SokoLokal

Lima Fakultas di Universitas Padjadjaran Lahirkan Delapan Guru Besar Baru

Dalam penelitiannya, Prof. Iyan menjelaskan, terbentuknya struktur geologi di Jawa Barat dan Banten berdampak positif secara ekonomis, yaitu minyak, gas bumi.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
20 Agustus 2025
<p>Univesitas Padjadjaran menggelar Pengukuhan bagi Delapan Guru Besar baru Universitas Padjadjaran dari lima fakultas yang diselenggarakan di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Jl. Dipati Ukur 35 Bandung,  Selasa, 19 Agustus 2025. (Dok. Jalasenastri Saprala)<br />
<br />
 </p>

Univesitas Padjadjaran menggelar Pengukuhan bagi Delapan Guru Besar baru Universitas Padjadjaran dari lima fakultas yang diselenggarakan di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Jl. Dipati Ukur 35 Bandung,  Selasa, 19 Agustus 2025. (Dok. Jalasenastri Saprala)

 

SOKOGURU, BANDUNG- Sebanyak delapan guru besar dari lima fakultas di Universitas Padjadjaran (Unpad) dikukuhkan dalam acara Pengukuhan Jabatan Guru Besar Unpad di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Jl. Dipati Ukur No. 35 Bandung. 

Rektor Unpad Prof. Arief S. Kartasasmita membuka acara pengukuhan tersebut yang disiarkan langsung lewat kanal YouTube Unpad,  Selasa, 19 Agustus 2025. Kemudian kata pengantar oleh Ketua Dewan Profesor Prof. Arief Anshory Yusuf, serta diisi dengan pemaparan keilmuan dari guru besar masing-masing.

Delapan Guru Besar tersebut adalah Prof. Dr. Santhy Wyantuti, S.Si., M.Si., dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Prof. Dr. Ir. Johanes Hutabarat, M. Si., Prof. Dr. Ir. Iyan Haryanto, M.T., dan Prof. Dr. Eng. Budi Muljana, S.T., M.T., dari Fakultas Teknik Geologi, Prof. Ir. Noor Istifadah, M.C.P., Ph.D., dari Fakultas Pertanian, Prof. Dr. Muhamad Amirulloh, S.H., M.H., dan Prof. Dr. Maret Priyanta, S.H., M.H., dari Fakultas Hukum, serta Prof. Dr. Susi Yuliawati, S.S., M. Hum dari Fakultas Ilmu Budaya. 

Guru Besar bidang Elektroanalisis Prof. Santhy Wyantuti menyampaikan paparan keilmuan berjudul Desain Eksperimen Elektroanalisis untuk Deteksi Logam Tanah Jarang: Pendekatan Inovatif dalam Karakterisasi Material. 

Baca juga: Delapan Guru Besar Universitas Padjadjaran Dikukuhkan

Menurutnya, desain eksperimen terbukti meningkatkan performa elektroanalisis untuk deteksi logam tanah jarang. Untuk itu, ia mengusulkan penggunaan material elektroda yang lebih stabil dan pengoptimalan teknik analisis untuk meningkatkan keandalan hasil, sehingga penelitian dapat memberikan data yang lebih akurat dan reprodusibel. 

“Penelitian ini membuka peluang untuk mengeksplorasi material elektroda yang lebih inovatif dan memiliki performa lebih baik. Selain itu, integrasi teknik elektroanalisis dengan metode analisis lain, seperti spektroskopi, dapat memberikan hasil yang lebih komprehensif dan memperluas aplikasi teknologi ini,” ujar Prof. Santhy, seperti dikutip Kanal Media Unpad.

“Dengan terus mengembangkan inovasi, kami yakin teknologi ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi ilmu pengetahuan dan industri,” imbuhnya.

Baca juga: 100 Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad Serukan Evaluasi Menkes, Pendidikan Kedokteran Terancam!

Sementara Guru Besar bidang Ilmu Petrogenesa Batuan Magmatik-Volkanik Prof. Johanes Hutabarat menyampaikan paparan keilmuan berjudul Petrogenesis sebagai Alat Bantu Fundamental: Menyingkap Rahasia Ruang Magma untuk Memahami Dinamika Kebumian. 

Ia menjelaskan secara harfiah, petrogenesis adalah studi tentang asal-usul, pembentukan, dan evolusi batuan, khususnya batuan beku. Dengan memahami petrogenesis, lanjutnya, tidak hanya bisa mengidentifikasi nama batuan, tetapi juga mampu merekonstruksi lingkungan tektonik purba, melacak jejak cadangan mineral berharga, hingga berkontribusi dalam mitigasi bencana geologi. 

“Ke depan, tantangan studi kebumian akan semakin kompleks. Riset petrogenesis di masa depan akan bergerak menuju integrasi multidisiplin yang lebih erat,” ujar Prof. Johanes.

Baca juga: Enam Program Studi Fakultas Pertanian Unpad Raih Akreditasi Internasional ASIIN

“Penggabungan data geokimia presisi tinggi dengan teknik pembelajaran mesin akan memungkinkan kita mengidentifikasi pola-pola tersembunyi dalam dataset yang besar. Pemodelan termodinamika yang disimulasikan dengan supercomputer akan membantu kita memvisualisasikan proses di dalam dapur magma secara lebih realistis,” imbuhnya.

Berikutnya Guru Besar Ilmu Pengendalian Biologi Penyakit Tanaman, Prof. Ir. Noor Istifadah, M.C.P., Ph.D. Ia menyampaikan paparan keilmuan berjudul Pemanfaatan Mikrob dan Bahan Organik untuk Pengendalian Penyakit Tanaman Sayuran secara Ramah Lingkungan. Prof. Noor menjelaskan kombinasi mikrob dengan bahan organik mampu memberikan efek pengendalian lebih konsisten, sehingga layak dikembangkan sebagai teknologi tepat guna untuk petani. 

“Pengendalian biologi merupakan salah satu komponen dalam pengendalian secara terpadu. Oleh karena itu, untuk mendapatkan efek perlindungan tanaman yang optimal, pengendalian biologi perlu diintegrasikan dengan berbagai cara pengendalian yang kompatibel seperti pengendalian secara mekanis, fisik, serta kultur teknis, guna mendukung sistem pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” jelasnya.

Masih di acara yang sama, Guru Besar bidang Ilmu Hukum Kekayaan Intelektual, Prof. Dr. Muhamad Amirulloh, S.H., M.H., menyampaikan paparan keilmuan yang berjudul Penguatan Pelindungan Kekayaan Intelektual Bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Di Era Transformasi Digital. 

Ia menjelaskan upaya yang mencakup pada aspek budaya hukum, substansi hukum, struktur hukum, perlu dilakukan dalam pelindungan kekayaan intelektual yang komprehensif dari hulu ke hilir, sehingga manfaatnya dapat terasa bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Pelindungan kekayaan intelektual perlu segera diarahkan pada upaya untuk mewujudkan nilai ekonomi dengan keterlibatan aktif berbagai sektor terkait serta para pemangku kepentingan, sehingga kekayaan intelektual benar-benar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Prof. Amirulloh. 

Di sisi lain, Guru Besar bidang Hukum Tata Ruang, Prof. Dr. Maret Priyanta, S.H., M.H., menyampaikan paparan keilmuan yang berjudul Penguatan Paradigma Penataan Ruang dan Peran Hukum dalam Pembangunan Untuk Mewujudkan Keadilan Lingkungan Lintas Generasi. Menurutnya, penguatan paradigma tata ruang sebagai dasar dalam kegiatan pemanfaatan ruang perlu didorong menjadi politik hukum nasional supaya pemanfaatan ruang tidak semata-mata memperhatikan potensi sumber daya alamnya saja, tetapi juga Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), visi, politik hukum, serta kearifan lokal daerah.

“Hukum dalam pembangunan juga penting untuk memelihara ketertiban, keteraturan, dan kepastian hukum yang melampaui dimensi waktu tertentu. Namun, sekaligus memberi ruang gerak bagi terjadinya perubahan. Maka sesungguhnya hukum harus berdiri di depan sebagai panglima, menunjukan arah bagi terselenggaranya proses pembangunan nasional secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan,” jelas Prof. Maret. 

Beri dampak yang positif secara ekonomis

Lebih lanjut, Guru Besar bidang Ilmu Geologi Struktur, Prof. Dr. Ir. Iyan Haryanto M.T, menyampaikan paparan keilmuan berjudul Struktur Geologi Di Pulau Jawa Bagian Barat. 

Dalam penelitiannya, Prof. Iyan menjelaskan, terbentuknya struktur geologi di Jawa Barat dan Banten memberikan dampak positif secara ekonomis, yaitu sebagai perangkap minyak dan gas bumi. 

Selain itu, keberadaan struktur patahan dan struktur kekar di kawasan tersebut menjadi tempat terakumulasinya sisa cairan magma yang mengandung mineral logam, seperti emas, perak, tembaga, dan mineral logam yang lainnya. 

Namun, keberadaan struktur geologi tersebut juga dapat memberikan dampak negatif. 

“Keberadaan struktur geologi di Jawa Barat dan Banten menjadi penyebab sering terjadi gempa bumi dangkal yang umumnya bersifat merusak dan sebagai penyebab kestabilan lahan di suatu daerah menjadi menurun, misalnya sering terjadi gerakan tanah, longsor, jatuhan batu, dan lain sebagainya,” jelasnya. 

Di lain pihak, Guru Besar bidang Ilmu Geologi Sejarah Prof. Budi Muljana menyampaikan paparan keilmuan berjudul Membaca Waktu Geologi: Peran Geologi Sejarah dalam Membedah Masa Lalu Bumi untuk Menjawab Tantangan Masa Depan. 

Ia menyampaikan memahami masa lalu bumi bukanlah sebuah eskapisme akademis, melainkan sebuah kebutuhan strategis untuk masa depan. Sumber energi fosil adalah produk dari proses geologi sejarah yang spesifik. 

Pemahaman mendalam tentang lingkungan pengendapan purba, cekungan sedimen, dan sejarah termal adalah kunci untuk menemukan dan mengelola cadangan energi ini secara bijaksana. 

Eksplorasi Migas konvensional dan nonkonvensional, menurutnya, sangat digiatkan untuk menjaga ketahanan energi. 

“Bumi berbicara kepada kita melalui bahasanya sendiri: bahasa batuan, fosil, dan waktu. Geologi Sejarah adalah tata bahasa untuk memahami pesan-pesan tersebut. Pesan tentang kerapuhan eksistensi, tentang perubahan yang tak terhindarkan, dan tentang ketahanan hidup yang luar biasa. Ilmu yang kita gali dari kedalaman masa lalu harus kita jadikan lentera untuk menerangi jalan di masa depan,” tambah Prof. Budi. 

Sedangkan Guru Besar bidang Linguistik Korpus Prof. Susi Yuliawati menyampaikan paparan keilmuan yang berjudul Data Bicara, Wawasan Terbuka: Kontribusi Linguistik Korpus untuk Peradaban Digital Indonesia. 

Ia menjelaskan korpus dan linguistik korpus telah memungkinkan para peneliti untuk mengecek intuisi, menguatkan interpretasi, memperkuat klaim, dan tentunya menjelaskan bahasa dengan keyakinan yang lebih tinggi. 

Data korpus juga dirancang untuk digunakan dalam bidang ilmu lainnya yang menggunakan data bahasa dan penelitian terapan, seperti pembuatan mesin translasi dan pengembangan artificial intelligence (AI) karena menjadi bahan baku utama untuk dipelajari oleh sistem. 

“Ruang untuk mengembangkan linguistik korpus di Indonesia masih terbuka luas dan memiliki peran strategis untuk membangun peradaban digital di Indonesia yang inklusif, berbudaya, dan berkelanjutan,” ujarnya. 

Dengan lebih dari 700 bahasa daerah yang ada dan dinamika sosial budaya yang kompleks, Prof. Susi mengatakan, pendekatan linguistik berbasis data korpus dapat menjadi pondasi untuk penguatan identitas nasional, literasi digital, dan inovasi teknologi bahasa. (SG-1)