Soko Persib

Offside? Dedi Mulyadi Umpan Lambung Bonus Pemain Persib Rp400 Juta, KDM: Kalau Kurang, Saya Nambah dari Saku 

Polemik KDM. Bonus Persib Bandung dari ASN dialihkan oleh Dedi Mulyadi menjadi bantuan air bersih untuk warga Karawang yang selama ini kekurangan air bersih.

By Cikal Sundana  | Sokoguru.Id
03 Juli 2025
<p>Bonus Persib Bandung senilai Rp 400 juta hasil patungan ASN Pemprov Jabar resmi dialihkan oleh Dedi Mulyadi untuk mengatasi krisis air bersih yang dialami ratusan warga Karawang. Langkah ini diambil setelah Persib mengembalikan dana tersebut dan Dedi menerima laporan bahwa warga Karawang kekurangan air bersih selama berhari-hari. Foto sokoguru.id.</p>

Bonus Persib Bandung senilai Rp 400 juta hasil patungan ASN Pemprov Jabar resmi dialihkan oleh Dedi Mulyadi untuk mengatasi krisis air bersih yang dialami ratusan warga Karawang. Langkah ini diambil setelah Persib mengembalikan dana tersebut dan Dedi menerima laporan bahwa warga Karawang kekurangan air bersih selama berhari-hari. Foto sokoguru.id.

SOKOGURU, BANDUNG - Di tengah sorotan publik terhadap prestasi Persib Bandung, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengambil keputusan tak biasa yang sontak membuat publik terhenyak bak drama di menit akhir pertandingan. 

Alih-alih menyalurkan dana bonus hasil patungan aparatur sipil negara (ASN) Pemprov Jabar ke klub kebanggaan Jawa Barat itu, Dedi memilih mengubah arah umpan, bonus sebesar Rp 400 juta itu dialihkan untuk menyediakan air bersih bagi warga Karawang yang sedang ‘kehausan’.

Keputusan ini bukan tanpa alasan. Saat Dedi melakukan blusukan, ia mendengar suara-suara lirih dari warga Karawang, terutama para ibu rumah tangga, yang selama bertahun-tahun hanya mengandalkan air hujan. 

"Di Karawang, ada ibu-ibu protes mereka berpuluh-puluh tahun tidak mendapat suplai air bersih. Di satu sisi ada kompleks industri megah menghasilkan puluhan miliar pajak setiap tahun, di sampingnya ada rakyat, 210 rumah hidup dari air hujan," kata Dedi dalam pernyataan resminya pada Kamis, 3 Juli 2025.

Padahal, Pemprov Jabar sejatinya telah menyiapkan dana Rp 700 juta dari APBD 2025 untuk proyek penyaluran air bersih. 

Namun, seperti halnya menunggu hasil VAR, prosesnya memakan waktu karena harus melalui tender. 

Tak ingin warga Karawang menunggu lebih lama seperti suporter menanti gol, Dedi langsung ‘mengeksekusi bola’ dengan menggunakan dana bonus ASN yang dikembalikan oleh manajemen Persib.

Selama sepuluh hari ke depan, enam truk tangki air akan dikerahkan setiap hari ke Karawang untuk memastikan warga tak lagi bergantung pada langit. 

"Tapi saya berpikir gimana caranya uang bisa digunakan untuk pasang paralon. Berapa biayanya? Rp 700 juta, bisa (dikurangi) jadi Rp 500 juta," ujar Dedi, menggambarkan strategi efisiensi bak pelatih menyusun formasi baru.

Baca Juga:

Dedi juga menegaskan bahwa dana bonus untuk Persib ini bukan berasal dari anggaran pemerintah, melainkan murni hasil urunan ASN yang menyumbang secara sukarela. 

Mereka bahkan telah menandatangani pakta integritas, memastikan tak ada “pelanggaran finansial” seperti kartu merah yang tak terlihat.

"Kebetulan saya tanya ke Pak Sekda, kemarin dana bonus buat Persib ada enggak? Kalau ternyata Persib ragu menerimanya, takut uangnya uang tidak halal, gitu," ucap Dedi. 

Ia memahami bahwa manajemen Persib mungkin menjaga reputasi dan etika dalam menerima dana, sehingga ia merasa keputusan mengalihkan dana ini adalah langkah yang lebih bijak dan manusiawi.

Dana sebesar Rp 400 juta itu pun diarahkan penuh untuk pengadaan air bersih. Bagi Dedi, ini adalah “gol kemenangan” untuk kemanusiaan. 

Ia bahkan siap menambahkan dari kantong pribadinya jika dana yang ada belum mencukupi. 

Sebuah sikap yang mengubah pertandingan antara kepentingan popularitas dan kebutuhan rakyat menjadi kemenangan untuk masyarakat kecil.

"Ya sudah, tanya sama ASN-nya, gimana kalau uang itu kita berikan kepada mereka yang membutuhkan air. Dengan uang ini, satu bulan ke depan air mereka ngalir. Lebih manfaat, berapa punya duit? Rp 400 juta. Sudah kasihkan. Nanti kalau kurang, saya nambah dari saku pribadi," pungkas Dedi, seperti memberikan assist terakhir sebelum peluit panjang berbunyi.

Keputusan Dedi Mulyadi ini menjadi momentum penting dalam mengubah arah pembangunan yang lebih pro-rakyat. 

Di tengah sorotan dunia olahraga, ia memberikan pelajaran bahwa kemenangan sejati bukan hanya soal trofi atau euforia stadion, tapi soal hadirnya negara saat rakyat membutuhkan. (*)