan petani sudah memanfaatkan kemudahan tebus pupuk bersubsidi. Langkah nyata untuk swasembada pangan. (Dok. PT Pupuk Indonesia) 

SEBANYAK 27.092 transaksi penebusan pupuk bersubsidi  oleh petani dengan jumlah 7.536 ton telah terjadi sejak awal tahun hingga 3 Januari 2025. 

 

PT Pupuk Indonesia  (Persero) melihat langkah tersebut menunjukkan komitmen kuat perusahaan dalam menjalakan mandat Pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan nasional.

 

Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh, mengatakan, kegiatan penebusan pupuk bersubsidi pada awal tahun tersebut merupakan bentuk dukungan Pemerintah yang telah berhasil menyederhanakan skema penebusan pupuk bersubsidi dan alokasi yang lebih terencana dengan baik.

 

Baca juga: Baru Pertama Kali, Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tepat Waktu di 1 Januari 2025

 

“Kami sampaikan sesuai janji Pemerintah, mulai 1 Januari 2025 Pupuk Indonesia siap menyalukan pupuk bersubsidi, dan benar pada pukul 00.00 detik ke 22 itu ada petani dari Kecamatan Sukadana, Lampung Timur melakukan penebusan,” ujarnya dalam keterangan resmi Kementerian BUMN, Sabtu (4/1).

 

“Kemudian dari Serdang Bedagai, totalnya ada 10 petani yang bertransaksi pada malam tahun baru. Jadi allhamdulillah, petani sudah bisa menebus pupuk bersubsidi pada 1 Januari 2025,” imbuh Tri.
 

Rinciannya, sambungnya,  pupuk urea 4.532 ton, pupuk NPK 2.966 ton, pupuk NPK Formula Khusus 16,7 ton, dan pupuk organik 20,8 ton. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 644/KPTS/SR.310/M.11/2024, Pemerintah menetapkan alokasi pupuk bersubsidi sebesar 9,5 juta ton.

 

Baca juga: Kementan Pastikan 9,5 Juta Ton Pupuk Bersubsidi Disalurkan Mulai 1 Januari 2025

 

Alokasi tersebut terbagi menjadi Urea 4,6 juta ton, NPK 4,2 juta ton, NPK Kakao 147.798 ton, dan Organik 500.000 ton.

 

Tri memastikan penyaluran pupuk subsidi ini diperuntukkan bagi petani terdaftar pada Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dengan subsektor tanaman pangan (padi, jagung, kedelai), hortikultura (cabai, bawang merah, bawang putih), serta perkebunan (tebu rakyat, kakao, kopi).

 

Adapun syarat lain bagi petani yang mendapatkan alokasi pupuk subsidi yaitu memiliki luas lahan maksimal 2 hektare, termasuk petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau Perhutanan Sosial.
 

Baca juga: DPR Apresiasi Ketegasan Mentan Pecat Pegawai Terlibat Kasus Pupuk Palsu


“Kami menyambut baik kegiatan penebusan di awal tahun 2025, karena kegiatan ini dapat ini Kami harapkan dapat mendukung dalam mewujudkan swasembada pangan nasional,” katanya.

 

Stok pupuk tersedia 

Lebih lanjut, Tri menjelaskan, Pupuk Indonesia mencatat stok pupuk nasional pada awal 2025 mencapai 1.558.558 ton. Seluruh stok ini terdiri dari pupuk bersubsidi sebesar 1.147.453 ton dan nonsubsidi sebesar 411.105 ton.

 

Adapun rincian stok pupuk bersubsidi yaitu urea 572.700 ton, NPK 510.125 ton, NPK Formula Khusus 17.306 ton, dan pupuk organik sebesar 47.322 ton. Sedangkan stok pupuk nonsubsidi untuk urea 349.974 ton dan NPK 61.131 ton.

 

Dengan stok yang tersedia dan di atas minimum stok yang ditentukan pemerintah, Pupuk Indonesia meyakini siap memenuhi kebutuhan pupuk petani terdaftar pada musim tanam awal tahun 2025.

 

“Kami mengajak kepada seluruh petani terdaftar di RDKK untuk segera melakukan penebusan pupuk guna memenuhi kebutuhan pupuk di awal musim tanam 2025

 

"Penebusan sudah dapat dilakukan dengan mudah, cukup membawa KTP dan proses penebusannya melalui i-Pubers,” kata Tri Wahyudi. (SG-1)