SALAH satu upaya mendukung pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Lahan Rawa, Pompanisasi Lahan Tadah Hujan, dan Tumpang Sisip Padi Gogo Tahun Anggaran 2024, Kementerian Pertanian (Kementan) gencarkan program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan (Kesatria).
Demi mewujudkan hal tersebut sekaligus sejalan dengan arahan Mentan dan Dirjen Perkebunan, Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun), Heru Tri Widarto melakukan tanam padi di kebun sawit.
“Kali ini bersama kelompok Tani Tunas Jaya Raharja di Desa Kerta Raharja, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dengan lahan seluas 3,5 hektare (ha). Kawasan peremajaan sawit rakyat (PSR) hasil rekomendasi teknis (rekomtek) tahun 2023 tanam sawit Desember 2023,” jelasnya saat memberikan arahan di lokasi tanam Kab. Lebak Banten, Kamis (14/03), seperti dilansir ditjenbun.pertanian.go.id.
Baca juga: Perkuat Pangan Melalui Integrasi Tanaman Kelapa dengan Padi Gogo
Program Kesatria itu, lanjut Heru, diharapkan dapat mendukung optimalisasi lahan perkebunan untuk mendukung program penambahan luas tanaman pangan, khususnya padi gogo.
Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan, sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Ditjenbun bertanggung jawab menyiapkan lahan perkebunan, calon petani dan calon lokasi (CPCL) penerima kegiatan tumpang sisip padi gogo dalam upaya penambahan luas tanam padi.
“Program Kesatria ini diharapkan bisa memberi tambahan produksi 1 juta ton Gabah Kering Panen (GKP),” ujarnya.
Diketahui dari hasil identifikasi Ditjenbun tersedia potensi lahan PSR yang dapat dioptimalkan untuk ditumpangsisipkan dengan padi gogo. Untuk itu Sekretaris Ditjenbun bertanggung jawab untuk pelaksanaan kegiatan di Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Banten, dan Kalimantan Timur.
Baca juga: Dengan SDM Handal, Kementan Siap Tingkatkan Produktivitas Padi dan Jagung Nasional
Pada momen ini Heru menjelaskan, agar menghasilkan tanaman yang optimal tentu perlu memerhatikan beberapa kriteria lokasi untuk calon lahan, minimal memenuhi salah satu persyaratan.
Misalnya, perluasan areal tanam (PAT), menambah indeks pertanaman dari tahun sebelumnya, budi daya tanaman sehat/ pengendalian hama terpadu (PHT) pengembangan Dem Area, lokasi terdampak bencana alam, seperti serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), banjir, dan kekeringan, serta antisipasi dampak perubahan iklim ekstrim, sekaligus lokasi rawa, tumpangsari/tumpang sisip padi – tanaman perkebunan hingga lahan eksisting untuk peningkatan produktivitas, serta dapat meningkatkan pendapatan petani.
“Ini potensi besar, mari kita tanam keyakinan dan komitmen, bersama-sama kita bisa wujudkan kedaulatan pangan kedepannya,” harap Heru.
Ia juga menambahkan, pemerintah terus berupaya untuk membangkitkan semangat nasional meningkatkan produksi padi. “Kuncinya dimana ada lahan yang bisa ditanam padi atau jagung silahkan ditanam. Semua lahan sawit bisa kita kerjakan,” tutupnya. (SG-1)