SOKOGURU, HALMAHERA BARAT- Dalam memperkuat hilirisasi perkebunan dan mewujudkan ketahanan pangan hingga timur Indonesia, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mempercepat aksi nyata.
Sebagai bagian dari langkah strategis tersebut, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementan RI, Abdul Roni Angkat, meninjau langsung ke Unit Pengolahan Hasil (UPH) sagu di Desa Susupu, Kecamatan Ibu Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Senin, 4 Agustus 2025.
UPH yang merupakan bantuan Kementan pada 2022 itu memiliki kapasitas produksi sebesar 350 kilogram (kg) tepung sagu per hari.
Baca juga: Wamentan Sudaryono: Tingkatkan Daya Saing Pertanian Lewat Penguatan Riset, Inovasi, dan Modernisasi
“UPH sagu ini menjadi bukti bahwa sumber daya lokal seperti sagu bisa dikelola secara produktif dan ekonomis. Dengan harga pasar saat ini mencapai Rp15.000 per kg, UPH ini bernilai ekonomi yang tinggi sehingga berkontribusi signifikan terhadap pendapatan masyarakat serta mendukung ketahanan pangan berbasis kearifan lokal,” katanya seperti dikutip keterangan resmi Kementan Selasa, 5 Agustus 2025.
Selain itu, sambung Roni, Kementan juga terus memastikan ketersediaan benih unggul untuk mendukung produksi komoditas perkebunan. Salah satunya dengan meninjau penangkaran benih pala di Maluku Utara. Penangkaran tersebut telah memproduksi sekitar 450 ribu batang pala varietas unggul Ternate 1. Sebanyak 69 ribu batang telah memperoleh sertifikat mutu benih (SMB).
Baca juga: Kementan Perkenalkan Inovasi Terbaru pada Inside di INAGRITECH
“Sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, penguatan hilirisasi subsektor perkebunan harus dimulai dari hulu, salah satunya dengan memastikan ketersediaan benih unggul. Dibutuhkan benih yang berkualitas dan bersertifikat untuk produksi dan produktivitas yang optimal, serta mendorong produk bernilai tambah," imbuh Roni.
Ia juga menegaskan bahwa kunjungan ke penangkaran benih dilakukan untuk memastikan kualitas benih yang akan digunakan tetap terjaga dan sesuai standar. Hal ini sebagai fondasi penting dalam memperkuat hilirisasi komoditas perkebunan.
“Kesiapan penangkaran ini menjadi fondasi penting dalam pengembangan kawasan perkebunan pala yang lebih luas di Maluku Utara," terangnya.
Baca juga: Kelapa Indonesia Lagi Diminati Dunia, Kementan dan Kopek Bersepakat Pacu Hilirisasi Industri Kelapa
Selain itu, Roni dan jajaran Kementan juga melakukan monitoring terhadap bantuan UPH kelapa tahun 2024 di Desa Bobanehena, Kecamatan Jailolo. Sementara itu, Ketua Kelompok Tani, Syarif, mengatakan, unit itu mampu memproduksi hingga 50 liter minyak kelapa per hari dengan kebutuhan bahan baku sebanyak 10 butir kelapa per liter. Harga jual minyak kelapa lokal saat ini berada di kisaran Rp30.000 per liter.
“Produk kami masih dijual untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Namun ke depan, kami berharap bisa menjangkau pasar yang lebih luas," ungkapnya optimistis.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa swasembada pangan merupakan program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Untuk itu, pemerintah terus mendukung penguatan sektor pertanian di berbagai daerah dengan memanfaatkan keunggulan komparatif wilayah masing-masing.
“Saat ini Presiden fokus pada pertanian untuk mewujudkan program prioritas swasembada pangan. Kita harus mendukung keunggulan tiap daerah dan membagi peran sesuai kompetensi serta potensi masing-masing,” ujar Mentan Amran. (SG-1)