TURUT serta dalam mendukung penurunan angka stunting di Indonesia, ID Food bersama Badan pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) menyalurkan bantuan pangan berupa telur ayam dan daging karkas ayam kepada keluarga rawan stunting (KRS) di beberapa provinsi di Indonesia.
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID Food, Sis Apik Wijayanto, dalam acara Investor Daily Roundtable bertajuk Menjaga Tata Kelola Pangan Menuju Ketahanan Pangan di Plataran Senayan, Jakarta, Selasa (2/7).
Pada acara tersebut Sis tampil sebagai narasumber bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang dimoderatori mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang juga Komisaris Utama B-Universe.
Baca juga: Mentan Amran: Atasi Cepat Masalah Agar RI Capai Swasembada dan Lumbung Pangan Dunia
“Per tanggal 1 Juli 2024 ID Food telah melakukan penyaluran bantuan pangan stunting tahap 1 sebanyak 243.240 paket dengan jumlah penerima 1.446.089 KRS yang tersebar di Sumatra utara 132.360 KRS, Jawa barat 403.593 KRS, Banten 92.654 KRS, Jawa Timur 374.197 KRS, Sulawesi Barat 20.633 KRS, dan beberapa daerah lainnya,” jelasnya.
Untuk menyalurkan dua jenis pangan tersebut, lanjut Sis, pihaknya bekerja sama dengan 1.883 peternak ayam broiler rakyat dan 6.895 peternak ayam petelur rakyat.
Lebih lanjut, mantan bankir tersebut juga menjelaskan BUMN yang dipimpinnya itu memiliki enam pabrik gula yang berlokasi di Jawa Barat dan Jawa Timur dengan total produksi gula sekitar 262 ribu ton per tahun.
Baca juga: Lewat ASEAN Sugar Alliance 2024 Pelaku Industri Gula Bisa Kolaborasi Lintas Negara
Ia memaparkan musim giling 2024 di pabrik gula ID Food berikut luas area pabrik dan target produksi di setiap pabrik.
“ID secara resmi telah memulai musim giling tahun 2024. Di Pabrik Gula (PG) Rajawali I terdiri dari PG Rejo Agung Baru pada 14 Mei lalu mulai menggiling dengan target produksi 55.087 ton, kemudian PG Krebet baru (20 Mei) dengan target 130.900 ton,” jelas Sis lagi.
Kemudian di Pabrik gula Candi Baru (15 Mei) dengan target produksi 30.600 ton, dan pabrik gula Rajawali II yang terdiri dari PG Tersana Baru 29.000-an ton dan PG Jatitujuh 39.539 ton.
Baca juga: ID FOOD - NFA Berkolaborasi Kembangkan Pangan Lokal
Seusai menyampaikan masalah seputar pangan, Mentan Amran dan Sis Apik pun dihujani pertanyaan dan beberapa usulan dari para undangan. Mulai dari masalah impor kedelai, susu, daging, ikan, gula, dan lainnya.
Rendemen gula
Terkait rendemen gula atau kadar kandungan gula di dalam tebu yang diproduksi oleh ID Food, Sis mengatakan, pada 2023 mencapai 7,36% atau meningkat jika dibandingkan pada 2022, yakni 6,5%.
“Mudah-mudahan kita terus melakukan inovasi termasuk perbaikan mesin juga mengenai supply chain-nya,” katanya setelah selesai acara diskusi.
Berdasarkan data ID Food, produktivitas dan rendemen ID Food berada di atas rata-rata nasional, yakni sebesar 1,3% dan 6,5%. Sementara, ID Food rata-rata memberikan kontribusi gula di Indonesia sebesar 12%.
Sis mengatakan pihaknya terus mengoptimalisasikan sistem informasi geografis yang digunakan untuk pemetaan wilayah. Tujuannya tidak lain untuk meningkatkan rendemen gula yang pada akhirnya akan menyejahterakan pertanian. (Ros/SG-2)