LABUAN Bajo, salah satu Destinasi Super Prioritas (DPSP) di Indonesia, menjadi fokus evaluasi protokol keamanan dan keselamatan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).
Workshop bertajuk "Evaluasi dan Implementasi Protokol Keamanan dan Keselamatan di DPSP Labuan Bajo" digelar pada Selasa (28/5) di Kantor Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).
Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf/Baparekraf, Fadjar Hutomo, menegaskan bahwa kolaborasi ini bertujuan meningkatkan persepsi keselamatan dan keamanan berwisata bagi wisatawan di Labuan Bajo.
Baca juga: Kemenparekraf Minta Jangan Terjadi Lagi Kasus Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo
“Pelayanan dan kepercayaan wisatawan harus terus ditingkatkan,” kata Fadjar Hutomo sebagaimana dilansir situs Kemenparekraf, Rabu malam (29/5).
Namun, Labuan Bajo masih dihadapkan pada isu keselamatan yang serius, salah satunya adalah kecelakaan kapal wisata. Insiden ini dapat mempengaruhi minat wisatawan untuk berkunjung.
Oleh karena itu, diperlukan manajemen keamanan dan keselamatan yang komprehensif, mulai dari promotif hingga rehabilitatif, melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
“Tindakan promotif bisa dilakukan dengan memberikan pelatihan khusus tentang langkah-langkah keamanan dan keselamatan kepada pemandu wisata lokal dan masyarakat setempat,” jelas Fadjar.
Baca juga: Promosikan Labuan Bajo, Kedubes RI Ikut Pemeran Pariwisata ke-45 di Beograd, Serbia
Ia berharap workshop ini mampu memperkuat pemahaman semua pihak tentang pentingnya ekosistem pariwisata yang terintegrasi serta manajemen krisis kepariwisataan daerah.
Direktur Kesiapsiagaan Basarnas, Noer Isroedin, menekankan perlunya peningkatan kesadaran kolektif terhadap kondisi kedaruratan di destinasi pariwisata.
“Kami berkolaborasi untuk menyusun dokumen protokol keamanan dan keselamatan di destinasi super prioritas,” ujar Noer.
Baca juga: Dukung Perekonomian Lokal, ASDP Terus Bina UMKM Daerah Labuan Bajo
Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Barat, Fransiskus S. Sodo, mengapresiasi kerja sama antara Kemenparekraf dan Basarnas.
“Ini menunjukkan pentingnya melibatkan stakeholder daerah dan pembagian peran masing-masing,” katanya.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto, juga menyoroti pentingnya sinergi dalam penerapan protokol keamanan dan keselamatan.
“Sinergi antar-stakeholder adalah kunci dalam implementasi protokol ini,” tambahnya.
Meskipun upaya ini patut diapresiasi, kritikus menyarankan agar evaluasi dan implementasi ini tidak hanya bersifat seremonial tetapi juga menghasilkan perubahan nyata di lapangan.
"Workshop dan pelatihan harus diikuti dengan pemantauan dan penegakan protokol secara konsisten," kata seorang pengamat pariwisata.
Tanpa tindakan yang nyata dan berkelanjutan, isu keselamatan di Labuan Bajo akan tetap menjadi bayang-bayang yang mengancam sektor pariwisata yang sedang berkembang ini. (SG-2)