KEBIJAKAN buka-tutup di Taman Nasional Komodo (TNK) akan diterapkan untuk menguatkan pengelolaan wisata di Indonesia. Strategi tersebut bertujuan menjaga keberlanjutan dan kapasitas pengunjung demi melestarikan ekosistem setempat.
Demikian Kebijakan tersebut diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dalam acara Weekly Brief with Sandiaga Uno yang digelar di Jakarta dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Senin (29/7).
Kebijakan tersebut, lanjutnya, diterapkan untuk mengatur jumlah pengunjung harian agar tidak melebihi 1.200 orang per hari. Langkah tersebut penting guna memastikan wisatawan tidak merusak lingkungan dan menjaga kelestarian habitat komodo serta flora dan fauna lainnya.
Baca juga: Wamenparekraf Buka Komodo Travel Mart 2024 di Labuan Bajo
“Kita harus memastikan keberlanjutan Taman Nasional sebagai destinasi yang mengedepankan aspek pariwisata hijau berkelas dunia. Oleh karena itu, kebijakan buka-tutup ini sangat penting,” ujar Sandiaga.
Lebih lanjut, Menparekraf menjelaskan, kebijakan buka-tutup itu juga memerlukan kesadaran dan partisipasi aktif dari wisatawan untuk menjaga kelestarian Taman Nasional Komodo. Pengunjung diharapkan mematuhi aturan yang berlaku dan berperan serta dalam menjaga kebersihan serta kelestarian lingkungan.
“Kami mengajak semua pihak untuk mendukung kebijakan ini dan bersama-sama menjaga Taman Nasional Komodo agar tetap menjadi destinasi wisata yang indah dan berkelanjutan,” imbuhnya.
Baca juga: Semua Pihak Harus Jaga dan Lestarikan Taman Nasional Komodo
Pariwisata Berkelanjutan
Langkah-langkah strategis tersebut diharapkan membuat Taman Nasional Komodo tetap menjadi daya tarik wisata unggulan Indonesia yang menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Kebijakan buka-tutup itu merupakan bagian dari komitmen Kemenparekraf untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Selain di Taman Nasional Komodo, digitalisasi pembelian tiket wisata juga diterapkan di berbagai destinasi unggulan lainnya seperti Candi Borobudur dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Upaya ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pariwisata Indonesia.
Baca juga: Eco-Lodge Kampus Bambu Komodo Miliki Potensi Ekonomi Berkelanjutan
Platform Siora
Di sisi lain, untuk mendukung kebijakan itu, Kemenparekraf mengembangkan sistem pembelian tiket secara online melalui platform digital bernama Siora. Saat ini, Siora masih dalam tahap uji coba.
Sistem ini diharapkan mempermudah reservasi dan mengurangi antrian di lokasi wisata. Dengan tiket pengunjung bisa mengetahui kapasitas harian yang tersedia dan merencanakan kunjungan mereka dengan lebih baik.
“Digitalisasi ini tidak hanya meningkatkan kualitas layanan, tetapi juga mendukung pengelolaan pengunjung secara lebih efektif dan efisien,” tambahnya. (Fajar Ramadan/ SG-1))