Pariwisata

Jejak Sejarah Jalan Braga, Kota Bandung: Antara Kemegahan dan Asal-Usul Nama

Sementara itu, asal muasal nama "Braga" sendiri memunculkan beragam versi. Ada yang menyebutnya berasal dari nama seorang penulis naskah drama, Theotila Braga.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
06 Mei 2024
Pada awalnya, Jalan Braga hanya sebuah jalan kecil ini terletak di depan pemukiman yang sunyi, dikenal dengan nama "Jalan Culik" karena kondisinya yang cukup rawan. (Ist/Wikipedia)

MENGULAS kembali masa lalu Jalan Braga, Kota Bandung, adalah menyusuri jalan yang penuh dengan sejarah dan warna.

 

Pada awalnya, jalan kecil ini terletak di depan pemukiman yang sunyi, dikenal dengan nama "Jalan Culik" karena kondisinya yang cukup rawan. Di masa itu, juga dikenal sebagai Jalan Pedati (Pedatiweg) pada awal abad ke-20.

 

Namun, segalanya berubah ketika usahawan-usahawan, terutama dari Belanda, membangun toko-toko, bar, dan tempat hiburan di sepanjang jalan ini.

 

Baca juga: Serunya 'Nyeni di Braga' Bersama Disbudpar Kota Bandung: "Ngejam Bareng dan Seru-seruan"

 

Jalan Braga menjadi pusat kegiatan ekonomi dan hiburan di Kota Bandung. Pada dasawarsa 1920-1930-an, kehadiran toko-toko dan butik pakaian dengan gaya dari Paris, Prancis, semakin menambah daya tariknya.

 

Dibangunnya bangunan-bangunan megah seperti Societeit Concordia dan Hotel Savoy Homann semakin mengangkat kemegahan dan keramaian di sekitar Jalan Braga.

 

Namun, dengan popularitasnya, muncul juga sisi gelap dengan maraknya hiburan malam dan kawasan lampu merah, yang membuat Jalan Braga dikenal di kalangan turis.

 

Baca juga: 'Braga Beken' Bangkitkan Semangat Wisata dan Kewirausahaan Lokal di Kota Bandung

 

Tak heran, istilah "kota kembang" pun mulai melekat pada Bandung, sehingga masyarakat pun memberikan peringatan kepada turis agar membawa istri saat mengunjungi kota ini.

 

Sehingga perhimpunan masyarakat Bandung saat itu membuat selebaran dan pengumuman bertuliskan: "Para Tuan-tuan Turis sebaiknya tidak mengunjungi Bandung apabila tidak membawa istri atau meninggalkan istri di rumah".

 

Di beberapa daerah dan kota-kota yang berdiri serta berkembang pada masa Hindia Belanda, juga dikenal nama jalan-jalan yang dikenal seperti halnya Jalan Braga di Bandung.

 

Misalnya, Jalan Kayoetangan di Kota Malang yang juga cukup termasyhur dikalangan para turis terutama dari negeri Belanda juga Jalan Malioboro di Yogyakarta dan beberapa ruas jalan di Jakarta. 

 

Namun sayangnya nama asli jalan ini tidak dipertahankan atau diubah dari nama sebelumnya yang dianggap populer seperti halnya Jalan Kayoetangan di kota Malang diganti menjadi Jalan Basuki Rahmat.
 

 

Asal Usul Nama "Braga"

 

Sementara itu, asal muasal nama "Braga" sendiri memunculkan beragam versi. Ada yang menyebutnya berasal dari nama seorang penulis naskah drama, Theotila Braga.

 

Catatan lain mengungkapkan atau sangat mungkin berasal dari kata "Bragi" dalam mitologi Jerman yang merujuk pada dewa puisi.

 

Versi lain menyebut bahwa "braga" bisa mengacu pada kata dalam sastra Sunda yang berarti jalan di tepi sungai, yang sesuai dengan lokasi Jalan Braga yang berada di tepi Sungai Cikapundung.

 

Baca juga: Sukseskan 'Free Vehicle' pada Sabtu-Minggu, Jalan Braga, Bandung, Dibenahi dan Berdandan

 

Jejak legendaris Jalan Braga, dengan segala kemegahannya dan misteri asal-usul namanya, terus menjadi daya tarik yang tak lekang oleh waktu bagi warga Bandung dan para pengunjung dari berbagai penjuru. (SG-2)