Pertanian

Kementan Segera Tangani Serangan Hama pada Kelapa Genjah di Boyolali dan Karanganyar

Ditjenbun ke depannya akan melakukan gerakan aksi pengendalian hama oryctes dalam skala luas di Kabupaten Boyolali dan Karanganyar berupa pemasangan feromon dengan melibatkan beberapa stakeholder terkait.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
28 Maret 2024
Dok. Ditjenbun Kementan

ORGANISME pengganggu tanaman (OPT) menyerang sejumlah area tanaman kelapa genjah di  Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah sejak awal Maret lalu.

 

Menurut informasi Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali, serangan tersebar di wilayah Kabupaten Boyolali, khususnya di Kecamatan Ngemplak sekitar 4 hektare (ha), Kecamatan Andong 14 ha dan Kecamatan Wonosamodro 58 ha.

 

Untuk mengatasi serangan OPT tersebut, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) menggandeng stakeholder melakukan ground check lokasi serangan OPT kelapa, di dua kabupaten tersebut.

 

Baca juga: Petani Banyuasin, Sumsel, Manfaatkan Burung Hantu sebagai Pembasmi Hama Tikus

 

ORGANISME pengganggu tanaman (OPT) menyerang sejumlah area tanaman kelapa genjah di  Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah sejak awal Maret lalu.

 

Menurut informasi Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali, serangan tersebar di wilayah Kabupaten Boyolali, khususnya di Kecamatan Ngemplak sekitar 4 hektare (ha), Kecamatan Andong 14 ha dan Kecamatan Wonosamodro 58 ha.

 

Untuk mengatasi serangan OPT tersebut, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) menggandeng stakeholder melakukan ground check lokasi serangan OPT kelapa, di dua kabupaten tersebut.

 

Baca juga: Di Tengah Kekurangan Stok, Kementan Gelar Panen Kedelai di Cilacap, Jateng

 

Ground check di lokasi pertama dilakukan di Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak. Dari hasil pengamatan dan identifikasi pada seluruh pohon sampel yang diamati ditemukan gejala serangan dan OPT yang dominan yaitu kumbang badak (Oryctes rhinoceros) dan kumbang janur (Brontispa longissima) dengan kondisi serangan berat.

 

Lanjut ke lokasi serangan kedua, masih di Jawa Tengah, tepatnya di Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, dari hasil identifikasi pada seluruh pohon sampel yang diamati ditemukan gejala serangan dan OPT yaitu kumbang badak (Oryctes rhinoceros), dan kumbang janur (Brontispa longissima), dengan kondisi luas serangan 15 ha

 

“Dari hasil kolaborasi bersama stakeholder telah dilakukan beberapa aksi nyata, salah satunya sosialisasi ke petani dan petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) tentang pengenalan OPT, gejala serangan dan siklus hidup hama serta rekomendasi pengendalian atau penanganan yang tepat,” ujar  Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah, beberapa waktu lalu, seperti dilansir  ditjenbun.pertanian.go.id, Rabu (27/3).

 

Tak hanya itu, lanjutnya,  turut dilakukan sanitasi bersama-sama petani di areal tanaman kelapa, dan pengenalan penggunaan feromon dan perangkap Oryctes rhinoceros.

 

Andi Nur berharap, ke depannya Ditjenbun akan melakukan gerakan aksi pengendalian hama Oryctes dalam skala luas di Kabupaten Boyolali dan Karanganyar berupa pemasangan feromon dengan melibatkan beberapa stakeholder terkait.

“Gerakan pengendalian ini dapat berhasil dengan adanya partisipasi aktif dari para petani dan semua pihak terkait. Harapannya, kegiatan ini dapat berhasil menurunkan tingkat serangan hama oryctes secara signifikan, dan jaga kualitas produksi,” harapnya.

 

Hal itu  sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) untuk menjaga produksi dan produktivitas tanaman pertanian termasuk perkebunan, agar ketersediaan bahan baku terjaga mutu kualitasnya dan berdaya saing.

 

Sebagai informasi, Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) Salatiga juga telah memberikan bahan pengendali OPT berupa jamur Metarhizium 10 kg, feromon 10 set dan Insektisida berbahan aktif dimehipo 500 ml kepada Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali. (SG-1)

 

 

Ground check di lokasi pertama dilakukan di Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak. Dari hasil pengamatan dan identifikasi pada seluruh pohon sampel yang diamati ditemukan gejala serangan dan OPT yang dominan yaitu kumbang badak (Oryctes rhinoceros) dan kumbang janur (Brontispa longissima) dengan kondisi serangan berat.

 

Lanjut ke lokasi serangan kedua, masih di Jawa Tengah, tepatnya di Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, dari hasil identifikasi pada seluruh pohon sampel yang diamati ditemukan gejala serangan dan OPT yaitu kumbang badak (Oryctes rhinoceros), dan kumbang janur (Brontispa longissima), dengan kondisi luas serangan 15 ha

 

“Dari hasil kolaborasi bersama stakeholder telah dilakukan beberapa aksi nyata, salah satunya sosialisasi ke petani dan petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) tentang pengenalan OPT, gejala serangan dan siklus hidup hama serta rekomendasi pengendalian atau penanganan yang tepat,” ujar  Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah, beberapa waktu lalu, seperti dilansir  ditjenbun.pertanian.go.id, Rabu (27/3).

 

Tak hanya itu, lanjutnya,  turut dilakukan sanitasi bersama-sama petani di areal tanaman kelapa, dan pengenalan penggunaan feromon dan perangkap Oryctes rhinoceros.

 

Andi Nur berharap, ke depannya Ditjenbun akan melakukan gerakan aksi pengendalian hama Oryctes dalam skala luas di Kabupaten Boyolali dan Karanganyar berupa pemasangan feromon dengan melibatkan beberapa stakeholder terkait.

 

“Gerakan pengendalian ini dapat berhasil dengan adanya partisipasi aktif dari para petani dan semua pihak terkait. Harapannya, kegiatan ini dapat berhasil menurunkan tingkat serangan hama oryctes secara signifikan, dan jaga kualitas produksi,” harapnya.

 

Hal itu  sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) untuk menjaga produksi dan produktivitas tanaman pertanian termasuk perkebunan, agar ketersediaan bahan baku terjaga mutu kualitasnya dan berdaya saing.

 

Sebagai informasi, Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) Salatiga juga telah memberikan bahan pengendali OPT berupa jamur Metarhizium 10 kg, feromon 10 set dan Insektisida berbahan aktif dimehipo 500 ml kepada Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali. (SG-1)