BADAN Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada 2024, luas panen padi diperkirakan sebesar 10,05 juta hektare (ha) dengan produksi padi sekitar 52,66 juta ton gabah kering giling (GKG).
Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada 2024 diperkirakan sebesar 30,34 juta ton.
Angka besaran luas panen padi pada 2024 itu mengalami penurunan sebanyak 167,25 ribu ha atau 1,64% dibandingkan luas panen padi di 2023 yang sebesar 10,21 juta ha.
Baca juga: Sinergi Penanaman Kelapa dan Padi Gogo Sukses Tambah Pendapatan Petani di Banten
Demikian disampaikan Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Eko Marsoro dalam rilis BPS, Selasa (15/10).
“Produksi padi pada 2024 diperkirakan sebesar 52,66 juta ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 1,32 juta ton GKG atau 2,45% dibandingkan produksi padi di 2023 yang sebesar 53,98 juta ton GKG,” ujarnya.
Sementara produksi beras pada 2024, sambung Eko, untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 30,34 juta ton, mengalami penurunan sebanyak 757,13 ribu ton atau 2,43% dibandingkan produksi beras di 2023 yang sebesar 31,10 juta ton.
Baca juga: Irigasi Perpompaan Cegah Gagal Tanam Padi pada Musim Kemarau di Serang, Banten
Lebih lanjut, Eko menjelaskan, dalam melakukan penyempurnaan penghitungan luas panen dengan menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA), pihaknya sejak 2018 telah bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang sekarang bergabung menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), serta Badan Informasi dan Geospasial (BIG).
Tiga provinsi tertinggi
Eko menambahkan, produksi padi tertinggi pada 2024 terjadi di April. Sementara produksi padi terendah di Januari. Produksi padi pada April 2024 yaitu 9,34 juta ton GKG, sedangkan produksi padi pada Januari 2024 sebesar 1,52 juta ton GKG.
“Tiga provinsi dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2024 adalah Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sementara, tiga provinsi dengan produksi padi terendah yaitu Provinsi Papua Pegunungan, Kepulauan Riau, dan Papua Barat Daya,” jelasnya.
Baca juga: Kajian NFA-BPS: 68 kabupaten/kota di Indonesia Masih Rentan Rawan Pangan
Meskipun ketiga provinsi tersebut masih tertinggi pencapaian produksi padinya, menurut BPS, penurunan produksi padi yang cukup besar di tahun ini juga terjadi di beberapa wilayah sentra produksi padi di provinsi tersebut.
Di sisi lain, terdapat beberapa provinsi yang mengalami peningkatan produksi padi cukup besar, misalnya Provinsi Aceh, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat. (SG-1)