Pariwisata

Kemenparekraf Minta Jangan Terjadi Lagi Kasus Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo

Kapal Phinisi Sea Safari 7 berlayar sesuai Surat Persetujuan Berlayar yang diterbitkan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), yang digunakan para wisata mengalami kebakaran..

By Kang Deri  | Sokoguru.Id
07 Mei 2024
Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan kapal-kapal wisata perlu antipasi dan upaya pencegahan insiden kebakaran atau kecelakaan. (Ist/Kemeparejraf)

SEBAGAI destinasi pariwisata super prioritas, otorita pengelola wisata Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) diminta menegakkan regulasi dan standardisasi keselamatan untuk kapal-kapal yang beroperasi.

 

Dalam mewujudkan upaya tersebut, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan instansi terkait seperti Kementerian Perhubungan dan otoritas maritim.

 

Kerja sama tersebut untuk memastikan bahwa regulasi dan standar keselamatan kapal wisata sudah diberlakukan dan ditaati oleh operator kapal wisata guna mencegah dan mengantisipasi terjadinya kebakaran dan kecelakaan menimpa kapal wisata.

 

Baca juga: Dukung Perekonomian Lokal, ASDP Terus Bina UMKM Daerah Labuan Bajo

   

Pada “The Weekly Brief With Sandi Uno” di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (6/5), Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan kapal-kapal wisata perlu antipasi dan upaya pencegahan insiden kebakaran atau kecelakaan. 


 

“Saya garis bawahi ini tidak boleh terjadi lagi insiden serupa yang mengancam keselamatan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara di Indonesia,” ucap Sandiaga sebagaimana dilansir situs Kemenparekraf, Selasa (7/5). 

 

“Oleh karena itu langkah yang kami lakukan adalah penegakan regulasi dan standardisasi keselamatan kapal wisata dan kami akan bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dan otoritas maritim,” jelas Menparekraf. 


 

Insiden Kebakaran Kapal Phinisi Sea Safari 7

 

Menparekraf menjelaskan, Kapal Phinisi Sea Safari 7 berlayar sesuai Surat Persetujuan Berlayar yang diterbitkan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), tetapi penyebab kebakaran masih dalam proses investigasi oleh otoritas yang berwenang.

 

Baca juga: Promosikan Labuan Bajo, Kedubes RI Ikut Pemeran Pariwisata ke-45 di Beograd, Serbia

 

Sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kejadian serupa, Menparekraf mendorong kampanye keselamatan kapal wisata agar terus dilakukan.

 

Hal ini untuk meningkatkan kesadaran terkait kriteria keselamatan yang harus dipenuhi oleh operator kapal wisata dan kesadaran akan pentingnya mematuhi aturan-aturan keselamatan.

 

“Jadi walaupun di luar situasi cuaca, kami akan terus mendorong kampanye keselamatan kapal wisata dengan kriteria keselamatan yang harus dipenuhi dengan lintas lembaga seperti KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), juga TNI AL,” ucap Sandiaga sebagaimana dilansir situs Kemenparekraf, Selasa (7/5).

 

Ia mengimbau para pemilik kapal agar secara konsisten menerapkan aspek dan standar CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment), safety, dan security serta mematuhi semua peraturan yang ada, menyiapkan sistem dan semua fasilitas darurat di kapal.

 

“CHSE ini harus betul-betul dipatuhi tour operator resmi yang nanti dipandu oleh badan otorita,” katanya. 

 

Baca juga; Layanan penerbangan Langsung On Deman di Labuan Bajo akan Diaktifkan

 

“Kami terus melakukan sosialisasi, edukasi, dan kami sampaikan juga bagi rekan-rekan media yang memilih berlibur di Labuan Bajo menggunakan kapal phinisi/kapal wisata untuk live on the board,” papar Sandiaga.

 

Sandiaga juga menyarankan agar memilih kapal secara hati-hati agar tidak terjadi lagi kecelakaan atau insiden serupa, sehingga ke depan semua bisa meningkatkan keselamatan dalam berwisata dan aturan patuhi.

 

Plt. Direktur Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Fransiskus Xaverius Teguh menambahkan, pemilik kapal harus memastikan kelayakan kapal dan selalu siaga dalam menyiapkan cara-cara pencegahan penanganan darurat sebelum berlayar.

 

“Kita harapkan juga semua bisa mematuhi aturan yang ada, sistem atau fasilitas darurat di kapal itu harus benar-benar diperhatikan dan disiapkan termasuk life vest, dan memang kami mendorong bekerja sama dengan KSOP Labuan Bajo,” ujanya.

 

“Agar betul-betul kita optimalkan pemantauan pengecekan kapal sebelum kapal ini dianggap layak atau pantas dioperasikan dalam rangka pelayanan terhadap penumpang,” tegas Frans. 

 

Frans menyampaikan bahwa Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo, Flores juga akan menggelar workshop edukasi peningkatan kapasitas penanganan kecelakaan pada kapal wisata.

 

“Kami laporkan bahwa kami juga akan melakukan pelatihan dan pendalaman, workshop dengan mitra-mitra kami seperti Basarnas dan Komite Transportasi untuk memberikan penguatan dan peningkatan kapasitas agar bisa mendalami atau memastikan penanganan yang lebih sigap, lebih tanggap untuk mengatasi bilamana itu terjadi lagi,” terang Frans. (SG-2)