Pariwisata

Pasar Baru Bandung: Jejak Sejarah dan Pesona Perbelanjaan Multikultural

Terletak di Jalan Otto Iskandardinata No. 152, Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung, pasar yang kini dikenal sebagai Pasar Baru Trade Center ini memiliki sejarah panjang dan menarik.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
25 Mei 2024

PASAR Baru Bandung, salah satu pusat perbelanjaan ikonik di Kota Bandung, bukan hanya terkenal di kalangan warga lokal tetapi juga mancanegara.

 

Terletak di Jalan Otto Iskandardinata No. 152, Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung, pasar yang kini dikenal sebagai Pasar Baru Trade Center ini memiliki sejarah panjang dan menarik.

 

Sejarah Pasar Baru, sebagaimana dilansir situs Pemkot Bandung, mencerminkan keragaman budaya dan dinamika perdagangan di masa lampau.

 

Pada zaman dahulu, pasar ini menjadi tempat favorit bagi para saudagar pribumi, Arab, dan China untuk berjualan.

 

Baca juga: Jejak Sejarah Jalan Braga, Kota Bandung: Antara Kemegahan dan Asal-Usul Nama

 

Pasar Baru menawarkan berbagai macam barang, khususnya sandang dengan harga terjangkau dan eksklusif, menjadikannya destinasi belanja yang menarik bagi banyak kalangan.

 

Pada masa penjajahan Belanda, Bandung menjadi pusat perdagangan yang ramai. Pedagang dari berbagai daerah seperti Tasikmalaya, Garut, Cirebon, Banten, Pekalongan, hingga Palembang, berbondong-bondong mengadu nasib di kota ini.

 

Kawasan Pasar Baru dibangun untuk menggantikan pasar daerah Pecinan yang didirikan pada tahun 1884.

 

Kisah Munanda, Seorang Muslim Tionghoa

 

Pasar Baru juga memiliki kaitan dengan sejarah tragis dan heroik, seperti insiden pembakaran Pasar Ciguriang pada 30 Desember 1842 oleh Munanda, seorang Tionghoa Muslim dari Kudus yang menetap di Cianjur sebelum pindah ke Bandung.

 

Munanda, yang pernah bekerja sebagai residen di Begel, membalas dendam dengan membakar pasar tersebut setelah merasa dikhianati dan disiksa oleh atasannya.

 

Saat menyusuri Pasar Baru, pengunjung akan menemukan jalan-jalan yang dinamai sesuai dengan para saudagar pribumi terkenal, seperti Dulatip, Tamim, Alkateri, Ence Aziz, dan Durman.

 

Baca juga: Pemkot Perlu Didorong untuk Kembalikan Bandung sebagai ‘Kota Kembang’

 

Nama-nama ini diambil bukan dari pahlawan nasional, melainkan dari para pedagang yang pernah berjaya di kawasan ini.

 

Pasar Baru mulai dibangun pada tahun 1906 dengan bangunan yang sebagian besar sudah permanen, terdiri dari jajaran toko di bagian depan dan los-los pasar di bagian belakang.

 

Pada tahun 1930, semakin banyak bangunan permanen yang besar dan bertingkat menghiasi pasar ini.

 

Bahkan, pada tahun 1935, Pasar Baru dianugerahi predikat pasar terbersih dan tertata rapi di Pulau Jawa.

 

Meskipun mengalami kebakaran dan berbagai perubahan, Pasar Baru terus bertransformasi. Pada tahun 1970, pasar ini dibangun ulang dengan gaya yang lebih modern, tanpa menghilangkan kesan tradisionalnya.

 

Pada tahun 2001, Pasar Baru kembali direnovasi menjadi konsep modern dengan toko-toko bertingkat yang menjual berbagai macam barang, tidak hanya bahan pangan.

 

Pada 21 Agustus 2003, Pasar Baru Trade Center diresmikan, menandai era baru bagi pusat perbelanjaan ini. Meski suasana pasar tradisional mulai memudar,

 

Baca juga: Pemkot Bandung Giat Menata PKL, Kembalikan Kota Bandung sebagai Parisj van Java

 

Pasar Baru tetap menjadi destinasi favorit bagi warga Bandung dan wisatawan untuk berburu barang-barang unik dengan harga bersahabat. (SG-2)