SokoLokal

Wajah Pasar Baru Koto di Bengkulu sebelum Revitalisasi dan Senyum Pedagang Menyambut Penataan Baru

Suasana Pasar Baru Koto Bengkulu kini sepi. Revitalisasi pasar tradisional jadi harapan baru pedagang agar kembali ramai dan ekonomi rakyat bergairah.

By Rizki Laelani  | Sokoguru.Id
09 September 2025
<p>Kondisi Pasar Baru Koto Bengkulu kehilangan hiruk pikuk. Revitalisasi jadi kunci agar pasar tradisional bangkit, pedagang tersenyum, dan pembeli nyaman berbelanja. Foto sokoguru.id/rizki laealni.</p>

Kondisi Pasar Baru Koto Bengkulu kehilangan hiruk pikuk. Revitalisasi jadi kunci agar pasar tradisional bangkit, pedagang tersenyum, dan pembeli nyaman berbelanja. Foto sokoguru.id/rizki laealni.

SOKOGURU, BENGKULU - Di balik meja sederhana, deretan ikan segar tersusun rapi. 

Udara laut masih terasa samar, berpadu dengan aroma khas. Suasana pasar hidup dalam kesibukan pedagang yang tetap tersenyum, meski keringat menetes di wajah mereka.

Seorang ibu berhijab dengan celemek hitam tampak sibuk menata dagangannya. 

Tangannya lincah, sesekali ia menyapa pembeli dengan ramah. Di sampingnya, pedagang lain memotong ikan, menyiapkannya agar siap dibawa pulang. 

Kehidupan di pasar berjalan dengan ritme yang sudah mendarah daging—antara pedagang, ikan segar, dan pembeli yang datang silih berganti.

Pasar bagi mereka bukan sekadar tempat transaksi. Dari setiap ikan yang terjual, dapur keluarga bisa tetap mengepul. 

Dan bagi pembeli, ikan itu akan hadir di meja makan, menjelma dalam semangkuk sup hangat, sambal teri gurih, atau ikan bakar yang menemani makan malam bersama keluarga.

Tak Lagi Bergairah

Di balik bangunan tua yang cat birunya mulai pudar, Pasar Baru Koto di Bengkulu kini menyimpan cerita sepi yang terasa menyayat. 

Dahulu, setiap pagi pasar ini riuh dengan suara tawar-menawar, aroma sayur segar, hingga derap langkah pembeli yang berdesakan. Kini, suasananya jauh berbeda.

Beberapa kios terlihat tutup rapat, sementara sebagian lainnya masih berusaha bertahan dengan pintu setengah terbuka. 

Di depan pasar, hanya ada deretan motor terparkir seadanya, sebuah mobil pick-up hitam, serta genangan air yang membentuk kubangan besar setelah hujan semalam. 

Genangan itu seolah menjadi simbol betapa pasar ini tak lagi bergairah, ditinggalkan oleh hiruk-pikuk pembeli.

Segelintir orang masih tampak melintas—seorang ibu berkerudung ungu dengan kantong belanja kecil di tangannya, seorang pria berjalan santai tanpa tujuan jelas. 

Namun, langkah mereka tak cukup untuk menghidupkan denyut pasar. Ruko-ruko berjejer dengan papan nama kusam, berdiri pasrah seolah menunggu keajaiban agar keramaian kembali.

Pasar Baru Koto kini seperti panggung besar yang kehilangan penontonnya. Sunyi, sepi, tapi tetap berdiri dengan harapan suatu hari hiruk-pikuk dagangannya akan hidup lagi.

Terobosan Walikota Bengkulu

Kini, denyut kehidupan itu bersiap menyambut wajah baru. Penataan Pasar Barukoto I dan Barukoto II segera dimulai. 

Walikota Bengkulu, Dedy Wahyudi, menargetkan pengerjaan rampung pada November 2025.

“Insya Allah groundbreaking dan kita ekspose untuk pasar Barukoto I, Barukoto II termasuk Belungguk Point. Targetnya selesai November,” kata Dedy dikutip sokoguru.id dari laman mediacenter.bengkulukota.go.id pada Selasa, 9 September 2025.

Ia menegaskan, penataan tidak berhenti di Barukoto saja. Tahun berikutnya giliran Pasar Panorama dan Pasar Minggu yang akan dibenahi. 

Pemerintah ingin seluruh pasar di Bengkulu lebih rapi, nyaman, dan menjadi ruang ekonomi yang sehat bagi pedagang maupun masyarakat.

Bagi pedagang seperti ibu-ibu penjual ikan itu, harapan sederhana mereka hanyalah pasar yang bersih, tertata, dan tetap ramai dikunjungi. 

Sebab, di balik senyum dan sapaan ramah mereka, tersimpan ketekunan dan harapan yang menjadi denyut hidup pasar tradisional Bengkulu. (*)