DIREKTORAT Jenderal (Ditjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Koperasi Unit Desa (KUD) Gajah Mada, Desa Telagasari, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melakukan peremajaan sawit rakyat (PSR) dan tumpang sari padi gogo, Rabu (24/4).
“Alhamdulillah, telah dilaksanakan kick off penanaman perdana program peremajaan sawit rakyat jalur kemitraan dan tumpang sari padi gogo di Provinsi Kalsel. Kami sangat berharap ini dapat membangun sinergi positif seluruh pihak dalam mendukung secara konkret akselerasi program PSR,” kata Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Ardi Praptono, seperti dikutip ditjenbun.pertanian.go.id, Sabtu (27/4).
Mewakili Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun), ia mengatakan, pihaknya terus memacu produksi dan produktivitas kelapa sawit rakyat dengan penggantian tanaman tidak produktif melalui PSR, sekaligus mengajak petani sawit ikut berkontribusi aktif melakukan tanam padi gogo di lahan perkebunan.
Baca juga: Terapkan Tumpang Sari, Kementan Gencarkan Tanam Padi Gogo di Perkebunan Kelapa Sawit
Program tersebut, lanjut Ardi, sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman agar Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) turut berupaya mendukung keberhasilan pelaksanaan Optimalisasi Lahan Rawa, Pompanisasi Lahan Tadah Hujan, dan Tumpang Sisip Padi Gogo Tahun Anggaran 2024.
Seperti diketahui, Ditjenbun bertanggungjawab menyiapkan lahan perkebunan dan calon petani calon lokasi (CPCL) penerima kegiatan tumpang sisip padi gogo sebagai upaya penambahan luas tanam padi.
Program PSR, imbuh Ardi, merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan produktivitas serta kualitas sawit melalui penggantian tanaman tidak produktif dengan benih berkualitas lewat penerapan Good Agriculture Practices (GAP).
Baca juga: Antisipasi Darurat Pangan Kementan Maksimalkan Pompanisasi dan PAT Padi Gogo
Sejak 2017, Direktorat Jenderal Perkebunan telah menerbitkan Rekomendasi Teknis seluas 337.647 hektare (ha) untuk 150.770 pekebun, sedangkan untuk provinsi Kalimantan Selatan telah diterbitkan Rekomendasi Teknis seluas 5.989 ha untuk 3.089 pekebun.
“Capaian ini masih perlu terus kita dorong, agar konsistensi pemenuhan produksi bahan baku terus terjaga dan berkelanjutan,” tambahnya.
Dikatakan Ardi, pembangunan perkebunan kelapa sawit diharapkan tidak hanya sekedar meningkatkan produktivitas tetapi diharapkan dapat menyinergikan semua pihak yang terlibat.
Kementan berharap seluruh stakeholder kelapa sawit, khususnya pemerintah daerah, perusahaan perkebunan kelapa sawit, pimpinan perbankan, asosiasi, dan pekebun kelapa sawit dapat bersinergi bahu membahu mendukung dan menyukseskan program PSR agar berjalan optimal.
“Kami berharap perusahaan dan pekebun melalui kelembagaan pekebun dapat melakukan kemitraan yang saling menguntungkan, saling menghargai, saling bertanggungjawab, saling memperkuat, dan saling ketergantungan,” ujar Ardi lagi.
Lebih lanjut, Ardi mengungkapkan pada 2024 ini Indonesia dihadapkan pada fenomena perubahan iklim berkepanjangan (El Nino) sejak tahun lalu dan berpengaruh kepada produksi kelapa sawit Indonesia.
Fenomena alam ini berulang secara periodik dan memiliki dampak yang beragam pada industri sawit. Hal itu diperlukan upaya khusus dan strategis agar secara konsisten dapat mempertahankan produksi kelapa sawit Indonesia dan menjaga ketahanan pangan.
“Kami mengimbau, sekaligus mengajak bapak/ibu untuk mengambil peran dalam mendukung ketahanan pangan kita melalui tumpang sari tanaman pangan (Kesatria) di lahan kelapa sawit dengan tanaman musiman seperti padi gogo. Program Kesatria ini diharapkan dapat tetap menjaga ketahanan pangan kita,” pungkas Ardi. (SG-1)