Pertanian

Akhirnya Warga Distrik Kurik, Merauke, Miliki Persawahan Baru Seluas 1.000 Hektare

Albertus Mahuse, Ketua adat salah satu marga di Kampung Kaliki, Distrik Kurik, menyampaikan bahwa permintaan pembukaan lahan sawah telah diajukan lima tahun lalu. 

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
15 Oktober 2024
Albertus Mahuse, Ketua adat salah satu marga di Kampung Kaliki, Distrik Kurik, menyampaikan bahwa permintaan pembukaan lahan sawah telah diajukan lima tahun lalu. (Ist/Kementna)

SETELAH bertahun-tahun menunggu, warga Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, akhirnya dapat memiliki lahan pertanian padi yang telah lama diimpikan. 

 

Kementerian Pertanian (Kementan) telah mewujudkan harapan mereka dengan mencetak lahan sawah baru seluas 1.000 hektare di wilayah ini.

 

Albertus Mahuse, Ketua adat salah satu marga di Kampung Kaliki, Distrik Kurik, menyampaikan bahwa permintaan pembukaan lahan sawah telah diajukan lima tahun lalu. 

 

Baca juga: Kementan Perluas Pasar Ekspor Unggas ke Timur Tengah

 

"Kami sudah mengajukan dari lima tahun lalu agar lahan ini bermanfaat. Sekarang, pemerintah akhirnya membantu dengan membuka 1.000 hektare lahan, yang terbagi di tiga titik," ungkap Albertus.

 

Dari total lahan yang siap dibuka, 200 hektare sudah mulai dikelola masyarakat setempat. 

 

"Kami sepakat untuk membuka persawahan. Saat ini, 200 hektare sudah siap dikelola, sementara 700 hektare lainnya sedang dalam proses, dan 100 hektare terletak di bagian tengah," lanjut Albertus.

 

Meskipun lahan ini sementara akan dikelola oleh warga sendiri, Albertus mengakui bahwa mengingat luasnya lahan, ada kemungkinan sebagian akan disewakan. 

 

"Kalau nanti masyarakat tidak mampu lagi mengelola, sudah ada kesepakatan untuk menyewakan lahan kepada pihak lain yang bisa membantu," jelasnya.

 

Baca juga: DPR Desak Kementan Segera Susun Skema Tepat untuk Distribusi Pupuk Subsidi

 

Untuk mendukung pengelolaan lahan, masyarakat telah mengumpulkan berbagai alat pertanian modern seperti traktor, combine harvester, dan pompa air. 

 

Albertus juga berencana mengajukan permintaan tambahan alat berat seperti ekskavator kepada Kementan untuk mempercepat proses pengolahan lahan.

 

Di sisi lain, Albertus menyadari bahwa kemampuan warga dalam bercocok tanam masih terbatas. 

 

Oleh karena itu, ia berharap agar Kementerian Pertanian terus memberikan pendampingan dan pelatihan kepada masyarakat. 

 

"Kami berharap pemerintah tetap membimbing dan memberikan pelatihan, tidak hanya membantu membuka lahan, tapi juga mendampingi kami dalam pengelolaan ke depannya," harapnya.

 

Baca juga: Kementan dan TNI AL Lakukan Panen Raya Padi dan Jagung di Lampung

 

Upaya mencetak sawah baru ini juga didukung oleh komitmen kuat dari warga Distrik Kurik untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. 

 

Menurut Albertus, tujuan utama dari pembukaan lahan ini adalah untuk menopang kebutuhan ekonomi masyarakat setempat.

 

Sebelum lahan mulai digarap, warga telah menggelar upacara adat untuk meminta restu leluhur. 

 

Baca juga: DPR Minta Kementan Tingkatkan Program untuk Petani Hadapi Kemarau

 

"Kami menggelar ritual adat sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Setelah ritual, pekerjaan di lahan ini berjalan lancar tanpa hambatan," ujar Albertus.

 

Proyek cetak sawah di Kampung Kaliki ini melibatkan lahan milik lima marga, yaitu Marga Mahuze, Kaize, Balagaize, Ndiken, dan Gabze. 

 

Seluruh marga telah menyepakati pembukaan lahan sawah di wilayah ini sebagai langkah untuk mendukung ketahanan pangan daerah.

 

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pemerintah saat ini tengah membangun sarana dan prasarana pertanian, termasuk irigasi dan akses jalan menuju sawah. 

 

"Setiap tahun, jumlah penduduk bertambah 3,5 juta jiwa. Kita harus memastikan kecukupan pangan dengan mencetak sawah baru dan menyediakan lahan pertanian untuk generasi mendatang," ujar Amran.

 

Proyek cetak sawah di Distrik Kurik ini menjadi langkah penting dalam memastikan ketahanan pangan di Indonesia, khususnya di Papua Selatan, yang berpotensi menjadi lumbung padi baru di masa depan. (SG-2)