PROGRAM inovatif yang digagas oleh Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan, yakni tumpang sisip kelapa dengan padi gogo, diharapkan mampu menjadi solusi strategis bagi peningkatan pendapatan petani.
Dengan target awal untuk mengembangkan 3.496 hektare lahan di Kecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak, Banten, program tumpang sisip berhasil mencapai 5.285 hektare atau melampaui target hingga 151%.
Keberhasilan program tumpang sisip kepala dan padi menjadi sinyal positif bagi upaya peningkatan produksi pangan dan menunjukkan efektivitas sistem tumpang sisip dalam pertanian.
Baca juga: Kementan Dorong Program Peremajaan Sawit Rakyat dengan Inovasi Tumpang Sari Padi Gogo
Program ini juga mencerminkan semangat kemandirian petani dalam mendukung peningkatan kesejahteraan dan produksi pertanian.
Gerakan Tanam Bersama
Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, bersama Dinas Pertanian setempat dan petani, melaksanakan gerakan tanam kelapa dan padi gogo di Desa Ciakar, Kecamatan Gunung Kencana, Lebak, Banten.
Menurut Heru, terdapat 100 hektare pengembangan kelapa yang didanai oleh Ditjen Perkebunan, memanfaatkan musim hujan untuk menanam padi gogo di sela-sela pohon kelapa.
Dengan demikian, petani dapat memperoleh hasil dari padi sambil menunggu kelapa berbuah.
"Kami harap program ini bisa membantu petani tetap mendapatkan hasil, meski kelapa belum berproduksi," ujar Heru.
Baca juga: Kementan dan KUD Telagasari Kalsel Lakukan Peremajaan Sawit dan Tumpang Sari Padi Gogo
Peran Aktif Kelompok Tani
Kelompok Tani Citra Tani di Desa Ciakar berperan aktif dalam mendukung program ini. Mereka secara efektif memanfaatkan lahan untuk budidaya padi gogo di sela-sela pohon kelapa.
Ketua Kelompok Tani, Dedi, mengungkapkan rasa syukur atas bantuan yang diberikan pemerintah. Ia berharap agar pemerintah juga dapat membantu menyediakan pasar untuk hasil panen mereka.
Dedi menjelaskan bahwa lahan yang mereka gunakan merupakan lahan milik Perhutani, dan melalui kerjasama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), mereka diizinkan memanfaatkan lahan tersebut.
Kolaborasi ini tidak hanya mendukung pertanian tetapi juga menjaga kelestarian hutan.
Sinergi dengan Perhutani
Aris dari Perum Perhutani menyatakan dukungan penuh terhadap program ini, menekankan bahwa kerja sama dengan masyarakat setempat dan LMDH telah berjalan lancar selama bertahun-tahun.
Kolaborasi ini memungkinkan pemanfaatan lahan secara berkelanjutan dan aman.
Baca juga: Genjot Produksi Padi, Kementan Tanam Padi Gogo di Lahan Sawit Muara Enim
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Lebak, Rahmat, menegaskan potensi besar di Kecamatan Gunung Kencana yang memiliki 25 hektare perkebunan, dengan potensi pengembangan 10 hektare lagi.
Ia menyatakan harapan agar sinergi antara pemerintah daerah, provinsi, dan pusat dapat terus diperkuat.
Potensi Pengembangan ke Depan
Program tumpang sisip ini juga mendapatkan dukungan dari Provinsi Banten, dengan luas areal kelapa mencapai 78 hektare.
Benih padi gogo yang digunakan merupakan varietas unggul IPB 9G yang cocok untuk lahan kering dan memiliki potensi produksi hingga 13 ton per hektare.
Program ini diproyeksikan bisa dilakukan dua kali tanam dalam setahun, meningkatkan hasil pertanian di wilayah tersebut.
Heru Tri Widarto juga menjelaskan bahwa Kabupaten Lebak memiliki prospek luar biasa, tidak hanya dalam produksi padi dan kelapa, tetapi juga komoditas lain seperti sawit, gula aren, dan kopi.
Keberadaan berbagai tanaman perkebunan ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Dengan sinergi yang terus berjalan antara pemerintah, masyarakat, dan Perhutani, program ini diharapkan menjadi motor penggerak peningkatan produksi pangan dan kesejahteraan petani di masa depan. (SG-2)